Facebook Bohong soal Jumlah Konten "Hate Speech" yang Dihapus?

- Facebook diduga berbohong soal jumlah konten hate speech/ujaran kebencian yang berhasil dihapus dari platformnya.
Facebook sendiri menggunakan kombinasi teknologi keceradasan buatan (AI) dan review manusia untuk memerangi ujaran kebencian.
Facebook bahkan mengklaim hampir semua (98 persen) konten hate speech yang dihapus berhasil dideteksi lebih dulu oleh teknologi AI Facebook, sebelum dilaporkan oleh pengguna.
Namun angka tersebut belakangan diragukan validitasnya, sebab bocoran dokumen justru mengungkap bahwa hanya sebagian kecil konten hate speech yang berhasil dideteksi oleh AI Facebook.
Hanya hapus sebagian kecil konten hate speech
Setelah menganalisis dokumen internal Facebook yang bocor, The Wall Street Journal menemukan bahwa hanya sebagian kecil konten hate speech yang berhasil dihapus Facebook.
Baca juga: Daftar Organisasi Berbahaya Versi Facebook Bocor, Ada Nama dari Indonesia
Dalam sebuah dokumen, insinyur senior Facebook yang bertanggung jawab memberantas konten berbahaya (termasuk ujaran kebencian), mengakui bahwa Facebook tidak akan benar-benar dapat memerangi konten-konten seperti itu.
Sebab, pada catatan di pertengahan 2019, insinyur itu memperkirakan deteksi otomatis dengan teknologi AI milik perusahaan hanya mampu menghapus 2 persen dari konten berisi ujaran kebencian di platformnya.
"Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa kecuali ada perubahan besar dalam strategi memerangi hate speech, akan sangat sulit untuk meningkatkan persentase tersebut melampaui 10-20 persen dalam jangka pendek-menengah," tulisnya.
Pada Maret 2021 ini, kesimpulan yang sama diungkap oleh karyawan Facebook lainnya, yang mana teknologi AI Facebook diestimasikan hanya berhasil menghapus 3-5 persen tayangan ujaran kebencian di Facebook.
Bila dikalkulasi, persentase tersebut hanya mewakili 0,6 persen dari semua konten yang melanggar kebijakan Facebook di kategori kekerasan dan hasutan.
Baca juga: Begini Cara Facebook Memberantas Konten Berisi Ujaran Kebencian
Dengan kata lain, sebenarnya teknologi AI Facebook ini tidak benar-benar efektif bisa memerangi konten ujaran kebencian di Facebook.
Gantikan reviewer manusia dengan AI
Sebelumnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg berharap platformnya dapat menggunakan AI untuk mendeteksi "sebagian besar konten bermasalah" (seperti ujaran kekerasan, penghinaan, ajakan mengucilkan, dsb) pada akhir 2019 lalu.
Menurut dokumen internal, Facebook juga rela memangkas waktu reviewer manusia dengan teknologi AI untuk menghemat biaya operasi.
Ketika itu, setiap tahunnya, Facebook perlu mengeluarkan 104 juta dollar AS per tahun untuk membayar reviwer manusia. Reviewer manusia ini adalah staf yang tugasnya meninjau/menganalisis keluhan konten ujaran kebencian yang dilaporkan langsung oleh pengguna.
Makanya ketika reviewer manusia dikurangi, ini secara otomatis juga mengurangi jumlah keluhan yang berasal langsung dari pengguna Facebook soal konten hate speech.
Terkini Lainnya
- Momen Katy Perry di Luar Angkasa: Lihat Lengkung Bumi dan Pegang Bunga Aster
- Manuver Intel Selamatkan Bisnis Chip, Jual 51 Persen Saham Perusahaan Hasil Akuisisi
- 6 Cara Mengatasi Kode OTP Invalid saat Aktivasi MFA ASN Digital, Jangan Panik
- Katy Perry ke Luar Angkasa Pakai Roket Bos Amazon, Kembali Selamat dan Cium Tanah
- Cara Beli eSIM Telkomsel dan Daftar Harganya
- 3 Game Gratis PS Plus April 2025, Ada Hogwarts Legacy
- OpenAI Rilis GPT-4.1, Bisa Bantu Coding yang Lebih Panjang
- Kabar Kurang Baik dari Samsung soal Update One UI 7
- Canva Rilis Fitur Baru Berbasis AI, Bisa Buat Coding hingga Bikin Gambar
- Apple, Microsoft, dkk Terbangkan Ribuan Komponen Laptop ke AS
- 5 Besar Vendor Smartphone Global Awal 2025 Versi Counterpoint
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Samsung Rilis Duo Perangkat Tangguh, Smartphone XCover7 Pro dan Tab Active5 Pro
- Antisipasi Tarif Trump, Jepang Subsidi Warganya Setara Nintendo Switch 2
- Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau Kutu? Begini Penjelasannya
- Spesifikasi dan Harga Asus Zenfone 8 di Indonesia
- Steam Bakal Berhenti Edarkan Game Berbasis NFT dan Cryptocurrency
- 5 Besar Vendor Smartphone Global Kuartal III-2021, Siapa Juaranya?
- Begini Alur Pemutusan Akses Pinjol Ilegal oleh Kominfo
- Kode Redeem Free Fire 18 Oktober 2021, Bisa Dapat Dua Item Reward