Tiga Faktor yang Membuat Startup Indonesia Sulit Dapat Dana Asing
- Perusahaan rintisan alias startup di Indonesia diprediksi bakal kesulitan untuk mendapatkan pendanaan (funding) secara terus menerus, terutama dari investor asing.
Setidaknya begitulah menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal.
Menurut Fithra, setidaknya ada tiga faktor yang membuat startup Indonesia bakal sulit mendapatkan pendanaan secara terus-menerus. Apa saja?
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Startup Indonesia?
Potensi keuntungan yang berkurang
Fithra menceritakan, sebenarnya startup baru banyak bermunculan di dunia pasca-krisis ekonomi global pada 2008 silam, termasuk di Indonesia.
Masalahnya, ketika itu, perbedaan ketersediaan modal (capital) di negara berkembang dan negara maju timpang.
"Nah, investor asal negara maju seperti Amerika Serikat ingin melebarkan portofolionya, yakni tak hanya di pasar modal konvensional, tapi juga ke startup di negara berkembang," kata Fithra, saat dihubungi KompasTekno, Kamis (16/6/2022).
Menurut dia, hal tersebut terbilang wajar dilakukan karena investor mencoba berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, meskipun relatif lebih berisiko.
Baca juga: Ketika Investor Kelas Kakap Beri Peringatan kepada Para Pendiri Startup
"Saat itu, startup Indonesia juga dapat limpahan modal," kata Fithra.
Sekarang, ketimpangan ketersediaan modal antara negara maju dan negara berkembang semakin tipis. Artinya, potensi pelebaran portofolio untuk mencapai keuntungan yang tinggi di negara berkembang seperti Indonesia, semakin tipis juga.
"Maka kecenderungannya adalah investor dari negara maju menahan diri untuk melakukan investasi-investasi yang signifikan," kata Fithra.
Tuntutan startup agar bisa "untung"
Makanya tak heran bila banyak startup dari negara maju beroperasi di negara berkembang.
Menurut Fithra, startup ini awalnya selalu menargetkan "traction" atau pertumbuhan saja di negara berkembang. Misalnya seperti pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan basis pelanggan. Belum mengarah ke profitabilitas.
Baca juga: Jeff Bezos Kembali Suntik Dana ke Startup Indonesia
Namun, siklus bisnis startup sudah mulai berubah. Dari yang awalnya pemodal ventura hanya mengejar pertumbuhan, kini mereka (venture capitalist) menuntut startup untuk menghasilkan keuntungan (profitable).
"Sehingga sekarang startup akan lebih sulit mendapatkan funding dari para pemodal ventura," kata Fithra.
Terkini Lainnya
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- The Fed Naikkan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Startup Indonesia?
- Saat Apple Gagal Rayu Pengguna Android Hijrah ke iPhone lewat iOS 16...
- Oppo A16k Punya "Tombol Bulat" Mengambang di Layar seperti iPhone, Begini Pakainya
- Cara Menemukan Titik Koordinat di Google Maps buat Isi Data PPDB Online
- Harga Bitcoin Mulai Pulih, Ini Sebabnya