Akamai Tawarkan Gecko, Solusi Teknologi Cloud yang Lebih Dekat dengan Jaringan Edge
- Akamai Technologies, perusahaan cloud (komputasi awan) yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) menawarkan sebuah platform untuk mendekatkan teknologi cloud ke dalam jaringan edge yang masif.
Platform tersebut adalah Generalized Edge Compute (Gecko) yang diumumkan bulan Februari lalu.
Akamai mengeklaim Gecko akan memberikan pengalaman lebih baik, karena akan mendekatkan beban kerja (workload) ke pengguna, perangkat, dan sumber data.
“Gecko adalah inovasi yang paling menarik yang pernah terjadi dalam teknologi cloud sejak satu dekade terakhir," kata Dr. Tom Leighton, Co-Founder dan CEO Akamai, dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno.
Baca juga: Akamai Umumkan Tujuh Core Compute Region Baru, Termasuk di Indonesia
Gecko sendiri merupakan strategi multi-layer terbaru dari Akamai, sekaligus menjadi langkah lanjutan dalam visi perusahaan untuk mewujudkan desain cloud yang baru, untuk memenuhi beragam kebutuuhan aplikasi modern, seperti performa yang mumpuni, latensi lebih rendah, dan skalabilitas global yang nyata.
Hal-hal itu disebut kurang bisa dipenuhi oleh arsitektur cloud yang ada saat ini.
Gecko juga menjadi siasat Akamai untuk mengantisipasi para pelanggan di bidang AI referencing, multi-player gaming, serta pengguna media sosial dan streaming. Ke depannya, Akamai memprediksi bahwa Gecko bisa diaplikasikan ke pengalaman belanja imersif, komputasi spasial, analisis data, serta Internet of Things (IoT) untuk konsumen dan industri.
Mengakomodir jarak antara cloud dan edge
Arsitektur industri saat ini umumnya membedakan antara jaringan cloud dan edge. Nah, Gecko dirancang agar generalized compute (komputasi umum) bisa diterapkan di jaringan edge milik Akamai yang sudah tersebar di seluruh dunia.
Hal tersebut akan memanfaatkan tools, proses, dan kemampuan observasi yang sudah ada, untuk memberikan pengalaman yang konsisten, mulai dari cloud sampai ke edge.
Gecko akan memindahkan komputasi tradisional yang lebih berat, yang biasanya tersentralisasi di pusat data, ke jaringan edge Akamai. Hal ini akan memberikan kemampuan komputasi full stack ke ratusan lokasi yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dengan kata lain, pelanggan enterprise Akamai, bisa lebih mendekatkan workload ke pengguna mereka.
Dengan hadirnya komputasi cloud di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh penyedia cloud konvensional, para developer tidak perlu lagi memikirkan mana yang perlu dibangun terlebih dahulu antara cloud atau edge.
“Inilah fase roadmap berikutnya menuju teknologi cloud yang lebih terhubung, yang kami mulai saat mengakuisisi Linode untuk menambahkan kemampuan komputasi cloud-native yang hemat biaya ke dalam portofolio kami," kata Leighton.
Linode adalah perusahaan penyedia layanan cloud hosting asal AS yang fokus menyediakan mesin virtual berbasis Linux dan infrastruktur cloud. Akamai mengakuisisi Linode tahun 2022 lalu.
Leighton mengatakan, roadmap ini diawali dengan meluncurkan Akamai Connected Cloud dan menggencarkan peluncuran sejumlah core compute (pusat komputasi) wilayah baru di seluruh dunia.
Terkini Lainnya
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- Telkomsel Umumkan Jajaran Direksi Baru
- HP Vivo Y18s Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Kamera 50 MP
- Jadwal MPL S13 Pekan Ini, "Derby Klasik" RRQ Hoshi vs Evos Glory Jilid Ke-2
- Game "Solo Leveling: Arise" Meluncur di PC, iOS, dan Android, Bisa Dimainkan Gratis
- Izin Ekspor Dicabut AS, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Lagi Jual Chip ke Huawei