Red Hat Akuisisi Startup AI Neural Magic

- Perusahaan perangkat lunak (software) open source berbasis Linux milik IBM, Red Hat resmi mengumumkan akuisisi terhadap startup kecerdasan buatan (AI) asal Amerika Serikat (AS), Neural Magic pekan ini.
Informasi akuisisi ini disampaikan Red Hat dalam sebuah pengumuman yang diunggah di blog resmi mereka. Perusahaan yang berada di bawah naungan raksasa teknologi IBM ini tak mengungkap berapa nilai akuisisi terhadap Neural Magic.
Neural Magic merupakan perusahaan yang fokus mengembangkan software dan algoritma AI. Software ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan penafsiran (inference) AI di berbagai prosesor (CPU) dan pengolah grafis (GPU) berbasis AI.
Selain itu, perusahaan yang dirintis oleh dua ilmuwan Institut Teknologi Massachusetts (MIT) Alex Matveev dan Nir Shavit ini juga membuat suatu proyek open source untuk mesin AI virtual (virtual Large Language Model/vLLM) supaya bisa digunakan orang banyak.
Baca juga: Google Rilis Vids, Fitur Pembuat Video Berbasis AI
President dan CEO Red Hat, Matt Hicks mengatakan dengan keahlian Neural Magic, Red Hat nantinya dapat mengembangkan Generative AI berbasis vLLM yang bisa diakses lebih banyak orang dan perusahaan.
Hal ini menjadi penting karena untuk mengembangkan sebuah LLM, suatu perusahaan harus membangun infrastruktur AI dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk proses operasional, dan hal-hal seperti ini tentunya akan memakan biaya.
Dengan vLLM yang mendukung banyak model AI dan didukung dengan berbagai hardware dari perusahaan kenamaan (AMD, AWS, Google, Intel, Nvidia, dll), perusahaan bisa menerapkan teknologi Generative AI dengan lebih efisien dan terjangkau.
Saat ini, Red Hat sendiri sudah memanfaatkan vLLM di berbagai produk mereka seperti Red Hat Enterprise Linux AI dan Red Hat OpenShift AI. Nah, akuisisi Neural Magic ini diharapkan dapat semakin mengintegrasikan optimasi AI di seluruh portofolio perusahaan.
"AI harus bisa berjalan secara hybrid mengikuti lokasi data perusahaan berada (cloud/storage). Dengan keahlian Neural Magic, kami bisa lebih leluasa untuk mengembangkan vLLM yang bisa diakses secara open source dan hybrid, serta diterapkan kapanpun dan dimanapun data berada," kata Matt dalam sebuah pengumuman di blog resmi Red Hat.
Baca juga: Akuisisi Red Hat oleh IBM: Terbesar dalam Sejarah Perusahaan Software
"Misi kami sejalan dengan Red Hat dalam hal open source, dan dengan akuisisi ini, kami akan membantu perusahaan tersebut dalam perjalanan dan transformasi portofolio AI yang dimiliki mereka," imbuh CEO Neural Magic, Brian Stevens di pengumuman yang sama.
Baik Red Hat dan Neural Magic tak mengumbar produk atau teknologi baru apa yang akan dihasilkan dari akuisisi ini, selain dapat membantu meningkatkan portofolio AI yang dimiliki Red Hat.
Tren akuisisi startup AI
Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (13/11/2024), terkait akuisisi, langkah perusahaan untuk membeli startup AI tampaknya belakangan menjadi tren di industri teknologi dan AI.
Pada April lalu, Nvidia mengakuisisi Run:ai, perusahaan yang bisa mengoptimalkan kinerja dan infrstruktur berbasis AI. Kemudian pada Oktober 2020, Intel mengakusisi SigOpt, perusahaan yang fokus untuk mengoptimalkan berbagai model AI.
Lima perusahaan teknologi besar yang biasa dijuluki "Big Tech", meliputi Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet (induk Google), dan Meta juga belakangan mengakusisi banyak startup AI untuk memperlancar bisnis dan proyek AI mereka.
Sebut saja seperti akuisisi Nuance Communications oleh Microsoft (2022), Zoox oleh Amazon (2020), Xnor.ai oleh Apple (2020), Alter oleh Alphabet (2022), Atlas ML oleh Meta (2020), dan masih banyak lagi.
Dengan kata lain, tak menutup kemungkinan raksasa-raksasa teknologi lainnya, terutama di luar Big Tech tadi, akan mencaplok startup AI untuk meningkatkan portofolio dan bisnis AI mereka di masa depan.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Canalys: Pasar Ponsel Indonesia Naik 11 Persen, HP Murah Mendominasi
- Restrukturisasi, Mozilla PHK 30 Persen Karyawan
- 5 Merek HP Terlaris di Indonesia Riset Counterpoint, Xiaomi Nomor 1
- Program Beasiswa Coding Camp 2025 Dibuka, Latih 6.000 Talenta Digital
- 10 Aplikasi Paling Banyak Di-download Gen Z AS, Nomor Satu "Haram" di Indonesia