Menangi Gugatan, Microsoft Dapat Lampu Hijau dari AS untuk Akuisisi Activision Blizzard
- Microsoft memenangi sidang atas gugatan Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat perihal akuisisi studio pengembang game, Activision Blizzard.
Sebelumnya, dalam gugatannya, FTC menilai akuisisi itu bakal menekan persaingan di industri game. Sehingga FTC meminta pengadilan untuk membatalkan akuisisi itu.
Namun, Mirosoft memenangi sidang pada 11 Juli 2023. Sehingga mendapatkan lampu hijau AS untuk merampungkan transaksi pembelian pembuat game "Call of Duty" yang sudah dimulai sejak Januari 2022 lalu.
Sedianya, akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard ini memiliki tenggang waktu (deadline) pada 18 Juli 2023. Nilai transaksinya mencapai 68,7 miliar dollar AS atau setara Rp 986 triliun. Nilai akuisisi ini menjadi yang terbesar dalam sejarah akuisisi perusahaan game.
Baca juga: Selain Activision Blizzard, Microsoft Ternyata Juga Incar Akuisisi Sega
Call of Duty dinilai bakal lebih banyak diakses pengguna
Kemenangan Microsoft atas gugatan FTC itu terjadi setelah sesi testimoni selama lima hari. Menurut hakim Pengadilan California Jacqueline Scott Corley, FTC belum mampu menunjukkan klaim akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard bakal mengurangi persaingan di pasar gaming.
Sebaliknya, selama persidangan, hakim Corley, melihat komitmen Microsoft untuk tidak memonopoli game Call of Duty.
Microsoft disebut berkomitmen untuk terus menyediakan game Call of Duty di PlayStation dan Xbox. Microsoft disebut juga membuat kesepakatan dengan Nintendo untuk menghadirkan Call of Duty ke konsol Nintendo Switch.
Dari kesaksian Microsoft, bila akuisisi rampung, pihaknya juga bakal menghadirkan konten bikinan Activision Blizzard ke beberapa layanan cloud gaming.
Dalam keputusannya, hakim Corley menyebut, kesaksian Microsoft itu menunjukkan bahwa konsumen akan memiliki lebih banyak akses ke Call of Duty dan konten Activision lainnya.
"Oleh karena itu, permohonan FTC (soal penangguhan akuisisi Micosofost atas Activision Blizzard) ditolak," tulis hakim Corley dalam putusannya, sebagaimana dikutip KompasTekno dari TheVerge, Rabu (12/7/2023).
Dengan putusan ini, sejumlah petinggi Microsoft dan Xbox menyampaikan rasa gembiranya. Bahkan, CEO Activision Blizzard mengatakan bahwa keputusan pengadilan ini bisa menguntungkan karyawan dan konsumen.
Kendati demikian, FTC mengaku akan mengambil langkah lanjutan, namun belum diungkap detailnya.
FTC masih menilai bahwa transaksi pembelian merupakan ancaman pada pasar cloud gaming, layanan langganan (subscription), dan konsol.
Baca juga: Microsoft Dapat Lampu Hijau dari Eropa untuk Akuisisi Activision Blizzard
Terganjal restu Inggris
Restu Uni Eropa didapatkan setelah Microsoft menawarkan solusi cloud gaming sebagai upaya anti-monopoli. Dengan cloud gaming, semua pengguna bisa memainkan game buatan Activision Blizzard secara streaming dari berbagai platform.
Terkini Lainnya
- Menjajal Galaxy A06, HP Rp 1 Jutaan Pertama Samsung dengan Knox Vault
- 3 Tim Indonesia Maju ke Kompetisi E-sports PUBG Mobile Global Championship 2024
- Game "Minecraft" Dibikin Film "Live Action", Rilis April 2025
- Bukti Baru Media Sosial Bisa "Dengar" Pembicaraan Kita
- Xiaomi Redmi 14C dan Tecno Spark 30C Sudah Boleh Masuk Indonesia
- Nubia Red Magic Nova Diumumkan, Tablet Gaming dengan Kipas Internal
- Huawei Kuasai Pasar Smartwatch dan Smartband Dunia
- Cara Menghapus Akun Facebook Permanen di HP dengan Mudah dan Cepat
- Cara Mengaktifkan dan Mematikan Komputer Desktop dengan Benar
- Demi AI Sora, Induk ChatGPT Siapkan Chip Bikinan Sendiri?
- Cara Menggunakan ChatGPT di HP Android dengan Mudah
- Cara Mengganti Nama di Google Meet dengan Mudah
- 4 Cara Ganti Password Gmail dengan Mudah untuk Berbagai Kondisi
- Dapat Pesan Spam atau Penipuan di WhatsApp? Begini Cara Mengatasinya
- Apa yang Terjadi Jika Ganti Nomor WhatsApp? Begini Efek, Fungsi, dan Caranya
- Amazfit Cheetah Dijual di Indonesia, Smartwatch Khusus Runner
- Samsung Galaxy A04s 128 GB: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- Twitter Diduga Blokir Link ke Profil Threads
- Twitter Klaim Catatkan Rekor Penggunaan Terbesar di Tengah Ancaman Threads
- Korban Penipuan Kerja “Like” dan “Subscribe” Rugi Rp 44 Juta, Ini Cara Menghindarinya