cpu-data.info

Fenonema Jualan NFT Pasca "Ghozali Everyday" Viral, Ini Kata Pengamat

Ilustrasi  NFT foto makanan dijual di OpenSea.
Lihat Foto

- Belum lama ini, koleksi non-fungible token (NFT) berupa foto selfie "Ghozali Everyday" milik pemuda bernama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali mendadak viral dan ramai diperbincangkan di dunia maya.

Pasalnya, aset digital milik Ghozali yang terpampang di salah satu marketplace NFT, OpenSea tersebut banyak dilirik orang.

Bahkan, Ghozali dikabarkan mendapatkan keuntungan hingga miliaran rupiah dari menjual foto wajahnya sendiri di sana.

Walhasil, tak sedikit warganet Indonesia yang ramai-ramai mengikuti jejak Ghozali dengan menjual berbagai foto milik mereka, mulai dari foto selfie, KTP, berbagai jenis makanan, kegiatan syukuran, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Ingin Seperti Ghozali Everyday? Berikut Cara Membuat NFT di OpenSea

Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan mengatakan fenomena warganet yang jualan NFT ini terbilang wajar. Sebab, orang-orang, menurut dia, ingin mencoba peruntungan dari jualan NFT.

"Ketika ada janji manis yang menggiurkan dan dapat diraih dengan ikhtiar yang minim, tentu ini (jualan NFT) jadi daya tarik tersendiri. Istilahnya ingin mencoba peruntungan, dan ini wajar jadi sifat manusia," kata Firman ketika dihubungi KompasTekno, Selasa (18/1/2022).

Hal serupa disampaikan salah CEO DeBio Network sekalgus Co-Founder Asosiasi Blockchain Indonesia, Pandu Sastrowardoyo. Ia mengatakan warganet yang berbondong-bondong jualan NFT di OpenSea hanya sekadar latah dan ingin mendapatkan keuntungan seperti Ghozali.

Pandu sebenarnya tak mempermasalahkan fenomena ini, namun ia berpendapat bahwa keramaian NFT ini datang cukup terlambat di Indonesia.

Baca juga: Tips Menjual NFT agar Cuan Seperti Ghozali Everyday

"Itu (warganet) latah, kenapa tidak 'latah' dari dulu ya? Ghozali itu memang pertama di Indonesia, tapi Indonesia sudah terlambat (meramaikan NFT) bertahun-tahun. Di seluruh dunia, NFT sudah viral secara mainstream dari awal 2021, dan viral di kalangan crypto sudah dari 2019," kata Pandu kepada KompasTekno.

"Latah ini bukan berarti (warganet) akan mendapatkan harga yang sama dengan Ghozali, karena (harga NFT) ini murni pasar yang menentukan," imbuh Pandu.

Bisa tingkatkan kesadaran akan NFT, tapi...

Sementara itu, COO Tokocrypto dan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan bahwa fenomena jualan NFT ini bisa membantu meningkatkan kesadaran (awareness) pengguna Indonesia terkait NFT.

Meski demikian, ia menyebut bahwa fenomena ini bisa menjadi berlebihan dan terkesan tak wajar, apalagi ketika pengguna menyalahgunakan platform NFT seperti OpenSea untuk menjual beragam aset digital yang merupakan data pribadi, seperti foto KTP.

"Penyalahgunaan ini semakin memperlihatkan bahwa masih ada celah antara kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait NFT," tutur Teguh kepada KompasTekno.

Baca juga: Warganet Indonesia Serbu OpenSea, Jual NFT Foto KTP hingga Makanan Rp 3,8 Miliar

Kendati tren NFT di Indonesia terbantu oleh munculnya Ghozali Everyday, Teguh menambahkan bahwa edukasi masyarakat terkait aset digital ini masih perlu digaungkan.

Hal ini bertujuan agar masyarakat memahami pengetahuan mendasar terkait NFT, begitu juga apa saja hal-hal yang layak dijadikan NFT.

"Perkembangan NFT di Indonesia masih dalam tahap awal, sehingga dibutuhkan kontribusi dari semua pelaku industri untuk memberikan literasi terkait manfaat dari NFT ini," ujar Teguh.

"Pemanfaatan semua kanal diperlukan agar pemahaman tentang NFT semakin merata di berbagai kalangan masyarakat," pungkas Teguh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat