Arti Istilah “5 Stages of Grief” yang Sering Digunakan di Media Sosial

- Media sosial (medsos) berisi banyak sekali bahasa atau istilah gaul yang sering digunakan pengguna, yang kadang belum banyak orang tahu artinya. Salah satu bahasa gaul yang sering digunakan di medsos itu seperti istilah 5 stages of grief.
Istilah 5 stages of grief sebenarnya sudah lama ada, tetapi hingga kini masih sering dipakai pengguna di medsos. Beberapa dari Anda mungkin juga sudah sering melihat kata tersebut dipakai pengguna di berbagai medsos seperti X atau TikTok.
Baca juga: Arti Kata My Shampoo and Conditioner Ran Out at the Same Time yang Viral di Medsos
Kendati sudah sering dipakai di medsos, beberapa pengguna bisa jadi belum paham arti 5 stages of grief. Dalam hal ini, pengguna mungkin bakal tertarik untuk mengetahui arti 5 stages of grief yang sering dipakai di medsos.
Lantas, sebenarnya apa maksud 5 stages of grief? Jika tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silakan simak penjelasan di bawah ini mengenai arti 5 stages of grief sebagai salah satu istilah yang sering dipakai di medsos.
Arti 5 stages of grief
Untuk diketahui, istilah 5 stages of grief memiliki kebiasaan penggunaan dalam konteks pembicaraan tertentu. Di medsos, istilah ini kerap dipakai dalam konteks pembicaraan yang memuat pesan atau cerita tentang kesedihan.
Istilah ini juga biasa digunakan pada pembicaraan dengan cerita tentang kehilangan orang yang dikasihi. Dengan kebiasaan penggunaan seperti ini, lantas apa arti 5 stages of grief di media sosial?
Arti 5 stages of grief pada dasarnya adalah sebuah konsep tentang tahap emosi atau psikologis seseorang dalam menghadapi atau menerima kesedihan. Konsep 5 stages of grief disusun oleh Elisabeth Kübler-Ross, psikiater Amerika-Swiss.
Baca juga: 10 Bahasa Gaul Gen Alpha yang Lagi Tren di Medsos, Ada “Rizz”, “Sigma”, “Skibidi”, dll
Kübler-Ross mengenalkan konsep ini dalam bukunya yang berjudul “On Death and Dying” pada tahun 1969. Awalnya konsep ini digunakan untuk menjelaskan kesedihan dari orang-orang dengan penyakit sulit disembuhkan, yang sedang menghadapi kematian.
Namun, konsep 5 stages of grief akhirnya segera diadaptasi untuk memaparkan kesedihan secara umum. Pada konsep ini, dalam menghadapi kesedihan, terdapat lima tahap emosi, yang meliputi denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance.
Denial merupakan tahap seseorang merasa mati rasa dan menyangkal kesedihan yang dialami, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kemudian, anger adalah tahap seseorang merasa marah atas kesedihan, kehilangan, atau luka, yang dialami.
Sementara itu, bargaining merupakan tahap seseorang mulai mampu bernegosiasi dengan kesedihan yang dialami, untuk membuat kesepakatan dengan diri sendiri guna mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Selanjutnya, depression merupakan tahap seseorang merasa sakit atau sedih yang sangat intens, yang bisa datang secara bergelombang selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Lalu, acceptance adalah tahap seseorang bisa berdamai atau menerima kesedihannya.
Dikutip dari Cruse Bereavement Care, tahap-tahap tersebut tidak bersifat linear yang berjenjang. Seseorang dapat mengalami tahap kesedihan itu pada waktu yang berbeda dan tidak terjadi dalam satu urutan tertentu.
Seseorang bisa saja tidak mengalami semua tahapan dan mungkin menemukan perasaan yang sangat berbeda pada setiap duka yang dialami.
Secara sederhana, arti 5 stages of grief adalah tahap emosi seseorang menghadapi kesedihan. Dengan arti tersebut, tak heran jika banyak warganet yang memakai kata 5 stages of grief dalam pembicaraan atau pernyataan yang mengandung cerita sedih.
Terkini Lainnya
- Cara Bikin Poster Ramadan 2025 pakai Canva dan Figma, Gratis dan Mudah
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- Telkomsel Hyper AI Optimasi Jaringan Tanpa Tenaga Manusia di PON 2024
- Jadwal Free Fire FFWS SEA Fall 2024 Pekan Ini, Minggu Terakhir "Knockout Stage"
- Telkomsel Hyper AI Andalkan Otomatisasi, Nasib Karyawan Dipastikan Aman
- Redmi Note 14 Pro dan Note 14 Pro Plus Meluncur, Bawa Desain Baru dan IP69
- Mengintip Huawei MatePad Pro 12.2 Tandem OLED, Apa Istimewanya?