cpu-data.info

Video Lama Ungkap Alasan Bos Apple Pilih Rakit iPhone di China

Apple Fanboy langsung mengerubungi iPhone 16 series yang mulai dijual pada 11 April 2025.
Lihat Foto

- Perang dagang antara Amerika Serikat dan China masih berlangsung hingga tahun 2025 ini. Meski demikian, Apple masih mempertahankan produksi iPhone di China, tidak dipindahkan ke negara asalnya, AS.

Alasan di balik keputusan itu rupanya pernah diungkap CEO Apple, Tim Cook, pada tahun 2024 lalu kepada outlet media Fortune. Penjelasan Cook saat itu dibagikan di media sosial X (dahulu Twitter), oleh reporter CNBC TV18, Nigel D'Souza.

Dalam kesempatan itu Cook membantah tuduhan bahwa produksi iPhone di China dikarenakan biaya karyawan yang murah. 

"Sejak bertahun-tahun lalu, China sudah tidak lagi menjadi negara dengan biaya tenaga kerja murah," ujar bos Apple itu.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Apple Rakit iPhone di China, Bukan di Amerika

Cook justru mengandalkan China karena tenaga kerjanya yang dinilai terampil, serta mahir menggunakan berbagai alat pendukung yang canggih. Apalagi menurut Cook, pembuatan produk Apple memang memerlukan alat yang canggih.

Dia juga bilang bahwa dukungan itu berbanding terbalik dengan AS.

"Di AS, Anda bisa melakukan pertemuan dengan teknisi, tetapi (jumlahnya) tidak akan memadati ruangan," ujar Cook.

"(Di China) Anda dapat mengisi beberapa lapangan sepak bola. Oleh karena itu, keterampilan teknisi di China sangat mendalam," lanjut dia.

Adapun video penjelasan Tim Cook ini kembali mencuat di tengah perang tarif impor antara AS dengan China, dilansir dari Benzinga, Kamis (17/4/2025). Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 lalu mengumumkan tarif impor baru termasuk untuk China dan Indonesia.

Trump menetapkan tarif impor baru sebesar 104 persen terhadap barang dari China mulai Rabu (9/4/2025), hingga kemudian naik sampai 145 persen. Konon Trump percaya diri bahwa Apple dapat memproduksi iPhone dan perangkat lainnya di AS. 

Baca juga: Perang Tarif dengan China, Trump Pede AS Bisa Produksi iPhone Sendiri

Menurut Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, Trump percaya AS memiliki tenaga kerja, sumber daya, dan kapasitas yang cukup untuk memproduksi iPhone di dalam negeri.

Meski demikian Trump kemudian mengungkapkan bahwa perangkat smartphone, laptop, dan elektronik akan dibebaskan dari beban tarif pajak. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat (11/4/2025) waktu AS.

Regulator US Customs and Border Protection (Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS) merinci barang-barang seperti smartphone, laptop, hard drive, monitor layar datar, beberapa chip, hingga mesin yang memproduksi semikonduktor akan memenuhi syarat untuk pengecualian tarif impor.

Hal ini mengindikasikan ponsel pintar, laptop, dkk tidak akan dibebankan pajak 145 persen yang diberlakukan untuk negara China saat ini, ataupun tarif dasar 10 persen dari negara lain. Namun, produk-produk elektronik di atas masih akan dikenakan tarif 20 persen yang sudah diberlakukan per awal tahun 2025.

Kebijakan baru ini setidaknya membawa angin segar untuk Apple, Samsung, hingga Nvidia. Sebab, perubahan tersebut menjadi langkah untuk membantu para produsen elektronik untuk tetap menjaga harga barang elektronik, khususnya yang tidak diproduksi di AS, menjadi lebih rendah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat