cpu-data.info

Terungkap, Penyebab Citibank Salah Transfer Rp 7 Triliun

Ilustrasi rekening bank.
Lihat Foto

- Perusahaan asal Amerika Serikat, Citibank, melakukan kesalahan terbesar dalam sejarah perbankan.

Bank kelas kakap tersebut salah transfer senilai 500 juta dollar AS atau setara dengan Rp 7 triliun (kurs Rp 14.000) ke kreditur Revlon.

Salah satu penyebab kesalahan fatal ini diketahui karena tampilan antarmuka atau User Interface (UI) software keuangan yang digunakan. Tampilan antarmuka aplikasi tersebut membuat bingung karyawan bank sehingga terjadi kesalahan.

Sistem tersebut bernama Flexcube. Kejadian ini bermula pada 11 Agustus lalu, Citibank selaku agen untuk Revlon hendak mengirimkan uang 8 juta dollar AS untuk membayar bunga kepada kreditur Revlon.

Tetapi, Citibank malah tidak sengaja mengirimkan uang hampir 100 kali lipat dari jumlah tersebut, termasuk 175 juta dollar AS ke dana hedge fund. Totalnya, Citibank mentransfer 900 juta dollar AS kepada kreditur Revlon.

Proses transaksi di sistem Flexcube, dilakukan oleh subkontraktor Citibank di India.

Subkontraktor mengira, mencentang kotak di kolom "principal" (pembayaran pokok) dan memasukkannya ke wash account Citibank, akan memastikan bahwa pembayaran pokok akan tetap tersimpan di Citibank.

Baca juga: Induk Shopee Disebut Caplok Bank BKE, Siapkan Bank Digital di Indonesia?

Sedikit informasi, wash account atau clearing account adalah akun yang digunakan untuk menempatkan debit sementara, agar nantinya bisa ditransfer ke rekening yang diperlukan.

Biasanya digunakan apabila pengiriman uang tidak bisa dilakukan sekali waktu langsung ke rekening tujuan. Namun ternyata, perkiraan subkontraktor tersebut salah.

Jika ingin pinjaman pokok tetap berada di rekening Citibank, dia seharusnya mencentang kotak "front" dan "fund" juga, selain kotak "principal". Tetapi dia tidak melakukannya.

Tampilan antarmuka sistem CitiBank yang membuat kesalahan transfer dana sejumlah Rp 7 triliun.ArsTecnica Tampilan antarmuka sistem CitiBank yang membuat kesalahan transfer dana sejumlah Rp 7 triliun.
Pengawasan yang kurang teliti juga menjadi masalah selanjutnya. Menurut prosedur Citibank, transaksi harus mendapat persetujuan dari tiga pihak.

Pertama adalah dari subkontraktor, koleganya di India, dan pegawai senior Citibank di Delaware. Tampaknya, ketiganya sama-sama salah paham dan mengira mencentang "principal" di wash account internal, akan mencegah pembayaran pokok terbayarkan.

Ketika menandatangani transaksi, pengawas di Delaware menulis "sepertinya bagus, silakan diproses. Pembayaran pokok akan masuk ke wash account".

Namun ternyata, pembayaran pokok tidak masuk ke wash account. Ketika subkontraktor meninjau lagi keesokan harinya, dia menyadari banyak nominal uang yang mendadak hilang di hari sebelumnya.

Baca juga: Gojek Caplok 22 Persen Saham Bank Jago

Citibank ternyata mengirim 900 juta dollar AS, bukan 8 juta dollar AS saja. Atas kesalahan ini, beberapa kreditur akhirnya mengembalikan uang, tapi sebagian lain tidak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat