Terungkap, Spyware Israel Incar Aktivis Indonesia
- Akhir Desember 2020 lalu, peneliti dari pengawas keamanan siber Citizen Lab menemukan adanya serangan Spyware Pegasus pada 1.400 pengguna WhatsApp global. Spyware ini utamanya menyasar para aktivis, politisi, dan jurnalis.
Spyware yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group, mempunyai kemampuan mematai-matai pengguna dan mencuri data melalui smartphone.
Ketika itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate mengatakan belum ada dampak spyware Pegasus di Indonesia.
Baru-baru ini, hal yang sama terjadi lagi. Citizen Lab bersama dengan Microsoft menemukan bahwa, ada spyware lain yang mengincar pada aktivis, jurnalis, hingga politisi, termasuk di Indonesia.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Citizen Lab bersama dengan Microsoft baru-baru ini. Laporan itu mengungkap, ada perusahaan cyber warefare Israel bernama Candiru, yang ikut menanamkan spyware pada sistem operasi Windows milik Microsoft dan produk Google.
Spyware milik Candiru ini disebutkan dapat mengeksploitasi kelemahan pada sistem operasi Windows, sehingga memungkinkan hacker untuk mencuri kata sandi, file, hingga mencuri pesan dari perangkat.
Pesan yang dicuri termasuk dari e-mail, akun media sosial, termasuk aplikasi pesan instan terenkripsi. Spyware ini juga dapat menginfeksi dan memantau iPhone, Android, Mac, PC, dan akun cloud.
Terkait serangan spyware Candiru ini, Microsoft dalam blog resminya, mengaku telah merilis pembaruan software "yang akan melindungi pelanggan Windows dari eksploitasi eksploitasi terkait, yang digunakan "aktor" untuk membantu mengirimkan malware yang sangat canggih".
Baca juga: iPhone Milik Puluhan Jurnalis Disadap Spyware Pegasus
Ada domain dari Indonesia
Berdasarkan analisis Citizen Lab dan Microsoft, Spyware milik Candiru ini dijual secara eksklusif dan disebut, "dioperasikan dari beberapa negara, seperti Arab Saudi, Israel, Uni Emirat Arab, Hongaria, dan Indonesia".
Temuan itu didapat setelah Citizen Lab menelusuri data historis situs web yang diyakini sudah terinfeksi spyware Candiru. Hasilnya ada setidaknya 764 nama domain yang dinilai telah menjadi target spyware Candiru.
Situs-situs itu antara lain merupakan milik kelompok Amnesty International, gerakan Black Lives Matter, hingga instansi layanan pos Rusia.
Citizen Lab juga menemukan ada satu domain yang berasal dari Indonesia, yaitu indoprogress.co. Dalam laporan tersebut, situs itu disebut sebagai "Left-leaning Indonesian publication".
Dalam laporan juga disebutkan, berdasarkan analisis independen Microsoft, spyware Candiru ini telah menargetkan setidaknya 100 masyarakat sipil, termasuk politisi, aktivis hak asasi manusia (HAM), jurnalis, akademisi, hingga politikus di negara, seperti Inggris, Spanyol, Singapura, Israel, hingga Palestina.
Baca juga: Twitter Kebanjiran Permintaan untuk Hapus Twit Jurnalis dan Media
Candiru sendiri belum memberikan tanggapan atas tudingan tersebut.
Perusahaan, seperti Candiru dan NSO Group (pembuat spyware Pegasus), mengatakan software milik mereka dirancang untuk digunakan secara resmi oleh pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk menggagalkan potensi terorisme dan kejahatan, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Financial Times, Senin (19/7/2021).
Namun PBB, Citizen Lab, dan kelompok hak asasi seperti Amnesty International, telah secara berkala menemukan adanya spyware yang ditanamkan kepada telepon dan komputer jurnalis, politikus, dan aktivis yang kritis.
NSO Group sendiri kini diketahui tengah menghadapi gugatan hukum dari WhatsApp, karena diduga menjual alat yang memungkinkan klien untuk menanamkan software secara diam-diam ke telepon seseorang melalui panggilan WhatsApp.
Baca juga: Waspada Mata-mata Mengintai di Balik Update Sistem Android
Terkini Lainnya
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Aesthetic, Mudah dan Praktis
- Referensi "Cyberlaw" untuk UU Keamanan dan Ketahanan Siber (Bagian II-Habis)
- Google Mulai Sebar Fitur Anti-Maling di HP Android
- Referensi "Cyberlaw" untuk UU Keamanan dan Ketahanan Siber (Bagian I)
- Pengembang "PUBG" Bikin Game "Palworld" Versi Mobile
- 10 HP Terlaris 6 Bulan Pertama 2024: Apple-Samsung Dominan, Xiaomi "Nyempil"
- Hasil Babak Reguler Season Mobile Legends MPL S14, 6 Tim Lolos Playoff
- Google Rilis Gemini 1.5 Flash 8-B, Model AI Ringan, Cepat, dan Murah
- Meta Umumkan Movie Gen, AI untuk Bikin Video dan Audio dari Teks
- Daftar 213 Game Baru Rilis Oktober 2024, Ada "Call of Duty: Black Ops 6"
- Cara Keluar dan Hapus Grup-grup WhatsApp yang Tidak Penting Lagi
- Cara Menggunakan Satu Nomor WhatsApp di Dua HP Sekaligus, Mudah dan Praktis
- Cara Buat Cuplikan Video jadi Gambar atau Foto lewat Google Photos
- Seberapa Keras Volume TWS atau Headset yang Aman agar Pendengaran Tak Terganggu?
- Huawei Rilis Solusi FusionSolar Baru, Dorong Penggunaan Energi Terbarukan
- Cara Setop Terima Pesan WhatsApp di Android, Tanpa Matikan Internet dan Hapus Aplikasi
- 10 Kota di Indonesia dengan Internet Terkencang, Jakarta Runner-up
- Dituduh Bunuh Masyarakat, Facebook Sebut Presiden Biden Memutarbalikkan Fakta
- Presiden Biden Sebut Facebook dkk Membunuh Masyarakat
- Telkomsel Perkenalkan Kuncie, Aplikasi Edukasi Berbasis Video