cpu-data.info

Harga Bitcoin Mulai Pulih, Ini Sebabnya

Bitcoin adalah mata uang kripto pertama yang memiliki nilai kapitalisasi paling besar
Lihat Foto

- Awal pekan ini, aneka mata uang kripto (cryptocurrency) termasuk Bitcoin (BTC), mengalami penurunan harga drastis. Namun setelah Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan, harga Bitcoin berangsur mulai pulih.

Pantauan KompasTekno dari situs web yang biasa mencatat statistik cryptocurrency, CoinMarketCap, Selasa (14/6/2022) pagi, harga Bitcoin tercatat di angka sekitar 21.000 dollar AS per keping, turun 15,82 persen selama 24 jam.

Pada Rabu (15/6/2022) waktu Amerika Serikat atau Kamis (16/6/2022) waktu Indonesia, Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) resmi mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen demi menekan laju inflasi AS.

Ini menjadi kenaikan suku bunga paling agresif yang dilakukan The Fed sejak 1994, atau dalam 28 tahun terakhir.

Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok 12 Persen, Terendah dalam 18 Bulan Terakhir

Beberapa menit setelah pengumuman tersebut, harga Bitcoin kembali anjlok ke level 20.270 dollar AS (sekitar Rp 298,5 juta) per kepingnya.

Namun, kira-kira satu jam pasca pengumuman kenaikan suku bunga The Fed, harga Bitcoin terpantau mulai "menghijau" pulih, naik ke level 21.444 dollar AS (kira-kira Rp 316,1 juta) per  keping BTC.

Pantauan KompasTekno di situs CoinDesk, Kamis siang, Bitcoin diperdagangkan dengan harga 22.238 dollar AS (sekitar Rp 327,8 juta) per kepingnya, naik 5,62 persen selama 24 jam terakhir.

Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin sempat diperdagangkan di harga tertinggi sebesar 22.950 dollar AS atau sekitar Rp 338,3 juta per keping, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CoinDesk, Kamis (16/6/2022).

Tangkapan layar harga Bitcoin yang mulai pulih pasca-The Fed umumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen.CoinDesk Tangkapan layar harga Bitcoin yang mulai pulih pasca-The Fed umumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen.
Suku bunga The Fed naik 0,75 persen

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (0,75 persen) pada hari Rabu (15/6/2022) waktu setempat. Dengan kenaikan tersebut, maka suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 1,5 persen sampai dengan 1,75 persen.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga ini, dilakukan cukup matang, dan pihaknya terus memantau pergerakan inflasi kedepannya.

Baca juga: Ini Penyebab Harga Bitcoin dkk Turun Drastis

Angka suku bunga tersebut masih berpotensi naik di masa mendatang. The Fed menunjukkan adanya potensi kenaikkan suku bunga lanjutan hingga kisaran 3,4 persen sampai akhir tahun ini.

Langkah The Fed dengan menaikkan suku bunga acuan ini, seiring dengan laju inflasi yang sangat cepata dalam 40 tahun terakhir.

Pada Mei 2022, inflasi AS tercatat mencapai 8,6 persen yang juga merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 1981.

Nah, The Fed menargetkan menurunkan inflasi hingga ke level 2 persen, sehingga upaya–upaya agresif, seperti menaikkan suku bunga, penting untuk dilakukan.

Penyebab harga Bitcoin anjlok awal pekan ini

Menurut laporan Yahoo Finance, karena harganya yang anjlok, kapitalisasi Bitcoin juga ikut turun sekitar 29 persen selama lima hari terakhir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat