TikTok Akan Bagi-bagi Uang Rp 2,9 Triliun untuk Kreator Konten

- Aplikasi TikTok saat ini bisa dibilang menjadi salah satu jejaring sosial berbasis video singkat yang digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Demi membantu para kreator kontennya dalam mendapat penghasilan, TikTok berencana akan menggelontorkan dana senilai 200 juta US Dollar (Rp 2,9 triliun) untuk mereka.
"Dana itu ditujukan untuk mendukung para konten kreator yang mencari pemasukan lewat aplikasi TikTok," kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Korea Selatan Denda TikTok Rp 2,3 Miliar
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Sabtu (25/7/2020), nantinya, konten kreator akan menerima dana tersebut setiap tahunnya dan kemungkinan nilainya dapat bertambah secara berkala.
Kreator bisa mendaftar untuk mendapat dana, tapi ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi. Misalnya, berusia 18 tahun ke atas dan rutin mengunggah konten video yang sesuai dengan pedoman komunitas TikTok.
Selain itu, jumlah followers juga disebut sebagai salah satu syarat yang akan menjadi pertimbangan, tapi angka pengikut yang mesti dicapai tidak dirinci.
Kreator TikTok di Amerika Serikat sudah bisa mengajukan permohonan pendanaan mulai bulan Agustus mendatang. TikTok belum menjelaskan kapan program pendanaan akan diperluas secara global.
Ini merupakan kali pertama TikTok membayar para kreator konten secara langsung. Sebelumnya, kreator bisa mendapat pemasukan dengan memonetisasi live streaming atau kerja sama dengan brand.
Baca juga: Instagram Sebar Aplikasi Mirip TikTok Bulan Depan
"Pendanaan ini dapat menguntungkan kreator untuk memperoleh penghasilan tambahan. Konten kreatif yang mereka ciptakan juga dapat menginspirasi pengguna lainnya," kata Vanessa Pappas, General Manager TikTok.
Selain menjaga agar kreator tidak pindah ke platform lain, program pendanaan ini juga disinyalir merupakan upaya TikTok untuk meredam pertentangan dengan pemerintah Amerika Serikat terkait pelarangan penggunaan aplikasi buatan China di negaranya.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- Harga Game PS4 Diskon hingga 80 Persen, Ini Rekomendasinya
- Menjajal Vivo TWS Neo untuk Mendengarkan Musik, Nonton Film, dan Main Game
- Pembobolan Rekening Lewat Setruk ATM Disebut Pakai Data Pemilih Milik KPU
- Hacker Intip Isi Direct Message 36 Akun Twitter Ternama yang Diretas
- Begini Hasil Jepretan Empat Kamera di Xiaomi Poco F2 Pro