Jangan Bilang "Tolong" dan "Terima Kasih" ke ChatGPT

- Sering mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" saat memasukkan prompt di ChatGPT?
Banyak pengguna yang mengucapkan hal tersebut agar tampak "sopan" meskipun sedang berkomunikasi dengan chatbot kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).
Akan tetapi, mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" saat menggunakan ChatGPt ternyata membebani perusahaan induknya, OpenAI.
Hal ini terungkap dari penjelasan CEO OpenAI, Sam Altman di media sosial X (dahulu Twitter).
Menurut Altman, ungkapan "terima kasih" dan "tolong" dari pengguna, membuat OpenAI harus membayar hingga jutaan dollar. Biaya ini terkait dengan konsumsi listrik yang diperlukan oleh chatbot tersebut.
Baca juga: OpenAI Siapkan Media Sosial Mirip X, Berbasis ChatGPT
Penjelasan Altman tersebut diunggah di X Twitter guna menjawab pertanyaan dari salah seorang warganet.
"Saya penasaran berapa banyak biaya listrik yang dihabiskan OpenAI karena orang-orang mengucapkan 'tolong' dan 'terima kasih' ke model AI mereka," tanya pengguna X Twitter dengan handle @tomieinlove.
Alman lantas menjawab bahwa perusahaannya menghabiskan puluhan juta dollar dengan "baik".
"Puluhan juta dollar terpakai dengan baik. Anda tidak akan pernah tau," kata Altman lewat akun X-nya dengan handle @sama. Namun dia tak merinci berapa biaya yang terkuras sebenarnya.
I wonder how much money OpenAI has lost in electricity costs from people saying “please” and “thank you” to their models.
— tomie (@tomieinlove) April 15, 2025
Jawaban Altman menyiratkan bahwa OpenAI tidak begitu keberatan dengan "beban" akibat kesopanan yang diberikan penggunanya.
Baca juga: Cara Bikin Foto AI Main PS Bareng Artis via ChatGPT yang Ramai di Medsos
Secara teknis, sebuah model AI termasuk model di balik ChatGPT, memang perlu dilatih untuk melakukan berbagai hal, termasuk mengenali gambar hingga memahami bahasa.
Pelatihannya menggunakan kumpulan data besar dan hardware yang kuat termasuk (graphics processing unit/GPU), tensor processing unit (TPU), hingga chip bertenaga lainnya.
Selama proses pelatihan, termasuk ketika memproses setiap prompt yang dimasukkan pengguna, model AI mengonsumsi listrik yang besar.
Komponen penunjang AI juga menghasilkan panas yang signifikan selama pelatihan. Walhasil, diperlukan sistem pendingin seperti pendingin udara atau liquid, di mana sistem ini juga memerlukan listrik yang sama seperti komponen utama.
Untuk gambaran, pelatihan model AI seperti GPT milik OpenAI, membutuhkan ratusan hingga ribuan megawatt-hour.
Terkini Lainnya
- Jangan Bilang "Tolong" dan "Terima Kasih" ke ChatGPT
- Nvidia Rilis Zorah, Demo Game "GeForce RTX 50" yang Terlalu Nyata
- Celah Keamanan Internet yang Eksis 23 Tahun Akhirnya Ditutup
- 35 Link Twibbon Hari Bumi 2025 Siap Pakai, Lengkap dengan Ucapan Bijak
- Fitur Baru WA di Indonesia, Bisa Bikin Paket Stiker Sendiri
- Daftar Kode Negara iPhone dan Cara Mengeceknya
- 35 Daftar HP Mendukung E-SIM Tri dan Cara Belinya
- Kenapa Tidak Bisa Menerima Kode OTP SMS? Begini Penyebabnya
- Apa Itu Italian Brainrot atau Meme Anomali yang Lagi Viral di TikTok?
- 4 Tips Dapat Penghasilan Tambahan lewat Instagram
- Samsung Galaxy M56 Bawa Desain Kamera Baru, Bodi Tipis, dan Android 6 Generasi
- Moto Book 60 Resmi, Laptop Pertama Buatan Motorola
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI "Pelawan" Aturan Amerika
- Bill Gates Pamer Kode Pertama Microsoft, Ada 150 Halaman
- Fitur Baru WA di Indonesia, Bisa Bikin Paket Stiker Sendiri
- Moto Book 60 Resmi, Laptop Pertama Buatan Motorola
- Apa Itu Italian Brainrot atau Meme Anomali yang Lagi Viral di TikTok?
- Huawei Luncurkan Ascend 920, Chip AI "Pelawan" Aturan Amerika
- Samsung Galaxy M56 Bawa Desain Kamera Baru, Bodi Tipis, dan Android 6 Generasi