Menghadirkan Sentuhan Manusia pada Layanan AI Customer Service
- Seorang pria membuka teleponnya, memencet nomor-nomor dan nada hubung pun berbunyi.
Di ujung sana, suara perempuan dengan nada khas customer service yang sebelumnya telah direkam terdengar. Sang pria dengan sabar menunggu "intro" yang lama itu sembari menanti instruksi selanjutnya.
Tiba saat suara customer service itu menanyakan kebutuhan, ia menyebutkan nomor dan jenis keluhan. Si penelepon pun memencet nomor di tombol dial sesuai kebutuhannya.
Begitulah kira-kira gambaran dari call center atau pusat layanan pelanggan (customer care service) yang sering kita jumpai saat ini. Namun semuanya akan berubah dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Namun AI saja tidak cukup, sebab sejumlah perusahaan saat ini sudah mengadopsi AI untuk pusat layanan mereka, baik berbasis suara (telepon) maupun teks.
Baca juga: Pandemi Bikin Pelanggan Telkomsel Beralih ke Customer Service Digital
AI yang dimaksud di sini adalah AI yang bisa berbicara dengan luwes, sehingga pelanggan mendapat kesan sedang berbicara dengan manusia, bukan robot.
"Kita ingin membuat interaksi antara pelanggan dengan customer service menjadi lebih natural meski menggunakan AI, tidak kaku," ujar Sujith Abraham, SVP and General Manager, Salesforce ASEAN, salah satu perusahaan yang berkecimpung di solusi Customer Relationship Management (CRM).
Agentforce memiliki berbagai peran, termasuk layanan, pengembangan penjualan, dan pengoptimalan kampanye pemasaran. Agen-agen AI ini dapat dikustomisasi menggunakan alat bantu coding yang mudah, yang memungkinkan bisnis untuk menyesuaikan AI dengan kebutuhan spesifik mereka, tanpa keahlian teknis yang ekstensif.
Misalnya, saat pelanggan menelepon toko baju untuk komplain bahwa ukuran dan bahannya tidak seperti yang ia harapkan. Agentforce bisa mendeteksi siapa nama penelepon, menyapanya langsung layaknya CS manusia, dengan bahasa yang luwes.
Penelepon tidak harus memiliki pengalaman lama menunggu instruksi, memencet nomor sesuai dengan kategori komplain, dan sebagainya.
Agen AI itu pun juga bisa melacak pesanan terakhir, dan mencari lokasi toko terdekat dengan alamat penelepon, untuk melakukan refund.
Baca juga: Salesforce Resmikan Entitas di Indonesia, Bawa Layanan Hyperforce
"Setiap kali kami menunjukkan demo tersebut, banyak yang tertarik. Ini karena sebelumnya mereka telah mencoba membuat AI sendiri, dan biayanya mahal," kata Sujith saat diwawancara oleh jurnalis , Reska K. Nistanto di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Sujith menambahkan, membangun LLM adalah investasi yang mahal. Bukan hanya membangunnya saja, mereka harus memastikan apa yang masuk ke dalam LLM tersebut, tergantung yang mana yang akan digunakan, dan datanya bersifat massal.
Solusi Agentforce dari Salesforce ini ingin menjembatani kebutuhan itu. Agentforce diklaim Sujith memberikan platform yang mengelola data, menjaganya tetap aman, juga memberi pengalaman kecerdasan buatan terbaik yang bisa dimiliki.
Terkini Lainnya
- Pekerja dengan Skill AI Diprediksi Makin Diburu Tahun 2025
- E-mail Promosi Menumpuk? Begini Cara Cepat Menghapusnya
- Edit Foto dengan Oppo AI Studio Bisa Dapat TWS Enco Buds2 Gratis
- 7 Tips Pilih Smartphone Gaming biar Tidak Lemot dan Gampang Panas
- Susah Tidur Malam akibat Asik Main HP? Begini Tips Mengatasinya
- Cara Melihat Penyimpanan Akun Google buat Cek Sisanya, Mudah dan Cepat
- Bagaimana Cara Kerja Ransomware dan Mengapa Berbahaya?
- Cara Mengubah Tema Chat WhatsApp, Bisa Ganti Warna Chat dan Wallpaper
- Laptop Ini Diklaim Tahan 32 Jam Pemakaian, Meluncur di CES 2025?
- HP Oppo A5 Pro Resmi dengan Baterai Silikon 6.000 mAh
- 7 Produk dan Layanan Google yang Ditutup pada 2024
- Nasib TikTok di AS Kemungkinan Diselamatkan Donald Trump
- Apple Buka 4 Lowongan Pekerjaan di Indonesia
- Pembuat Spyware Pegasus Asal Israel Divonis Bersalah
- 7 Aplikasi Paling Banyak Menguras Baterai HP
- Samsung Umumkan Memori GDDR7 24 GB Pertama di Dunia, untuk Next-gen AI
- Daftar HP Oppo yang Dapat Android 15, Reno 8 Masih Kebagian
- Tabel Spesifikasi Realme 13 5G di Indonesia, Harga Rp 3 Jutaan
- Counterpoint: Pasar Smartphone Tumbuh pada Kuartal III-2024, Samsung Teratas
- Meta Rilis Fitur Keamanan untuk Lindungi Remaja dari Pemerasan Seksual