5 Konsol Game yang Tidak Laku di Pasar, Dua di Antaranya dari Nintendo
- Dunia konsol game zaman sekarang bisa dibilang tak banyak berubah. Sebab, perusahaan yang bersaing dalam pasar konsol game tak jauh dari Sony dengan PlayStation, Nintendo dengan Switch, dan Microsoft dengan Xbox.
Ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya saat pasar konsol game masih baru, sehingga banyak pabrikan teknologi berusaha untuk merilis konsol gaming-nya sendiri.
Beberapa di antaranya berusaha mengimplementasi teknologi atau fitur yang unik. Akan tetapi, konsol game berujung tidak populer di kalangan masyarakat. Akibatnya, konsol tersebut kurang laku dan bisa disebut gagal.
Berikut ini daftar 5 konsol game yang gagal total.
1. Sega Dreamcast
Sega Dreamcast yang dirilis pada 27 November 1998 di Jepang merupakan salah satu konsol yang memiliki dukungan kaset compact disc (CD) pada saat itu.
Tak hanya itu, konsol bikinan Sega ini untuk pertama kalinya memiliki arsitektur hardware 128 bit. Angka bit ini merujuk pada jumlah data yang bisa diproses oleh prosesor perangkat (CPU).
Konsol lawas ini juga memungkinkan pengguna untuk bermain game online secara real-time, menelusuri internet, dan menulis e-mail.
Akan tetapi, Dreamcast gagal karena sejumlah faktor, mulai dari dirilisnya konsol PlayStation 2 (PS2) pada 2000, pemasaran (marketing) yang kurang baik, dan deretan game Sega Dreamcast yang kurang menarik perhatian gamer.
Produksi Dreamcast pun dihentikan pada 2001, dan Sega resmi meninggalkan pasar konsol game saat itu. Sega Dreamcast terjual sekitar 9,13 juta unit.
Baca juga: PHK Industri Game Berlanjut, Sega Kurangi Puluhan Karyawan
2. Virtual Boy
Konsol ini dipromosikan sebagai perangkat yang mampu menampilkan visual tiga dimensi (3D) stereoskopis.
Virtual Boy memiliki desain berupa headset yang ditopang oleh tripod, dan sifatnya tidak portabel jika dibandingkan headset virtual reality (VR) terbaru.
Cara pemakaiannya, pengguna mesti memasukkan kepala ke headset tersebut, kemudian menggunakan controller yang tersedia untuk memainkan game.
Mekanisme ini tentunya membuat leher pengguna pegal karena harus terus menempelkan kepala ke headset.
Terkini Lainnya
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- AS Perketat Ekspor Chip AI, Kuota GPU untuk Indonesia "Cuma" Sekian
- 10 Emoji Ini Sering Disalahartikan, Simak Makna Sebenarnya
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Fungsi Factory Reset di HP yang Perlu Diketahui
- Jelang Galaxy S25 Rilis, Ini Harga Samsung S24 Terbaru di Indonesia
- Waspada, Ini Dia Daftar Pola Password yang Rentan Diretas
- Fitur Mirip Circle to Search Android Hadir di iPhone 15
- Iklan iPad Pro Diprotes Warganet, Apple Minta Maaf
- Akamai Tawarkan Gecko, Solusi Teknologi Cloud yang Lebih Dekat dengan Jaringan Edge
- Telkomsel Umumkan Jajaran Direksi Baru
- Tanda-tanda Oppo A60 Segera Masuk Indonesia