Mantan CEO Google Dorong AS Rangkul Jepang dan Korea Melawan China
- Perkembangan teknologi China kian berkembang, khususnya teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Bahkan, hal ini sampai menjadi kekhawatiran bagi mantan CEO Google, Eric Schmidt.
Pesatnya perkembangan China dalam teknologi AI membuat Schmidt "mendorong" pemerintah AS untuk merangkul negara dari Asia, yakni Jepang dan Korea Selatan untuk melawan China dalam kompetisi kecerdasan buatan.
Menurut Schmidt, kemampuan China dalam mengembangkan kecerdasan buatan semakin mendekati AS.
"Itu adalah masalah besar," ungkap Schmidt dalam sebuah sesi wawancara bersama Nikei Asia.
Schmidt mengatakan AS harus menjaga kepemimpinan di beberapa area strategis, seperti AI, semikonduktor, energi, komputasi kuantum, dan biologi sintetis. Hal ini membutuhkan dukungan dari negara lain.
"Kami harus mengeratkan hubungan dengan para peneliti Jepang, universitas Jepang, pemerintah Jepang, serta Korea Selatan dan juga Eropa," ujar pria yang sudah 19 tahun bekerja di Google dan Alphabet ini.
Ia menyarankan agar Washington menjalin koordinasi untuk menjaga komunikasi dengan pihak Jepang dan mitranya di Tokyo, serta negara lain.
Baca juga: TikTok Mulai Jualan AI dan Algoritma, Salah Satu Peminatnya dari Indonesia
"Kami ingin agar Jepang memiliki kelompok koordinasi di dalam pemerintahan Jepang yang membagi pendangan kami sebagai hal yang penting dan memastikan bahwa universitas mengambil perannya satu sama lain, perusahaan berbagi informasi untuk memudahkan kerja sama," kata Schmidt.
Sekadar informasi, Schmidt yang pensiun dari jabatan Kepala Eksekutif induk Google, Alphabet tahun 2018 lalu, menjadi ketua komisi untuk membuat rekomendasi kebijakan terkait AI kepada presiden dan Kongres sejak 2019 lalu.
Dalam laporan akhir komisi yang dirilis bulan Maret lalu, disebutkan bahwa AS patut waspada. Sebab jika tidak segera bertindak, AS akan kehilangan posisinya sebagai pemimpin di bidang AI dalam dekade mendatang.
Kondisi tersebut juga membuat AS menjadi lebih rentan terhadap ancaman yang berasal dari AI.
Schimdt juga menyinggung Quadrilateral Security Dialogue atau Quad, grup yang beranggotakan AS, Jepang, India, dan Australia.
Grup tersebut, kata Schmidt, adalah grup yang sangat baik apabila ada struktur yang permanen dan bisa memastikan bahwa masing-masing negara saling berbicara, bukan hanya sekadar melakukan pertemuan tingkat negara.
Meskipun mendorong upaya persaingan, Schmidt menggambarkan hubungan AS dan China sebagai "rivarly partnership".
Baca juga: Google Perkenalkan AI untuk Bantu Cek Kondisi Kulit
Artinya, China bukan sepenuhnya musuh AS, di mana hubungan bilateral harus berakhir. Namun, AS juga bisa bekerja sama dengan China di area lain, seperti isu perubahan lingkungan, kesehatan, dan bidang non-strategis lainnya.
Terkini Lainnya
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- PPKM Darurat, Tri Prioritaskan Penguatan Sinyal di Rumah Sakit dan Residensial
- Begini Cara Kirim DM Instagram lewat PC Desktop dan Laptop
- Microsoft Bagi-bagi "Bonus Pandemi" Rp 21 Juta untuk Karyawan
- Sebaiknya Jangan Buka Medsos Saat Sedang Berduka, Ini Alasannya
- JD.ID Segera Buka Gerai Fisik Keempat di Jakarta