Daftar Organisasi Berbahaya Versi Facebook Bocor, Ada Nama dari Indonesia

- Facebook dilaporkan telah memblokir ribuan organisasi dan individu yang masuk dalam daftar Dangerous Individuals and Organizations (DIO/Organisasi dan Individu Berbahaya).
Total ada 4.000 organisasi dan individu yang masuk dalam daftar blokir tersebut, berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Informasi ini terungkap dari laporan The Intercept yang dipublikasi pada Rabu (13/10/2021), bukan resmi dari pihak Facebook.
Dalam keterangannya, The Intercept mengklaim telah mendapat tangkapan layar yang menampilkan data yang diduga berasal dari internal Facebook. Bocoran data tersebut menampilkan sejumlah organisasi dan individu yang dianggap berbahaya oleh Facebook.
Menurut The Intercept, daftar tersebut mencakup aktivitas, penyebutan, dan nama orang atau grup yang berafiliasi, berdasarkan data internal Facebook.
The Intercept menyatakan, "tidak memverifikasi informasi yang diperoleh dan tidak bermaksud membuat pernyataan apapun mengenai keakuratan informasi yang ada di dalam daftar Facebook".
Facebook sendiri sejatinya enggan mempublikasikan data DIO meskipun beberapa pihak seperti akademisi hukum meminta perusahaan jejaring sosial raksasa itu untuk mempublikasikannya demi kepentingan publik.
Akan tetapi, Facebook berulang kali menolak permintaan tersebut. Menurut Facebook, hal itu akan membahayakan karyawannya.
Selain itu, entitas yang masuk daftar DIO bisa menemukan celah untuk menghindar dari tindakan pelanggaran kebijakan jika mengetahui mereka masuk dalam daftar.
Hal itu dikatakan Direktur Kebijakan untuk Kontra-Terorisme dan Organisasi Berbahaya Facebook, Brian Fishman kepada The Intercept.
"Ini adalah ruang permusuhan, jadi kami berusaha seterbuka mungkin sambil memprioritaskan keamanan, membatasi risiko hukum, dan mencegah peluang bagi kelompok untuk melanggar aturan kami," kata Fishman.
Ia menambahkan Facebook memliki tim yang terdiri dari 350 spesialis. Mereka fokus untuk menghentikan organisasi-organisasi ini dan menilai ancaman yang muncul di platform Facebook.
"Kami tidak ingin teroris, kelompok kebencian, atau organisasi kriminal ada di platform kami, itulah sebabnya kami melarang mereka dan menghapus konten-konten yang memberikan pujian, mewakili, atau mendukung kelompok mereka," imbuh Fishman.
Baca juga: Terungkap, Spyware Israel Incar Aktivis Indonesia
Entitas asal Indonesia masuk daftar Tingkat 1
Berdasarkan data yang diperoleh The Intercept, daftar DIO terbagi dalam beberapa kategori, seperti "kebencian", "kriminal", "terorisme", "gerakan sosial militer", dan "aktor kekerasan non-negara".
Organisasi dan individu yang masuk dalam daftar DIO disebut akan ditindak oleh moderator Facebook berdasarkan kebijakan yang diumumkan pada bulan Juni lalu.
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Nokia G300 Resmi, Ponsel 5G Harga Rp 2 Jutaan
- Instagram Siapkan Fitur "Rehat Sejenak" untuk Pengguna Remaja
- Jeff Bezos Unggah Koran Lawas, Elon Musk Balas dengan Medali Runner-up
- Google Luncurkan Platform Belajar Online Teknologi Cloud
- Oppo Reno7 Terendus, Segudang Spesifikasi Bocor