cpu-data.info

Spotify Ubah Fitur Gratisan, Jumlah Pelanggan Jadi Naik

Ilustrasi Spotify
Lihat Foto

- Platform musik alir Spotify tercatat memiliki jumlah pengguna aktif bulanan (MAU/Monthy Active User) 574 juta pengguna. Informasi tersebut tercatat dalam laporan keuangan perusahaan periode Juli—September.

Dalam laporan berjudul Spotify: Q3 2023 Update, jumlah pengguna aktif bulanannya (MAU/ Monthy Active User) Spotify tumbuh 26 persen secara year-on-year (YoY/tahunan), atau lebih dari seperempat jumlah pengguna tahun sebelumnya.

Kenaikan jumlah pengguna aktif bulanan Spotify ini dinilai mengesankan, karena mampu melampaui target yang ditetapkan, yakni 572,1 juta pengguna.

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah MAU-nya, jumlah pelanggan Spotify pun turut mengalami kenaikan sebesar 16 persen secara YoY sehingga jumlahnya bertambah menjadi 226 juta pengguna.

Baca juga: 3 Negara dengan Harga Langganan Spotify Lebih Murah dari Indonesia

Menariknya, pertumbuhan ini terjadi setelah Spotify mengubah fitur pada pengguna reguler, alias gratisan.

Sebelumnya, pengguna reguler dapat memutar ulang lagu, mundur ke bagian lagu tertentu, mundur ke lagu sebelumnya, dan melakukan penyesuaian daftar putar lagu selanjutnya (queue songs).

Namun, fitur tersebut tidak dapat diakses lagi oleh pengguna reguler, kecuali memilih untuk berlangganan Spotify Premium. Sebagai gantinya, Spotify memperkenalkan fitur “Smart Shuffle”. Fitur ini memutar lagu secara acak, di luar daftar putar (playlist) yang biasa didengar.

Sejalan dengan paparan data di atas, perubahan fitur tersebut tampaknya mendorong pengguna reguler untuk beralih berlangganan Spotify Premium agar dapat mengakses fitur eksklusif.

Di Indonesia, biaya langganan Spotify terdiri dari beberapa paket. Paket Mini menjadi paket termurah karena dibanderol seharga Rp 2.500 per 1 hari untuk 1 akun.

Paket Individual seharga Rp 54.990 per bulan (1 akun), Paket Duo Rp 71.490 per bulan (2 akun), dan Paket Family Rp 86.900 per bulan untuk enam akun berbeda.

Baca juga: Spotify Rilis Fitur Jam, Bisa Buat Playlist Bareng Teman

Selain itu, pertambahan jumlah MAU Spotify juga berkontribusi secara substansial terhadap pertumbuhan pendapatan (revenue) perusahaan sebesar 11 persen. Pendapatan yang diraup menjadi 3,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 57,1 triliun, estimasi kurs Rp 15.862).

Alokasi pendapatan yang dicapai terdiri dari dua aspek, yakni 3,08 miliar dollar AS (berkisar Rp 48,8 triliun) dari akun berlangganan, sedangkan 473,29 juta AS (sekitar Rp 7,5 triliun) dari pendapatan iklan (ads revenue).

Spotify juga membukukan keuntungan kuartalannya sebesar 33,8 juta dollar AS (sekitar Rp 536 miliar). Cukup berbanding terbalik dengan kerugian yang dialami perusahaan tahun lalu sebesar 241,4 juta dollar AS (Rp 3,8 triliun).

Kendati demikian, Spotify masih belum memublikasikan laba bersih perusahaan selama setahun penuh, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Investing, Kamis (26/10/2023). Jadi belum dapat disimpulkan apakah Spotify mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif atau negatif.

Baca juga: Spotify Manjakan Podcaster dengan Sejumlah Fitur Baru

Akan tetapi, keuntungan yang dicapai kemungkinan besar dipengaruhi oleh pengurangan biaya strategis. Awal 2023, Spotify sempat memangkas 200 pekerja di divisi Podcast dan 600 pekerja secara keseluruhan sehingga berhasil menghemat sekitar 169 jutaan dollar AS (sekitar Rp 2,68 triliun).

Target ke depannya, Spotify memproyeksikan adanya penambahan 27 juta pengguna aktif bulanan, 235 juta pelanggan berbayar, disertai dengan laba operasi pada kuartal IV-2023 sebesar 39 juta dollar AS (Rp 618,8 miliar).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat