Hacker Makin Mudah Bikin Malware Menggunakan AI
![Ilustrasi malware.](https://asset.kompas.com/crops/wCZHoqHWd8F2qNXyZS7Jr07taQo=/135x0:780x430/1200x800/data/photo/2023/02/14/63eb24c26aada.jpeg)
- Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) membantu mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Namun, teknologi itu juga dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk melancarkan aksinya.
Menurut pejabat Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat, model AI open source kini dipakai oleh peretas (hacker) untuk mengembangkan jenis malware baru.
Bukan hanya dalam aspek pengembangan, penyebaran software jahat itu juga dilakukan menggunakan AI oleh hacker.
Dengan memakai AI, para hacker bisa melakukan serangan phising atau upaya mendapatkan data pribadi seseorang dengan melalui berbagai bentuk penipuan.
Baca juga: India Uji Coba AI Jadi Penyiar Berita, Tampil Luwes Tapi Monoton
"Kami kira seiring waktu adopsi dan demokratisasi model AI berlanjut, tren ini (serangan) akan meningkat," kata pejabat FBI, dikutip KompasTekno dari Toms Guide, Rabu (2/8/2023).
Selain itu, FBI juga melihat adanya peningkatan yang cukup tinggi dalam jumlah konten AI palsu yang dibuat untuk menyerang pengguna awam. Misalnya untuk membuat e-mail palsu, hingga situs web palsu demi melancarkan phising.
FBI memang tidak menyebutkan langsung model AI mana yang dipakai hacker untuk melancarkan serangan. Namun, disebutkan bahwa hacker kerap menggunakan alat atau program open source yang tersedia gratis.
FBI juga menyinggung soal keamanan deepfake. Deepfake merupakan konten rekayasa dari sebuah peristiwa dalam bentuk gambar dan video, tetapi tidak sesuai dengan kenyataannya. Konten ini juga dihasilkan berkat AI.
Karena tampak nyata, agak sulit untuk membedakan antara konten deepfake dengan peristiwa aslinya.
Open AI, Google dan Meta janji 'amankan' AI
Mengingat risiko dari AI, pekan lalu sejumlah perusahaan teknologi kenamaan termasuk OpenAI, induk Google, Alphabet dan Meta membuat komitmen untuk menerapkan langkah termasuk "penanda" konten yang dihasilkan AI.
Komitmen itu diumumkan disampaikan di Gedung Putih dan diumumkan langsung oleh Presiden Joe Biden pada akhir Juli lalu.
Sejumlah raksasa teknologi itu berjanji untuk menguji sistem secara menyeluruh sebelum merilisnya dan berbagi informasi terkait cara mengurangi risiko serta investasinya dalam hal keamanan siber.
Baca juga: Demi AI, Pendiri Google yang Lama Tak Pernah Ngantor Nongol Lagi
Sebagai bagian dari komitmen itu, tujuh perusahaan berjanji bakal mengembangkan sistem penanda untuk semua konten, mulai dari teks, gambar, audio hingga video yang dihasilkan oleh AI. Dengan begitu, pengguna bisa tahu konten mana yang dibuat dengan AI.
Perusahaan juga berjanji bakal fokus melindungi privasi pengguna ketika AI makin berkembang. Mereka juga bakal memastikan teknologinya bebas dari bias dan tidak dipakai untuk mendiskriminasi kelompok tertentu.
Komitmen lainnya yaitu mengembangkan solusi AI untuk mengatasi masalah ilmiah termasuk penelitian medis, hingga mitigasi perubahan iklim, dihimpun KompasTekno dari Reuters, Rabu (2/8/2023).
Terkini Lainnya
- Sedang Tren di Amerika, Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Bukan di Tangan
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Tak Asal Pilih, Ini Makna Warna Pastel di Samsung Galaxy Z Fold 5 dan Z Flip 5
- Lenovo Siapkan "Legion Go", Konsol Pesaing ROG Ally dan Steam Deck
- Mencoba Fitur Flex Mode di Samsung Galaxy Z Flip 5 yang Cocok untuk Multitasking
- Galaxy Watch 6 Meluncur, Ini Peningkatan dari Galaxy Watch 5
- Oppo Berhenti Jualan Ponsel di Perancis