Konten Dewasa di OnlyFans Tetap Ada hingga 5 Tahun Lagi
- Perubahan citra OnlyFans dari platform konten bermuatan pornografi menjadi rumah bagi seluruh genre konten tampaknya semakin jauh dari kenyataan.
Pasalnya, baru-baru ini, CEO OnlyFans Ami Gan mengungkapkan bahwa konten dewasa akan tetap dipelihara dan memiliki tempat di situs OnlyFans, setidaknya hingga lima tahun ke depan.
Dengan begitu, kata Gan, pembuat konten modelan itu dapat terus mencari nafkah di situs perusahaan yang berbasis di Inggris Raya. Gan menyampaikan hal tersebut ketika berbicara di panggung acara TechCrunch Disrupt baru-baru ini.
Baca juga: Apa Itu OnlyFans dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Gan juga mencatat bahwa pihaknya sedang bekerja dengan komunitas pembuat undang-undang untuk memastikan bahwa konten dewasa hanya dilihat oleh pengguna yang diizinkan secara hukum untuk melakukannya.
Yahoo Finance CEO OnlyFans Ami Gan saat bicara di atas panggung acara TechCrunch Disrupt 2022.Sempat ingin dilarang pada 2021
Pernyataan Gan itu bertolak belakang dengan rencananya OnlyFans tahun lalu. Tepatnya pada Oktober 2021, OnlyFans sempat mempertimbangkan untuk melarang konten bermuatan hal-hal seksual yang eksplisit.
Tahun lalu, OnlyFans menilai, perubahan kebijakan diperlukan karena ada desakan dari para mitra perbankan dan provider pembayaran terkait hal tersebut. Apalagi, OnlyFans yang selama ini menjadi perusahaan privat, berencana menarik pendanaan dari investor luar dengan target valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,4 miliar (kurs Rp 14.490).
Makanya, tahun lalu, OnlyFans mengaku ingin mengembangkan pedoman kontennya supaya menjadi platform komunitas kreator dan fans inklusif yang berumur panjang. Salah satunya berencana melarang konten pornografi.
Baca juga: OnlyFans Banting Setir, Tak Jadi Larang Konten Pornografi
Namun, pelarangan konten pornografi itu tak jadi diberlakukan di platform OnlyFans. Alasannya, platform yang didirikan oleh Timothy Stokely itu disebut mendapat kepastian dan kebebasan dari "para rekanan perbankan" untuk mendukung berbagai genre kreator.
Penangguhan larangan konten pronografi ini juga dilakukan OnlyFans setelah rencana tersebut memicu kontroversi dan kecaman dari penggunanya, khususnya sebagian pengguna yang merupakan pekerja seks. yang ikut berkontribusi mempopulerkan OnlyFans.
Dengan begitu, hingga kini, OnlyFans masih bisa digunakan kreator untuk menjual konten pornografi bikinannya. Saat ini, situs OnlyFans sudah diblokir oleh pemerintah Indonesia karena dinilai mengandung konten yang negatif.
Telanjur jadi daya tarik
OnlyFans sebenarnya memiliki cita-cita untuk menjadi wadah bagi para kreator konten, seperti musisi, gamer hingga YouTuber, yang ingin memonetisasi karyanya.
Pengguna atau penggemar bisa berlangganan dan memberikan tip pada kreator yang disukainya. Sayangnya, saat ini “karya” pembuat konten di OnlyFans banyak diisi dengan muatan pornografi yang sangat vulgar, bahkan membuatnya terlihat seperti situs video porno.
Sejak didirikan 2016 silam, konten dewasa tampaknya sudah menjadi daya tarik sendiri di OnlyFans dan membuat popularitas situs OnlyFans terus menanjak selama beberapa tahun belakangan.
Baca juga: OnlyFans Raup Rp 71 Triliun Setahun dari Konten Pornografi
Bahkan, OnlyFans membukukan pendapatan miliaran dollar AS tahun lalu. Inilah tampaknya yang membuat OnlyFans masih mempertahankan konten dewasa di situsnya.
Menurut laporan outlet media The Guardian, OnlyFans membukukan pendapatan senilai 4,8 miliar dollar AS atau setara Rp 71,5 triliun dalam periode operasional 12 bulan dari Oktober 2020 hingga September 2021.
Terkini Lainnya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Telkomsel "Sulap" Cangkang Kartu SIM Jadi Paving Block dan Smartphone Holder
- Bocoran Samsung Galaxy M54 5G Beredar, HP Menengah Pakai Chipset Flagship?
- BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja untuk IT, Daftar di Website Ini sebelum 31 Oktober 2022
- Huawei Matepad C5e Meluncur, Tablet Android yang Andalkan Fitur Keamanan
- Oppo Tetap Pilih Tangerang untuk Pabrik Barunya Meskipun UMR Tinggi