Waspada, Ada Malware Berbahaya Incar Android TV
- Malware alias software jahat kini tidak hanya mengincar PC/laptop atau smartphone saja. Android TV pun menjadi target dari para penjahat siber saat ini.
Menurut temuan para peneliti keamanan siber di Qianxin Xlabs, sekelompok peretas diam-diam memasang botnet di Android TV dan dekoder alias set top box (STB) eCos di seluruh dunia.
Botnet adalah sejumlah program yang terhubung via internet, lalu terhubung dengan program sejenis untuk menjalankan serangan siber.
Para peneliti menyebut serangan itu sebagai operasi "Bigpanzi". Mereka juga mengeklaim ada sekitar 170.000 botnet yang aktif setiap harinya.
Namun, jumlahnya ditaksir lebih banyak lagi karena tidak semua botnet terdeteksi aktif di saat yang sama. Para peneliti juga mendeteksi ada sekitar 1,3 juta alamat IP unik sejak Agustus 2023.
Baca juga: HP Huawei Tandai Aplikasi Google sebagai Malware
Secara teknis, perangkat lunak jahat ini menginfeksi perangkat lewat pembaruan firmware atau aplikasi palsu yang mengecoh pengguna untuk mengunduh dan menginstalnya sendiri. Aplikasi itu kemudian memasang dua varian malware, yakni pandoraspear dan pcdn.
Salah satu malware trojan memungkinkan penjahat siber melihat pengaturan DNS dan menjalankan perintah.
Kemudian malware lainnya membantu membangun peer-to-peer (P2P) Content Distribution Network sehingga bisa melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS), yaitu serangan yang merusak lalu lintas server.
Setelah menjalankan aksinya, penyerang bisa mengubah STB yang disusupi malware menjadi node dan menawarkannya sebagai bagian dari layanan streaming ilegal.
Mereka juga bisa menawarkan sewa jaringan proxy dan melakukan serangan DDos ke siapa pun yang membayar. Kemampuan lainnya yaitu memakai botnet untuk menyediakan konten secara ilegal.
Baca juga: Hacker Makin Mudah Bikin Malware Menggunakan AI
Berdasarkan studi para peneliti, serangan ini sebenarnya sudah aktif sejak tahun 2015. Sebagian besar korbannya kemungkinan berada di Brasil.
"Selama delapan tahun terakhir, diam-diam Bigpanzi sudah beroperasi dan mengumpulkan kekayaan tanpa diketahui," kata Xlabs dalam laporannya, dikutip dari Tech Radar, Minggu (21/1/2024).
Seiring dengan kemajuan operasinya, para peretas juga mendapatkan lebih banyak sampel, nama domain hingga alamat IP. Jadi, temuan para peneliti hanya segelintir dari apa yang sudah mereka raup selama delapan tahun terakhir.
Terkini Lainnya
- Realme P2 Pro Meluncur, Spesifikasi Serba "Naik Kelas"
- Cara Jadwalkan Kirim Pesan Gmail di PC dan HP
- Kode Cek Nomor Telkomsel dan Cara Menghubunginya
- Cara Buat Menu Ceklis di Google Docs untuk Keperluan Dokumen
- Jawa Barat Sabet Medali Emas PON XXI Cabor E-sports Nomor Free Fire
- 3 Cara Cek Kesehatan Baterai Macbook dengan Mudah dan Praktis
- Cara Hapus Cache dan Riwayat Pencarian di Google Chrome
- Menpora Sebut Arena E-sports Jadi Venue Terbaik PON XXI 2024
- Game "Celestia: Chain of Fate" Bikinan Indonesia Rilis di PC dan Nintendo Switch
- Cara Mengatasi Akun Tidak Diizinkan Menggunakan WhatsApp, Jangan Panik
- Apple Intelligence Tak Bisa Digunakan di China dan Eropa, Kenapa?
- Bos ZTE Ungkap Faktor Utama Pendorong Ekonomi Digital di Indonesia
- Ini Dia, Smartphone dengan Layar Sekunder Dikelilingi Kamera
- 3 Cara Cek Versi Windows 32-bit atau 64-bit dengan Mudah dan Cepat
- PS5 Pro Ditenagai GPU Baru dari AMD, Seperti Ini Kemampuannya
- Android Vivo G2 Rilis, Jadi HP Seri G Pertama Vivo
- Samsung Galaxy S24 Series Hadir dengan OneUI 6.1, Ini Fitur-fitur Barunya
- Menjajal Samsung Galaxy S24 Ultra, Punya Kamera Baru dan AI
- Instagram Kini Ingatkan Pengguna Istirahat Saat Malam
- Sony Gelar "January Deals", Diskon Game PS4 dan PS5 hingga 90 Persen