"Bug" di Facebook Bikin Ribuan Pengembang Bisa Akses Data Pengguna

- Raksasa jejaring sosial, Facebook, mengakui bahwa pihaknya menemukan ribuan pengembang aplikasi pihak ketiga yang berhasil mengakses data pengguna dalam periode tertentu.
Para pengembang tersebut berhasil mendapatkan data-data pengguna meski pengguna tersebut sudah tidak aktif di Facebook selama lebih dari 90 hari.
Menurut pihak Facebook, hal tersebut disebabkan oleh adanya bug. Informasi data pribadi pengguna yang berhasil dilihat oleh pengembang mencakup alamat e-mail, tanggal lahir, bahasa, usia, dan jenis kelamin.
Baca juga: Bocoran Data 91 Juta Pengguna Tokopedia Beredar lewat Link di Facebook
Hal tersebut bertentangan dengan regulasi yang diterapkan oleh Facebook sejak 2018 lalu. Dalam regulasi tersebut, dikatakan bahwa pengembang aplikasi pihak ketiga, tidak akan bisa mendapatkan data pengguna yang sudah tidak aktif selama 90 hari
"Kami menemukan bahwa dalam beberapa kasus, aplikasi terus menerima data pengguna Meskipun tampaknya mereka tidak aktif dalam 90 hari terakhir," kata Konstantinos Papamiltiadis, Wakil Presiden Platform Partnership Facebook.
Sejauh ini, Facebook pun belum membeberkan secara detail, berapa jumlah pengguna yang terdampak atas kebocoran data pribadi tersebut. Namun, Facebook memastikan bahwa masalah ini telah ditangani dan diselidiki oleh perusahaan.
"Setelah menemukan temuan ini, kami telah memperbaiki masalah tersebut. Kami juga akan terus menyelidiki dan memprioritaskan pengguna kami secara transparan," ungkap Papamiltiadis.
Baca juga: Skandal Pencurian Data Facebook Bikin Cambridge Analytica Bangkrut dan Ditutup
Dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Senin (6/7/2020), kejadian ini mengingatkan kembali pada skandal Cambridge Analytica yang terjadi 2018 lalu.
Setelah skandal tersebut terungkap, Facebook menetapkan pedoman baru untuk mencegah pengembang menerima data dari pengguna yang tidak aktif selama lebih dari 90 hari.
Apabila pengembang ingin mengakses data, Facebook mengharuskan mereka untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pengguna yang bersangkutan.
Terkini Lainnya
- Ada Tarif Trump, Jepang Subsidi Warganya Setara Nintendo Switch 2
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Apple Maps Kini Bisa Digunakan di Android, tapi Setengah Hati
- 9 Trik Bikin Ruang Penyimpanan iPhone Lebih Bersih Tanpa Hapus Foto dan Video
- Kenapa Celah Keamanan Disebut Bug atau Kutu? Begini Penjelasannya
- Oppo Gandeng Google Bikin Agentic AI, Bikin HP Makin Pintar
- Game "The Last of Us Complete" Dirilis untuk PS5, Versi Lengkap Part I dan II
- Fujifilm Instax Mini 41 Meluncur, Kamera Foto Instan Gaya Retro
- Apple, Microsoft, dkk Terbangkan Ribuan Komponen Laptop ke AS
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Microsoft Tutup Skype, Pelanggan Ini Tuntut Uangnya Dikembalikan
- Awas Klik File di WhatsApp Desktop Bisa Kena Malware, Update Sekarang!
- Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya
- AMD Rilis Ryzen 8000 HX, Chip Murah untuk Laptop Gaming
- Xiaomi Dikabarkan Gandeng MediaTek untuk Bikin Chip Smartphone Sendiri
- Samsung Bikin Casing Ponsel Antivirus Corona
- Hati-hati, 25 Aplikasi Android Ini Bisa Curi Password Facebook
- Jelang Peluncuran, Lenovo Rilis "Teaser" Ponsel Gaming Legion
- Twitter Mau Keluarkan Tombol Edit, Syaratnya "Berat" untuk Amerika Serikat