cpu-data.info

27 Pelaku "Pig Butchering" Ditangkap, Korban Tertipu Wanita Deepfake AI

Ilustrasi Pig Butchering scam yang menargetkan investor kripto.
Lihat Foto

- Kepolisian Hong Kong telah menangkap sebanyak 27 orang yang terlibat dalam penipuan Pig Butchering, yang meraup 360 juta dollar Hong Kong (sekitar Rp 716,1 miliar), dari sejumlah pria di Hong Kong, China, Taiwan, India, dan Singapura.

Penangkapan ini diumumkan lewat laman media sosial Facebook Hong Kong Police, pekan lalu.

Pig Butchering adalah jenis penipuan yang mana penipu menggunakan identitas daring palsu, dan menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan target mereka agar mau berinvestasi di situs kripto palsu.

Identitas ini dibuat menggunakan kecerdasan buatan deepfake (deepfake artificial intelligence/AI). Deepfake adalah media sintetis, seperti gambar dan video, yang bisa meniru suara dan fitur wajah seseorang.

Baca juga: Kisah AA, Korban Pig Butchering Asal Indonesia yang Rugi Rp 500-an Juta

Adapun puluhan pelaku ini ditangkap dalam penggerebekan polisi, dalam gedung seluas 4.000 kaki persegi di distrik Hung Hom. Mereka ditahan atas sejumlah tuduhan termasuk konspirasi untuk melakukan penipuan.

Pihak kepolisian Hong Kong juga menyita komputer, ratusan ponsel, jam tangan mewah, dan sekitar 25.756 dollar AS (sekitar Rp 398 juta) yang diduga sebagai hasil kejahatan.

Sebagian besar pelaku ini berada di rentang usia 21 hingga 34 tahun dan berpendidikan tinggi.

Sebanyak enam pelaku di antaranya merupakan lulusan baru universitas dengan jurusan teknologi dan media digital, yang diduga direkrut untuk membuat platform perdagangan mata uang kripto palsu.

Sumber anonim yang berbicara ke media berita South China Morning Post, mengatakan bahwa sebanyak lima pelaku di antaranya diduga memiliki hubungan dengan Sun Yee On, sebuah kelompok kejahatan terorganisasi besar (triad) di Hong Kong dan China.

Menurut polisi, penjahat ini melancarkan penipuan dengan menghubungi korban lewat media sosial. Akun penipu ini menggunakan foto profil wanita AI dengan kepribadian, pekerjaan, dan latar belakang pendidikan yang menarik.

Baca juga: Beda Penipuan Pig Butchering dan Romance Scam

Inspektur Iu Wing-kan menjelaskan, bahwa saat korban tersebut meminta untuk melakukan panggilan video (video call), penipu bisa memanfaatkan teknologi deepfake AI yang sudah disinggung sebelumnya, untuk mengubah suara dan tampilannya.

Akibatnya, para korban tersebut percaya dan merasa sedang membangun hubungan asmara dengan penipu tersebut.

Penipu itu pun mendorong para korban untuk melakukan investasi di platform palsu yang sudah dibuat. Korban menyadari bahwa mereka telah tertipu ketika mereka mencoba menarik uang dari platform palsu tersebut.

"Sindikat (penipu) tersebut menyajikan catatan transaksi keuntungan palsu kepada para korban, dengan klaim keuntungan besar atas investasi mereka," kata Fang Chi-kin selaku kepala unit kejahatan regional Wilayah Baru Selatan Hong Kong.

Adapun penipuan ini berjalan selama satu tahun sebelum polisi menerima informasi intelijen sekitar bulan Agustus 2024.

Baca juga: Pig Butchering, Modus Penipuan Investasi Kripto Mirip “Tinder Swindler di Netflix

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat