cpu-data.info

Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengumumkan tarif impor baru dalam acara di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025. Barang yang kena dampak kebijakan tarif trump.
Lihat Foto

- Saham sejumlah perusahaan teknologi dan game global terpantau anjlok menjelang diberlakukannya tarif baru yang digagas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Kebijakan tarif ini memicu kepanikan di pasar saham dan membuat nilai kapitalisasi pasar berbagai raksasa teknologi menyusut tajam.

Menurut laporan CNBC, saham Apple, Microsoft, dan Tesla kompak melemah pada akhir perdagangan hari Senin (7/4/2025) waktu setempat. Di antara ketiganya, Apple mencatat penurunan paling besar, yakni nyaris 4 persen dalam satu hari.

Selain itu, saham perusahaan teknologi lainnya juga terpantau melemah. Saham Oracle turun sekitar 1 persen, sementara Palantir Technologies sempat anjlok hampir 11 persen sebelum akhirnya ditutup menguat 5 persen pada akhir sesi perdagangan.

Baca juga: Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump

Di sisi lain, saham perusahaan semikonduktor seperti AMD dan Intel juga mengalami tekanan. AMD tercatat turun 2,5 persen, sementara Intel melemah 1,4 persen.

Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor bahwa kebijakan tarif baru dapat menurunkan permintaan. Sebab, harga perangkat elektronik dan komponen pendukungnya diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Saham perusahaan teknologi besar lainnya seperti Alphabet, Amazon, Meta, dan Nvidia sempat berada di zona merah, namun akhirnya berhasil menguat menjelang penutupan perdagangan.

Penguatan ini sempat didorong oleh spekulasi bahwa kebijakan tarif baru akan ditunda. Namun, spekulasi itu langsung dibantah oleh pihak Gedung Putih (Pemerintah AS), sehingga pasar kembali diliputi ketidakpastian.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laporan CNBC, Selasa (8/4/2025), penurunan saham dari sejumlah raksasa teknologi mencerminkan tekanan besar yang tengah dihadapi sektor ini. 

Pasalnya, dalam dua hari perdagangan terakhir, nilai gabungan saham dari kelompok "Magnificent Seven" merosot lebih dari 1,8 triliun dolar AS (sekitar Rp 28.800 kuadriliun, dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS).

Indeks Nasdaq Composite, yang berisi banyak saham teknologi, juga mencatatkan minggu terburuk sejak awal pandemi Covid-19. Kondisi ini memperkuat sinyal bahwa pasar saham sedang memasuki fase bearish atau tren penurunan berkepanjangan.

Baca juga: Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu Market Swing Rp 40.000 Triliun

Menanggapi kritik terhadap kebijakan tarifnya, Trump disebut masih tetap bersikukuh bahwa langkah tersebut diperlukan. Ia menganalogikan kebijakan tersebut seperti obat pahit yang harus diminum demi kesembuhan

“Kadang kita harus minum obat untuk menyembuhkan sesuatu,” kata Trump kepada wartawan saat diwawancarai di pesawat kepresidenan, Air Force One, minggu malam.

Harga barang terancam naik

Kebijakan tarif ini menuai protes dari kalangan pelaku industri. CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, menilai tarif baru ini akan membuat harga barang lokal dan impor naik, serta memperburuk ekonomi AS yang sedang melambat.

Dilaporkan CNBC, sejumlah perusahaan otomotif bahkan telah mengambil langkah antisipatif dengan menghentikan sementara pengiriman produk serta menaikkan harga jual kendaraan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat