Microsoft Ungkap Jutaan HP Android Rentan Di-hack

- Microsoft menemukan berbagai celah keamanan di aplikasi yang beredar di Google Play Store. Celah tersebut ditemukan pada aplikasi buatan pengembang yang menggunakan framework dari MCE Systems.
MCE Systems merupakan perusahaan pengembang aplikasi atau perangkat lunak yang membantu developer membuat aplikasi Android, sehingga tidak perlu membangun sistem dari awal.
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan Microsoft pada September 2021, ditemukan bahwa Google Play Protect tidak dapat mengidentifikasi celah keamanan di aplikasi yang dibuat dengan framework dari MCE Systems tadi.
Baca juga: Awas, Spyware Predator di HP Android Bisa Rekam Percakapan
“Kelemahan yang ditemukan kami dapat memberikan peluang yang sama untuk mengeksploitasi data pengguna Android,” jelas Microsoft seperti yang dikutip KompasTekno dari GizChina, Rabu (7/6/2022).
Framework MCE Systems telah dikenal luas dan banyak developer aplikasi yang membuat aplikasi dengan framework itu. Aplikasi-aplikasi yang menggunakan framework ini dilaporkan Microsoft termasuk aplikasi populer dan telah diunduh jutaan kali di Play Store.
Bahkan sejumlah aplikasi sistem (bawaan) di ponsel Android juga dikembangkan dengan framework ini, sehingga tidak memungkinkan untuk dihilangkan (di-uninstall). Hal ini yang menyebabkan jutaan pengguna Android menjadi rawan diretas.
Meski demikian, Microsoft tidak merinci secara detail, aplikasi-aplikasi apa saja yang dikembangkan dengan framework yang memiliki celah keamanan ini.
Celah keamanan
Peneliti di Microsoft kembali menegaskan bahwa celah kelemahan di framework MCE Systems menjadi sasaran empuk bagi hacker yang sudah terbiasa melakukan peretasan.
Hacker bisa menanamkan backdoor pada setiap aplikasi di Play Store. Melalui backdoor itu, peretas mampu mengunduh data dari ponsel korban tanpa perlu meminta konfirmasi/autentifikasi terlebih dahulu.
Baca juga: Riset: iPhone Bisa Terinfeksi Malware Meski dalam Keadaan Mati
Backdoor merupakan perangkat lunak yang mempermudah peretas masuk dan mengakses data korban melalui sistem tanpa harus melakukan autentifikasi.
Kemungkinan terburuknya adalah peretas mampu mengendalikan ponsel secara penuh, tanpa harus ada akses langsung ke pemilik ponsel.
Sebagai salah satu contoh, saat ponsel berhasil mengunduh aplikasi baru, aplikasi tersebut akan meminta persetujuan pengguna agar dapat mengakses audio, kamera, penyimpanan data, dan sebagainya.
Ketika hal tersebut diizinkan, aplikasi yang mengandung malware/spyware juga bisa mengakses data seperti di atas, atau bahkan memiliki akses penuh untuk mengontrol ponsel pengguna secara tidak langsung.
Baca juga: Indonesia Hadapi 1,6 Miliar Serangan Siber dalam Setahun, Ini Malware Terbanyak
Microsoft dan tim peneliti Google sendiri mengeklaim telah bekerja sama agar Play Protect di toko aplikasi Play Store bisa mengidentifikasi celah keamanan ini.
Play Protect dipertanyakan
Dengan diungkapnya celah keamanan ini, maka kembali memunculkan pertanyaan seefektif apa peran Play Protect di Google Play Store dalam melakukan filter aplikasi berbahaya di platformnya.
Ringkasnya, fitur tersebut tidak dapat mengidentifikasi dan mendeteksi kelemahan sistem juga malware/spyware yang terdapat dalam aplikasi.
Sebelumnya, Google Play Protect juga dipertanyakan efektivitasnya setelah ditemukan spyware Predator, yang bisa merekam percakapan pengguna Android.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- 10 Fitur Baru iOS 16, Bisa Modifikasi Lock Screen hingga Mengedit Pesan yang Telah Terkirim
- Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Via Livin’ by Mandiri
- Bocoran Tampang dan Spesifikasi Xiaomi 12 Ultra
- Main "Diablo Immortal", Butuh Rp 1,5 Miliar untuk Maksimalkan Karakter
- 7 Fitur Baru di MacOS Ventura, Bisa Bikin iPhone Jadi Webcam hingga Salin Teks pada Video