cpu-data.info

Pendiri Studio Ghibli Pernah Kritik Keras soal AI

Ilustrasi perbandingan hasil editan foto AI Albert Einstein yang diubah menjadi ala Studio Ghibli.
Lihat Foto

- Media sosial Instagram dan X (Twitter) tengah diramaikan oleh konten-konten foto yang diubah menjadi animasi bergaya studio animasi asal Jepang, Ghibli.

Aneka gambar kartun tersebut dibuat menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) chatbot buatan OpenAI, yaitu ChatGPT dengan perintah (prompt) tertentu.

Meski tampak menarik, tren gambar Ghibli ChatGPT menimbulkan kontroversi lantaran dianggap melanggar hak cipta (copyright). Sebab, gaya animasi Ghibli dinilai cukup khas dengan salah satu pendirinya yang masih aktif d industri animasi, Hayao Miyazaki.

Jauh sebelum gambar Ghibli di ChatGPT menjadi tren, Miyazaki sendiri merupakan sosok yang dikenal sebagai seniman yang "benci" AI.

Baca juga: Tren Bikin Foto ala Studio Ghibli Pakai ChatGPT Ramai di Medsos, Menuai Kontroversi

Miyazaki mengatakan bahwa teknologi AI mungkin mampu meniru bentuk dan gerakan, tetapi tidak akan pernah bisa menangkap esensi emosi manusia.

Miyazaki meyakini bahwa seni yang dibuat oleh manusia mengandung jiwa dan perasaan yang tidak bisa ditiru oleh mesin atau AI.

Salah satu pernyataan Miyazaki yang terbilang cukup "keras" terhadap AI terjadi sekitar tahun 2016 lalu. Kala itu, Miyazaki menghadiri presentasi teknologi AI yang dikembangkan oleh Dwango Artificial Intelligence Laboratory.

Dalam suatu demonstrasi, para ahli menunjukkan animasi gerakan makhluk tanpa kepala yang berjalan secara aneh (mirip zombie) dan menjelaskan bahwa gerakan tersebut dihasilkan oleh algoritma AI.

Miyazaki lantas disebut merasa terhina dan tidak terkesan dengan demonstrasi itu. Ia menyatakan bahwa animasi tersebut "menyedihkan" dan mereka yang mengembangkan teknologi semacam itu tidak memahami nilai kehidupan dan seni.

"Saya tidak akan pernah menerapkan teknologi seperti ini (AI) ke karya-karya saya. Saya pikir teknologi AI ini adalah penghinaan terhadap kehidupan dan seni," kata dia.  

Baca juga: Foto-foto ala Ghibli Hasil ChatGPT yang Dibagikan Netizen di Medsos

Saat ini, peraturan tentang AI dan hak cipta sendiri agaknya masih belum jelas alias masih tergolong ke dalam gray area.

Adapun peraturan hak cipta di Jepang sendiri mengizinkan berbagai material dan konten yang dibuat seniman asal sana dipakai untuk melatih (training) AI. Hal ini bertujuan untuk mendorong perkembangan AI. 

Kendati begitu, banyak ahli yang menilai bahwa masalah pelanggaran hak cipta bisa saja terjadi apabila karya akhir yang dihasilkan ChatGPT mirip dengan judul film atau karya lainnya yang sudah terdaftar hak ciptanya. 

Studio Ghibli bisa tuntut OpenAI?

Ilustrasi perbandingan hasil editan foto asli vs ala studio Ghibli menggunakan ChatGPT. (X/ @MiskinTV_)X/ @MiskinTV_ Ilustrasi perbandingan hasil editan foto asli vs ala studio Ghibli menggunakan ChatGPT. (X/ @MiskinTV_)

Ahli Hukum dan AI dari satu channel TV populer Showtime, Rob Rosenberg mengatakan Ghibli bisa saja menuntut OpenAI terkait aset dan gaya seni mereka yang viral dan dipakai oleh ChatGPT. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat