cpu-data.info

Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau Kutu? Begini Penjelasannya

Ilustrasi error bug komputer
Lihat Foto

- Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa celah keamanan dalam sistem komputer atau aplikasi sering disebut sebagai "bug” yang dalam bahasa Indonesia berarti "kutu"? 

Istilah ini memang terdengar unik, bahkan agak aneh jika dipikirkan secara harfiah. Namun di balik penyebutannya, ada sejarah panjang dan makna teknis yang menarik. 

Bug tidak hanya merujuk pada kesalahan kecil dalam kode, tapi juga bisa menjadi pintu masuk bagi ancaman serius terhadap keamanan data dan perangkat.

Lantas kenapa celah keamanan disebut bug atau kutu? Selengkapnya berikut ini KompasTekno menguraikan penjelasannya. 

Baca juga: Jutaan Website Rawan Dibajak akibat Bug Plugin Wordpress

Kenapa celah keamanan disebut bug atau kutu? 

Dilansir dari TechCrunch penggunaan kata bug sebenarnya berakar dari sejarah dunia komputasi. Di masa awal perkembangan komputer, tepatnya pada tahun 1947, sekelompok insinyur yang bekerja dengan komputer Mark II di Harvard menemukan adanya gangguan pada sistem. 

Setelah diselidiki, ternyata penyebabnya adalah seekor ngengat yang terjebak di dalam salah satu relai mesin, sehingga menghambat aliran listrik. 

Hewan kecil itu kemudian ditempelkan ke buku catatan dan diberi label "First actual case of bug being found" atau "Kasus pertama ditemukannya bug secara nyata". 

Dari peristiwa inilah istilah bug mulai digunakan untuk menggambarkan gangguan teknis dalam sistem komputer.

Seiring waktu, makna bug tidak lagi terbatas pada kesalahan fisik akibat benda asing, tapi meluas menjadi istilah untuk menyebut semua jenis cacat atau kesalahan dalam perangkat lunak.

Dalam konteks ini, bug adalah segala sesuatu dalam program atau sistem yang tidak berjalan sesuai harapan karena adanya kesalahan dalam penulisan kode, perhitungan, logika, atau desain sistem.

Lalu bagaimana bug berkaitan dengan celah keamanan?

Di ranah keamanan siber, istilah bug keamanan merujuk pada kesalahan atau kelemahan dalam sistem perangkat lunak yang bisa dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Celah seperti ini bisa memberikan akses tidak sah ke sistem, memungkinkan pencurian data, bahkan menyebabkan sistem lumpuh atau dimanipulasi dari jarak jauh. 

Bug keamanan berbeda dengan bug biasa karena dampaknya lebih serius. Ia tidak hanya menyebabkan program gagal berjalan dengan baik, tetapi juga bisa menjadi pintu masuk untuk serangan siber.

Misalnya, jika sebuah aplikasi memiliki bug dalam sistem login-nya, seorang peretas bisa saja masuk tanpa harus memasukkan kata sandi. Atau, jika ada bug dalam pengaturan hak akses, pengguna biasa bisa mendapatkan hak istimewa sebagai admin. Inilah yang disebut sebagai privilege escalation, salah satu contoh dari bug keamanan.

  • Bug keamanan bisa merusak beberapa aspek penting sistem, seperti:
  • Autentikasi: Sistem tidak bisa memverifikasi identitas pengguna dengan benar.
  • Otorisasi: Pengguna bisa mengakses bagian sistem yang seharusnya tidak boleh diakses.
  • Kerahasiaan data: Informasi sensitif bisa bocor ke pihak luar.
  • Integritas sistem: Data bisa diubah secara ilegal tanpa terdeteksi.

Meskipun istilah bug terdengar sederhana dan tidak berbahaya, kenyataannya banyak serangan siber besar di dunia bermula dari bug kecil yang tidak segera diperbaiki. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat