FBI Berhasil Bobol Kunci Keamanan iPhone
- Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) dilaporkan berhasil membuka akses kunci keamanan perangkat iPhone, milik pelaku penembakan di Pangkalan Angkatan Laut Pensacola AS pada Desember 2019 lalu.
Berdasarkan penyelidikan FBI, pelaku yang diidentifikasi bernama Mohammed Alshamrani itu memiliki hubungan dengan Al Qaeda. Pernyataan itu disampaikan setelah penyelidik melakukan pemeriksaan terhadap ponsel pelaku penembakan tersebut.
Dalam konferensi pers yang dilakukan pada minggu lalu, Direktur FBI, Christopher Wray dan Jaksa Agung, William Barr mengatakan bahwa enkripsi pada perangkat iPhone milik pelaku dinilai cukup menghambat proses penyelidikan.
Baca juga: FBI Minta Semua Router di Seluruh Dunia untuk Di-restart
"Kami berhasil membuka akses ponsel Alshamrani, namun sangat disesali bahwa proses ini
memakan waktu berbulan-bulan," kata William Barr.
Sebelumnya, FBI pun menempuh upaya untuk menekan Apple agar mau membuka kunci perangkat iPhone milik Alshamrani, namun permintaan tersebut ditunda Apple hingga memakan waktu berbulan-bulan.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (26/5/2020), FBI menilai bahwa penundaan selama berbulan-bulan itu berpotensi menghapus data-data pribadi pelaku, yang tentunya dapat menghambat proses penyelidikan.
Sementara, Apple pun membantah tudingan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan data iCloud dan akun Alshamrani kepada FBI, guna mempermudah proses penyelidikan lebih lanjut.
"Kami terus mendukung kinerja FBI dalam melakukan penyelidikan terkait orang-orang
yang dianggap dapat merugikan negara untuk diproses secara hukum," tulis Apple dalam sebuah pernyataan.
Keberhasilan FBI dalam membobol perangkat iPhone ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya pada tahun 2016 lalu, FBI sempat menuding bahwa Apple melindungi data iPhone milik pelaku penembakan di San Bernardino pada saat itu.
Pasalnya, permintaan FBI untuk membuka kunci perangkat iPhone milik pelaku penembakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Apple.
Menanggapi hal ini, Tim Cook selaku CEO Apple pun menerangkan alasannya dalam sebuah surat terbuka di situs Apple.
Baca juga: Tersebarnya Software Pembobol iPhone yang Dipakai FBI
"Pemerintah AS meminta kami melakukan sesuatu yang di luar kemampuan dan terlalu berbahaya untuk dibuat. Mereka meminta kami membuat backdoor (untuk mengakses data) ke iPhone,” tulis Cook.
Backdoor yang dimaksud berupa software sistem operasi iPhone versi khusus yang menghilangkan sejumlah fitur keamanan, untuk kemudian dipasang di ponsel iPhone milik pelaku.
Dengan begini, software tersebut yang saat ini belum ada bisa digunakan untuk mengakses data yang tersimpan di dalam perangkat iPhone.
Terkini Lainnya
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- AS Perketat Ekspor Chip AI, Kuota GPU untuk Indonesia "Cuma" Sekian
- 10 Emoji Ini Sering Disalahartikan, Simak Makna Sebenarnya
- Tanda-tanda Google Search Mulai Ditinggalkan
- Fungsi Factory Reset di HP yang Perlu Diketahui
- Jelang Galaxy S25 Rilis, Ini Harga Samsung S24 Terbaru di Indonesia
- Waspada, Ini Dia Daftar Pola Password yang Rentan Diretas
- Arti Kata Cenblu yang Ramai di X Twitter
- Empat Produk Baru Oppo, HP Reno 13 5G, 13F 5G, 13F 4G, dan TWS Enco Air 4
- Apple Mac Mini dengan Chip M4 dan M4 Pro Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- Inovasi Baru Hybrid VOX Hadirkan Format Iklan AI yang Relevan dan Efektif
- HP Realme Note 60x Resmi di Indonesia, HP Tangguh Harga Rp 1 Jutaan
- Xiaomi Vendor Smartphone Paling Tumbuh pada 2024
- Ponsel Lipat ZTE Nubia Flip 2 Meluncur dengan Cover Screen Jumbo
- Roket Starship Elon Musk Meledak, Puing-puing Berjatuhan di Angkasa
- Begini Cara Daftar dan Main Free Fire di Advance Server
- Apple dan Google Resmikan Teknologi Pelacak Virus Corona
- Apple Rilis iOS 13.5 dengan Fitur Khusus Covid-19
- Ini Kata Menkominfo soal Dugaan Kebocoran Data 200 Juta Warga Indonesia
- Ini Data yang Diklaim Didapat Hacker dari Situs KPU