Twitter Kebanjiran Permintaan untuk Hapus Twit Jurnalis dan Media

- Twitter kebanjiran permintaan untuk menghapus konten yang diunggah jurnalis dan penerbit berita sepanjang tahun 2020. Permintaan itu datang dari pemerintah dari berbagai penjuru dunia.
Menurut laporan transparansi yang dirilis Twitter Rabu (14/7/2021), ada 199 akun jurnalis dan media terverifikasi yang menghadapi 361 permintaan hukum dari pemerintah yang ingin agar konten mereka dihapus.
Jumlah itu tercatat pada paruh kedua tahun 2020, di mana angkanya naik 26 persen dari paruh pertama tahun 2020. Pada akhirnya, Twitter menghapus lima twit yang diunggah jurnalis dan penerbit berita dari platformnya.
India disebut paling banyak meminta penghapusan konten, diikuti Turki, Pakistan, lalu Rusia. India menggeser Amerika Serikat yang sebelumnya menjadi negara paling banyak meminta penghapusan konten yang diunggah jurnalis dan penerbit berita.
Twitter tidak menjelaskan alasan sejumlah negara tersebut meminta penghapusan twit-twit yang diunggah jurnalis dan media.
Tidak hanya penghapusan twit, Twitter juga mengatakan ada beberapa lembaga negara yang meminta informasi terkait pengguna.
Twitter mengatakan, secara global mereka menerima 14.500 lebih permintaan informasi terhitung sejak 1 Juli-31 Desember 2020, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Reuters, Kamis (15/7/2021).
Permintaan itu termasuk juga identitas orang yang mengunggah twit dengan nama samaran. Twitter juga menerima lebih dari 38.500 permintaan legal untuk menghapus beberapa jenis konten.
Angka tersebut turun 9 persen dari paruh pertama tahun 2020, di mana 29 persen permintaan telah dipenuhi. Twitter beberapa kali bersitegang dengan beberapa negara, seperti India dan Amerika Serikat, terutama ketika masih dipimpin pemerintahan Donald Trump.
Baca juga: Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump
Di India, perselisihan Twitter dan pemerintah dimulai awal tahun lalu saat Twitter menolak permintaan pemerintah untuk menghapus sejumlah akun yang dianggap "merugikan negara" selama aksi protes petani.
Akibatnya, India mengeluarkan kebijakan yang intinya mewajibkan platform media sosial yang beroperasi di sana mematuhi segala aturan hukum yang berlaku dan menempatkan orang lokal untuk mengisi posisi pematuhan aturan.
Baca juga: Twitter Umumkan Penutupan Fleet
Dalam laporan yang sama, Twitter juga mengungkap angka impresi yang melanggar pedoman Twitter mencapai kurang dari 0,1 persen secara global di paruh kedua tahun 2020. Ini adalah pertama kalinya Twitter merilis data semacam itu.
Twitter menambahkan teknologinya secara aktif mengidentifikasi lebih dari 65 persen konten yang melanggar pedomannya untuk kemudian ditinjau secara manual oleh manusia. Angka ini lebih tinggi dibanding mengandalkan laporan yang dikirimkan oleh pengguna Twitter.
Seperti media sosial lain, Twitter terus berusaha untuk menertibkan konten pengguna terutama yang memuat unsur ujaran kebencian, misinformasi, dan pelanggaran lain.
Terkini Lainnya
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- 26 iPhone yang Akan Kebagian iOS 19
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- Twitter Umumkan Penutupan Fleet
- WhatsApp Resmi Bisa Dipakai di 4 Perangkat Bersamaan, Ponsel WA Tidak Harus Online
- Kominfo Mulai Tata Ulang Pita Frekuensi 2,3 GHz
- Bocoran Awal Kehadiran Samsung Galaxy S30
- 5 Vendor Smartphone Sediakan Layanan Antar Jemput untuk Servis Ponsel