OnlyFans Juga Ingin Dipakai oleh Gamer, Musisi, dan YouTuber
- Pernah dengar OnlyFans? Platform yang secara harfiah memiliki arti "khusus penggemar" ini kerap diasosiasikan dengan media sosial yang "menjual" beragam foto dan video "khusus dewasa".
Namun, di balik stereotip tersebut, platform yang belakangan populer itu ternyata memiliki tujuan "mulia", yakni untuk menjadi wadah bagi para kreator konten, seperti musisi, gamer dan youtuber, yang ingin memonetisasi karyanya mereka dengan cara berbeda.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO OnlyFans, Tim Stokely, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg. Di kesempatan tersebut, Stokely bahkan mengajak kreator konten dari beragam segmen untuk bergabung dan mulai meraup pendapatan.
Baca juga: Kebijakan Baru, Twitter Larang Kicauan Berisi SARA
"Kami selalu ingin mengajak seluruh kreator dari aneka genre, seperti gaming, fitness, fashion, hingga beauty untuk bergabung. Sebab, komunitas kreator ini memang sangat beragam," ujar Stokely, dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Selasa (8/12/2020).
Terlepas dari berbagai anggapan negatif yang tersiar, Stokely mengklaim bahwa OnlyFans sendiri terus mendulang popularitas dari waktu ke waktu, apalagi di tengah pandemi.
Bahkan, ia mengatakan sudah banyak artis yang mulai melirik OnlyFans dan menggunakan platform ini untuk mempromosikan karya dan konten mereka.
Di antaranya seperti musisi The-Dream, Swae Lee, hingga Cardi B, aktris semacam Bella Thorne, Shea Coulee, hingga Michael B. Jordan, dan masih banyak lagi.
Baca juga: TikTok Akan Bagi-bagi Uang Rp 2,9 Triliun untuk Kreator Konten
Berkat kepopuleran tersebut, Stokely sesumbar pendapatan OnlyFans bakal menyentuh angka 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,4 triliun) di tahun 2020.
Dari situ, platform tersebut hanya mengambil keuntungan 20 persen, yakni sekitar 400 juta dolar AS (sekitar Rp 5,6 triliun).
Sisanya, yakni sekitar 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 22,7 triliun), konon bakal jatuh ke tangan para kreator konten. Lantas, bagaimana sebenarnya mereka bisa mendapatkan uang dari OnlyFans?
Cara kreator dapat duit?
Menurut Stokely, esensi dari jejaring sosial yang ia luncurkan pada 2016 ini adalah memanfaatkan penggemar atau followers (bisa jadi dari Instagram atau Twitter) yang jumlahnya sudah banyak dan mengalihkan mereka ke platform OnlyFans.
Dengan sekadar berlangganan, dengan harga layanan berkisar 12 dollar AS (sekitar Rp 170.000), para penggemar bisa mendapatkan beragam konten eksklusif yang diunggah oleh kreator konten favoritnya.
Baca juga: Pemerintah Pakistan Blokir TikTok karena Konten Tidak Senonoh
Mereka juga bisa memberikan sejumlah tip agar lebih dekat dengan para kreator konten mereka lewat kanal percakapan satu lawan satu.
Dengan cara seperti ini, para kreator konten lantas bisa mendapatkan uang tambahan di luar dari, misalnya, endorse iklan dan sebagainya.
Terkini Lainnya
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Laptop Kolaborasi Acer dan Porsche Dirilis di Indonesia, Ini Harganya
- 20 Juta Smartphone Android Ini Sengaja Disusupi Trojan
- Mengapa Orang Amerika Serikat Jarang Pakai WhatsApp?
- Grab dan Induk Shopee Kantongi Izin Bikin Bank Digital di Singapura
- Ketika Startup Indonesia Jadi Idaman Perusahaan Teknologi Amerika