Waspada Aplikasi WhatsApp dan Instagram Palsu, Bisa Curi Data Pribadi

- Pengguna smartphone Android perlu semakin waspada terhadap infeksi perangkat lunak berbahaya (malicious software/malware) di perangkatnya.
Pasalnya, penjahat dunia maya kini menggunakan kombinasi malware dan aplikasi populer palsu untuk mencuri kata sandi dan data sensitif lainnya dari pengguna Android. Setidaknya begitulah laporan perusahaan keamanan siber SonicWall Capture Labs.
Menurut laporan, hacker terlihat menjebak korban dengan mendistribusikan malware yang menyamar sebagai aplikasi Google, Instagram, Snapchat, WhatsApp, dan X/Twitter.
“Malware ini menggunakan ikon aplikasi Android terkenal untuk menyesatkan pengguna dan mengelabui korban agar memasang aplikasi berbahaya di perangkat mereka,” kata tim peneliti ancaman di SonicWall Capture Labs dalam laporan terbarunya.
Baca juga: Waspada, Ada Malware Berbahaya Incar Android TV

Saat akses diberikan, aplikasi berbahaya itu akan mendapatkan kendali atas perangkat, sehingga memungkinkan peretas untuk melakukan tindakan sewenang-wenang mulai dari pencurian data hingga penyebaran malware tanpa sepengetahuan korban.
Menurut laporan The Hacker News, aplikasi malware ini dirancang untuk menjalin koneksi dengan server perintah-dan-kontrol (C2) untuk menerima perintah untuk dieksekusi.
Hal ini memungkinkan hacker mengakses daftar kontak, pesan SMS, log panggilan, daftar aplikasi yang diinstal, mengirim SMS, mengaktifkan senter kamera, dan yang terburuk, membuka situs web berbahaya di browser korban untuk tujuan phishing.

Pengguna HP Android yang tidak waspada bakal memasukkan nama pengguna dan kata sandi di laman login phising tadi secara sukarela. Nah, nama pengguna dan kata sandi inilah yang kemudian diteruskan ke peretas.
Baca juga: 3 Upaya Google Cegah Sebaran Malware dan Phishing di Play Store
Dari sana, peretas dapat mengambil alih akun online korban dan melakukan penipuan atau bahkan pencurian identitas jika cukup banyak informasi sensitif dan pribadi yang terkandung dalam satu layanan.
Misalnya, jika peretas mendapatkan kredensial Microsoft korban yang mana korban menggunakan OneDrive untuk menyimpan salinan SIM, paspor, atau bahkan nomor Jaminan Sosial mereka, para peretas dapat menggunakan data tersebut untuk mencuri identitas pengguna.

Google disebut sudah mengambil banyak tindakan pencegahan selama bertahun-tahun untuk mengurangi kemungkinan aplikasi berbahaya muncul di Play Store secara signifikan.
Namun, pengguna tetap harus berhati-hati saat mengunduh aplikasi baru apa pun ke ponsel Android kalian, terutama aplikasi yang diunduh di luar Play Store, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs SonicWall, Senin (13/5/2024).
Baca juga: Hati-hati, Aplikasi Palsu Ini Bisa Sebar Malware dan Curi Data Pengguna WhatsApp
Berikut beberapa hal yang musti diketahui pengguna demi mencegah aplikasi berbahaya dipasang di HP Android.
Terkini Lainnya
- Microsoft Setop Dukungan Windows 10 pada 14 Oktober 2025
- Perang Tarif dengan China, Trump "Pede" AS Bisa Produksi iPhone di Dalam Negeri
- Instagram Siapkan Fitur Konten Rahasia, Bisa Dibuka Hanya Pakai Kode
- Berkaca dari Tragedi BMW "Terbang" di Gresik, Ini Tips Berkendara Aman Saat Pakai Google Maps
- Moto G Stylus 2025 Resmi, Ponsel Android Menengah Berstandar Militer
- 5 Tragedi Kecelakaan di Indonesia Setelah Mengikuti Google Maps
- Saham Apple Makin Rontok Dihajar Tarif Impor Trump pada China
- Google Gaji Pegawai untuk "Nganggur" Selama Setahun
- Cara Download WhatsApp di PC serta Tutorial Loginnya
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- Presiden Prabowo Minta Aturan TKDN Diubah dan Lebih Fleksibel
- Cara Membuat Action Figure Diri Sendiri di ChatGPT
- Gara-gara Tarif Trump, Apple Fanboy Berbondong-bondong Beli iPhone Baru
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone dari India dan China ke AS
- Hasil Foto Kamera 200 MP Samsung Galaxy S25 Ultra, Di-crop Tetap Jernih
- HMD Siapkan "HMD Arrow", HP Buatan Sendiri untuk Pasar India
- Mengulik Kemampuan Fredrinn, Hero "Tank" Mobile Legends yang Sering Dipasang Jadi "Jungler"
- Microsoft Tutup 4 Studio Game, Termasuk Pembuat Game Populer "Redfall"
- Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia
- 5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo