GSMA dan Kominfo Ungkap 5G dan Generative AI Jadi Tren di Industri Seluler

- Asosiasi operator telko dunia, Global System for Mobile Communications Association (GSMA) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelenggarakan acara "Digital Nation Summit" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2024).
Acara ini secara umum membahas tren industri seluler (mobile) secara global. Salah satunya pengadopsian 5G untuk mendukung transformasi digital, termasuk di Indonesia serta perkembangan Generative AI.
"Saya senang bisa membuka acara hari ini dan memberikan beberapa wawasan terkait perjalanan 5G di Asia Pasifik, termasuk potensi 5G di Indonesia," kata Kepala GSMA APAC, Julian Gorman saat membuka acara ini.
Baca juga: Apa Itu AI Generatif, Cara Kerja, dan Contoh-contohnya
/Galuh Putri Riyanto Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi memberi sambutan di acara Digital Nation Summit di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2024).
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang turut hadir dalam kesempatan yang sama mengatakan, acara ini penting agar Indonesia dapat lebih memahami perkembangan dan implikasi teknologi digital, terutama 5G, dalam memajukan lanskap digital Indonesia.
"Acara hari ini menjadi kesempatan unik untuk menjelajahi masa depan transformasi digital untuk mencapai visi Indonesia Digital tahun 2045," kata Budi.
4 tren industri seluler

Di sesi lain, Gorman juga menjelaskan soal empat tren industri seluler yang perlu diperhatikan oleh Indonesia.
Pertama, tren 5G-advanced. Saat ini, kata Gorman, 5G sudah menjadi standar industri.
"Sebab, teknologi ini yang bisa membantu perindustrian seperti manufaktur, pertambangan dan lain-lain untuk menjadi lebih efisien dan lebih maju lagi," lanjut Gorman.
Teknologi ini sudah mulai dimonetisasi di China dan kemungkinan besar penggunaannya akan meluas, termasuk ke Indonesia juga.
Untuk bisa mengikuti tren ini, Indonesia harus terus meningkatkan adopsinya terhadap jaringan 5G.
Julian Gorman memamparkan, adopsi 5G di Indonesia tercatat di angka sekitar 1 persen pada 2023, atau sekitar dua tahun sejak layanan 5G pertama dirilis di Tanah Air.
Jadi, menurut Gorman, masih banyak ruang untuk perkembangan 5G di Indonesia. Perkembangan 5G di Indonesia harus didorong secara kolektif oleh pemerintah, operator seluler, dan ekosistem itu sendiri.
"Jika semua pihak bekerja sama, adopsi AI di Indonesia diprediksi dapat mencapai 32 persen pada 2030," kata Gorman.
Baca juga: Menkominfo: Operator Seluler Belum Minat Frekuensi 700 MHz untuk 5G
Kedua, tren Generative AI. Gorman mengatakan, teknolgi GenAI ini sudah banyak digunakan oleh sebagain besar orang.

Terkini Lainnya
- ChatGPT Dituntut karena "Asbun", Tuding Pria Tak Bersalah Pembunuh
- Cara Hapus GetContact Permanen biar Identitas Kontak Tetap Aman
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Samsung Rilis TV Neo QLED 8K Baru di Indonesia dengan Fitur AI
- 10 Cara Membuat Tulisan Unik di WhatsApp, Bikin Chat Jadi Lebih Menarik
- Jadwal Free Fire FFWS SEA Fall Pekan Keempat, Peluang Indonesia Kuasai Klasemen
- Tecno Pova 6 Neo 5G Meluncur, Bawa Kamera 108 MP dan "Poni Interaktif" ala iPhone
- Platform Jual Beli Aset Kripto Indodax Diduga Diretas