Selain Activision Blizzard, Microsoft Ternyata Juga Incar Akuisisi Sega

- Microsoft tengah berupaya melebarkan bisnis cloud gaming miliknya dengan mengakuisisi studio pengembang game seperti Activision Blizzard pada 2022.
Kini, laporan terbaru yang muncul mengindikasikan bahwa Microsoft juga mengincar untuk mengakuisisi unit studio game Sega. Sega adalah perusahaan pengembang dan pendistribusi software dan hardware video game kenamaan asal Jepang.
Kabar tersebut mencuat dari e-mail internal Xbox yang tersebar online. Isinya adalah soal strategi akuisisi perusahaan pada Mei 2021 lalu.
Dokumen internal Xbox tersebut sedianya diserahkan sebagai bukti dalam sidang hukum antara Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) versus Microsoft.
FTC menempuh jalur hukum karena khawatir akuisisi studio pembuat game "Call of Duty" oleh Microsoft itu bakal menekan persaingan di industri game.
Baca juga: Microsoft Dapat Lampu Hijau dari Eropa untuk Akuisisi Activision Blizzard
Dalam e-mail internal, kepala Xbox Phil Spencer secara khusus mengirim e-mail tertanggal 10 November 2020 kepada CEO Microsoft Satya Nadella, CFO Microsoft Amy Hood, dan beberapa petinggi Microsoft lainnya.
E-mail itu berisi permintaan persetujuan untuk mendekati Sega dan mengakuisisi studio game Sega.
"Kami percaya bahwa Sega telah membangun portofolio game yang seimbang di seluruh segmen dengan daya tarik geografis global, dan akan membantu kami mempercepat Xbox Game Pass baik di dalam maupun di luar konsol," tulis email Phil Spencer.
General Manager Micrososft, David Hampton membalas e-mail Spencer dengan kata "Game on" atau frasa yang digunakan untuk menandai dimulainya sesuatu. Namun, tidak ada kelanjutan soal kabar akuisisi studio game Sega oleh Microsoft ini.

"Dengan kemitraan ini, memungkinkan bisnis untuk bergerak maju dengan "Super Game", sebuah inisiatif baru untuk mengembangkan judul baru dan inovatif di mana fokus utamanya adalah 'Global', 'Online', 'Komunitas', dan 'Pemanfaatan IP'," kata Sega dalam laman resminya.
Dalam pengumuman aliansi strategis dengan Microsoft ini, Sega tidak merinci lebih lanjut apakah kesepakatan ini akan menghasilkan judul video game ekslusif, termasuk investasi modal atau tidak.
Baca juga: Microsoft Sebut Xbox dan PlayStation Generasi Berikutnya Meluncur 2028
Microsoft juga mengincar untuk mengakuisisi lebih banyak perusahaan. Hal ini terlihat dari bukti dokumen internal lain yang juga bocor, yakni sebuah slide presentasi.
Dalam dokumen tersebut, terlihat ada slide berjudul "daftar pengawasan merger dan akuisisi (M&A)". Isinya beberapa nama perusahaan yang diincar untuk diakuisisi. Tujuannya untuk mengisi kesenjangan konten di Xbox Game Studio (XGS).
Beberapa nama perusahaan yang ada dalam daftar di antaranya Thunderful, Supergiant Games, Niantic, Playrix, Zynga, Bungie, IO Interactive, serta Scopely.
Terkini Lainnya
- Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama
- 7 Penyebab Battery Health iPhone Turun Drastis yang Perlu Diketahui
- Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
- Cara Beli E-SIM Tri, Harga, dan Aktivasinya
- 2 Cara Mengaktifkan E-SIM XL dengan Mudah dan Praktis
- Cara Migrasi Kartu SIM Fisik ke E-SIM Telkomsel via Online, Mudah dan Cepat
- Samsung Galaxy M56 5G Meluncur, Bawa Bodi Tipis dan Datar
- Nvidia Hadapi Kerugian Rp 92 Triliun Imbas Ekspor Chip Dibatasi
- WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Orang Lain Tak Bisa Simpan Foto dan Video Kita
- Video Lama Ungkap Alasan Bos Apple Pilih Rakit iPhone di China
- Jadwal MPL S15 Minggu Ini, Ada "Derby Klasik" RRQ Hoshi vs Evos Glory
- Hadiah Kompetisi E-sports EWC 2025 Tembus Rp 1 Triliun
- iPhone 6s Kini Masuk Kategori HP Lawas
- Meta Tambah Keamanan Akun Instagram Remaja Indonesia, Batasi Live dan DM
- Arti Logo XLSmart, Operator Seluler Hasil Merger XL-Smartfren
- Cara Top Up Saldo AstraPay via BNI Mobile Banking untuk Beli Tiket MRT
- Tecno Pova 5 Edisi Free Fire Meluncur dengan Baterai 7.000 mAh
- Game Berburu Zombie "Undawn" Meluncur, Pemain di Android, iOS, dan PC Bisa "Mabar"
- Harga Tiket Konser Taylor Swift "The Eras Tour" di Singapura dan Cara Belinya
- Poco F5 di Indonesia Tembus 10.000 Unit