Skandal Pencurian Data Facebook Bikin Cambridge Analytica Bangkrut dan Ditutup

- Cambridge Analytica, perusahaan analisa data yang membuat kehebohan dengan memakai data pribadi Facebook untuk pemenangan kampanye Donald Trump, kini sedang dalam proses penutupan.
Penutupan firma Cambridge Analytica dilakukan menyusul pengajuan kebangkrutan oleh perusahaan afiliasinya, yakni SCL Elections. Secara prosedur, pengajuan kebangkrutan itu akan mencapai Cambridge Analytica. Lalu berikutnya, organisasi induk usaha tersebut, yakni SCL Group juga akan ditutup.
Informasi yang dilansir KompasTekno dari The Verge, Kamis (3/5/2018), mengungkap bahwa prosedur pengajuan kebangkrutan itu sudah resmi disampaikan melalui keterangan resmi perusahaan di Inggris, dan proses serupa akan dimulai secara paralel di Amerika Serikat.
Perusahaan analisa itu mengatakan bahwa penutupan terjadi karena tidak sanggup menahan beban dari terpaan kabar buruk di berbagai media. Pasalnya kabar buruk tersebut membuat klien serta pemasok data untuk perusahaan berangsur mundur.

Di sisi lain, pernyataan resmi tersebut juga berisi pembelaan diri Cambridge Analytica yang menyebutkan bahwa investigasi internal tidak menemukan adanya kekeliruan apa pun. Tindakan perusahaan masih dalam koridor hukum yang berlaku dan merupakan bagian dari periklanan online yang sudah diterima sebagai standar, baik dalam dunia politik maupun komersil.
Sebelumnya, Cambridge Analytica adalah konsultan politik yang dipakai Donald Trump dalam kampanye Pilpres AS pada 2016. Perusahaan ini disebut telah mencuri serta menyimpan jutaan data pribadi pengguna Facebook. Perusahaan mendapatkan data itu dari pihak ketiga, bernama Aleksandr Kogan, yang kerap membuat survei dan kuis kepribadian di Facebook.
Baca juga: Christopher Wylie, Mahasiswa Pengungkap Kebocoran Data Pengguna Facebook
Aplikasi survei dan kuis yang dibuat oleh Kogan hanya diunduh oleh 270.000 orang pengguna. Namun efeknya mengena hingga ke 50 juta orang pengguna, karena aplikasi mampu mengakses data-data milik teman sang pengunduh. Bahkan terakhir disebutkan bahwa efeknya mencapai 87 juta pengguna.
Di Indonesia sendiri diperkirakan ada 1 juta orang pengguna Facebook yang data pribadinya terkena dampak pencurian tersebut.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e