Pengguna Smartphone Habiskan Rp 738 Triliun untuk Beli Aplikasi dan Game
- Sejak Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan pandemi Covid-19 bulan Maret lalu, sebagian besar penduduk dunia diimbau untuk beraktivitas di rumah. Situasi ini berdampak pada konsumsi aplikasi dan game mobile di seluruh dunia.
Perusahaan periset data mobile, App Annie, melaporkan jumlah pengeluaran pengguna smartphone dalam belanja aplikasi sepanjang paruh pertama 2020 secara global mencapai 50 miliar dollar AS (sekitar Rp Rp 738 triliun).
Angka ini meningkat 10 persen dari capaian di paruh kedua 2019 lalu.
"Hal paling penting adalah kami melihat kemajuan atau percepatan tren yang ada di mobile, tapi hal tersebut mengejutkan sistem yang mengatur berbagai hal dalam dua hingga tiga tahun ke depan," jeals Direktur App Annie, Amir Ghodrati.
Secara keseluruhan, jumlah download aplikasi dan game mobile tercatat sebanyak 64 miliar kali pada paruh pertama 2020. Angka tersebut merupakan hasil kumulasi di kedua toko aplikasi.
Rata-rata pengguna menghabiskan 27 persen waktunya atau sekitar 4,3 jam sehari dalam menggunakan perangkat mobile pada bulan April 2020. Angka ini juga meningkat 20 persen dari periode yang sama tahun 2019.
Baca juga: Pandemi Bikin Orang Indonesia Makin Betah Berlama-lama Buka Aplikasi
Game mobile juga menjadi hiburan banyak orang di tengah pandemi. Pihak App Annie menjelaskan, mobile gaming saat ini juga menjadi sebuah industri yang mendapat perhatian besar.
Para pengembang berlomba membuat game yang bisa menarik perhatian khalayak. Bahkan, sejumlah board game yang hadir di Android dan iOS juga banyak dimainkan.
Seperti game Scrabble Go, di mana waktu yang dihabiskan untuk memainkan game ini naik signifikan secara kuartal ke kuartal (QoQ) sebesar 455 persen di Perancis dan 375 persen di Kanada.
Indonesia sendiri berada di urutan ketiga dalam grafik peningkatan jumlah game yang dimainkan tiap bulannya selama pandemi Covid-19.
Urutan pertama dihuni oleh India dengan persentase 35 persen, kedua adalah Rusia sebesar 30 persen, dan Indonesia sebesar 26 persen.
Pada bulan Maret lalu, XL Axiata mencatat kenaikan trafik layanan data sekitar 10-15 persen dibanding sebelum pandemi.
Begitu pula dengan Smartfren yang mencatat kenaikan 10 persen pada bulan April hingga Mei 2020. Telkomsel juga mencatat trafik jaringan berbasis broadband naik 16 persen pada bulan April, terhitung sejak bulan Maret.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Unduhan Data Aplikasi Melonjak
Pada bulan Mei atau saat lebaran, Indosat Ooredoo juga mengalami kenaikan trafik hingga 27 persen.
Terkini Lainnya
- Mengapa Pemerintah Indonesia Sebut Apple Tidak Adil?
- Ada Notifikasi “This Site Uses Cookies” Setiap Buka Web, Apa Artinya?
- Tablet Oppo Pad 3 Resmi, Ditenagai Chip Mediatek Dimensity 8350
- Ini 4 Alasan Pemerintah RI Tolak Investasi Apple untuk Buka Blokir iPhone 16
- Resmi, Pemerintah RI Tolak Rp 1,5 Triliun Apple untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Chipset Mediatek Dimensity 8350 Resmi, Debut StarSpeed Engine Gantikan HyperEngine
- Oppo Reno 13 dan Reno 13 Pro Resmi dengan Chip Dimensity 8350
- Vendor Smartphone Honor Buka Lowongan Kerja di Indonesia, Siap Comeback?
- Ketik "Film Wicked" atau "Ariana Grande" di Google, Bikin Layar HP "Melayang"
- 28 HP Oppo yang Kebagian Antarmuka ColorOS 15 dan Jadwal Rilisnya
- Cara Pakai Rumus NOW dan TODAY di Microsoft Excel
- Apa Itu Rumus MIN dan MAX di Excel, dan Cara Menggunakannya
- Main Game di PS Portal Tidak Perlu Konsol PS5 Lagi
- Kenapa Kita Sering Menerima Telepon Spam? Ini Penjelasannya
- Ini Dia Arti Tanda ‘@’ yang Selalu Dijumpai di E-mail
- Ini 4 Alasan Pemerintah RI Tolak Investasi Apple untuk Buka Blokir iPhone 16
- Resmi, Pemerintah RI Tolak Rp 1,5 Triliun Apple untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Pembuat "Fortnite" Terancam Tak Bisa Bikin Game di iPhone Lagi
- Android 11 Batasi Penggunaan Kamera di Aplikasi Pihak Ketiga
- Cara Bagikan Akun Instagram dengan QR Code, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Lenovo Luncurkan Laptop Gaming Legion 7i dan 5Pi
- Ponsel Lawas Huawei Dipastikan Tetap Menerima Update Android