Peringatan Erupsi Gunung Semeru Muncul di Google Search
- Peringatan erupsi Gunung Semeru muncul di laman pencarian Google Search. Ketika mengetik kata kunci/keyword terkait erupsi Gunung Semeru, seperti "erupsi Semeru" atau "Semeru eruption" di kolom pencarian Google Search, akan muncul tanda "Volcano alert" atau "Peringatan gunung berapi" di pojok kiri atas.
Tanda itu muncul dengan label warna merah dan terpampang di hasil pencarian teratas. Di samping tanda peringatan erupsi Gunung Semeru, ada tiga tab yang terdiri dari "Overview", "Local info", dan "News".
Apabila mengeklik tab "Overview" akan muncul informasi umum seputar fenomena alam erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu kemarin (4/12/2022). Informasi umum itu mencakup berita terkini terkait letusan vulkanik di Gunung Semeru dari berbagai media baik lokal maupun internasional.
Tidak hanya berita dengan format tekstual berwujud artikel, tapi juga berita terkini dalam format video. Saat menggulir (scroll) ke bawah terdapat peta area terdampak erupsi Gunung Semeru.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Link buat Pantau Kondisi dan Status Terkininya
Apabila mengeklik peta tersebut, pengguna akan diarahkan ke Google Maps untuk melihat seberapa luas area yang terdampak petusan vulkanik. Area terdampak akan ditandai dengan warna merah, seperti gambar di bawah ini.
Di tab "Local Info", terdapat beberapa situs yang bisa digunakan untuk memantau kondisi terkini erupsi Gunung Semeru, seperti situs magma.esdm.go.id yang dibuat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ada pula akun Twitter resmi Badan Nasional Penanggulagan Bencana (BNPB) yang memberikan perkembangan informasi terkait erupsi Gunung Semeru.
Sebanyak 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik setelah terjadi Awan Panas Guguran (APG) dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Semeru, Minggu (4/12).
Selengkapnya: ##APGSemeru #GunungSemeru #Semeru #BNPBIndonesia pic.twitter.com/5tFhbEGNTW
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) December 4, 2022
Sedang tab "News", akan menampilkan berita terbaru soal erupsi Gunung Semeru dari berbagai media, baik lokal maupun internasional.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan KompasTekno, Senin (5/12/2022), peringatan erupsi Gunung Semeru tidak muncul dengan kata kunci "Semeru" atau "Gunung Semeru" saja.
Google cukup sering memberikan tanda darurat atau peringatan saat ada tragedi atau bencana alam. Ketika topik terkait tragedi atau bencana alam itu ditelusuri lewat Google Search, biasanya akan muncul label "SOS Alert", seperti tragedi Halloween Itaewon beberapa waktu lalu atau "Volcano Alert" seperti erupsi Gunung Semeru saat ini.
Gunung Semeru erupsi Minggu pagi
Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi, Minggu (4/12/2022) pagi. Erupsi Gunung Semeru kali ini bertepatan dengan satu tahun sejak letusan yang sama 4 Desember 2021 lalu.
Dilaporkan , Awan panas guguran (APG) meluncur dari puncak kawah Jonggring Saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan.
"APG yang turun ber-amak (amplitudo maksimal) 35 mm dan masih berlangsung," tulis Mukdas Sofian dalam rilis resmi PVMBG, dikutip dari .
Baca juga: Facebook Aktifkan Safety Check untuk Bencana Erupsi Gunung Semeru
Erupsi juga meluncurkan kolom abu berwarna kelabu dan puncak kawah dengan intensitas sedang hingga tebal, setinggi 1,5 kilometer dari puncak kawah pada pukul 02.56 WIB. Selama erupsi, seismograf mencatat telah terjadi delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 18-22 mm dengan durasi 65-120 detik.
Pada Senin (5/12/2022) pagi, awan panas guguran dilaporkan masih meluncur sejauh 1 kilometer di dari puncak kawah Jonggring Saloko. Asap kawah bertekanan lemah bewarna putih terlihat membumbung 500 meter di atas kawah.
Selain itu, letusan asap juga terjadi sebanyak empat kali bewarna putih kelabu dengan ketinggian 500-700 meter mengarah ke barat daya. Guguran lava pijar juga meluncur dari ujung lidah lava sejauh 300 meter.
Petugas Pos Pantau Gunung Semeru Mukdas Sofian mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sejauh 17 kilometer.
"Kawasan itu berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 kilometer dari puncak," kata Mukdas Sofian.
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- 3 Bos Kripto Meninggal dalam Waktu Berdekatan, Ada yang Tewas saat Tidur
- Gunung Semeru Erupsi, Ini Link buat Pantau Kondisi dan Status Terkininya
- Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital hingga 2030
- Twitter 2.0 Versi Elon Musk Diumumkan, Janjikan 5 Hal Ini
- Link Download Twibbon Hari Relawan Internasional 2022 dan Cara Pakainya