Facebook dan Instagram Ungkap Tantangan Hadapi Akun Scam dan Spam
SINGAPURA, - Akun dan posting yang berisi penipuan (scam) serta unggahan yang mengganggu atau sampah (spam) masih menjadi hal yang sulit dibasmi Meta. Induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini mengatakan bahwa masalah ini adalah tantangan besar dan hal yang kompleks.
Hal ini disampaikan Vice President SEA & Emerging Market, alias bos Meta Asia Tenggara dan negara berkembang, Benjamin Joe. Menurut dia, posting dan akun scam serta spam sudah menjadi tantangan sejak ia pertama kali bekerja di Meta sejak 2011 lalu.
"Beberapa masalah yang kami coba atasi di Meta sangat kompleks dan sulit diatasi, contohnya seperti unggahan scam atau spam yang masih berseliweran sampai saat ini," kata pria yang akrab disapa Benjoe tersetbut kepada KompasTekno dalam acara SEA Press Day di kantor Meta Singapura, Rabu (10/7/2024).
"Kalau semua itu mudah diatasi, saya juga sebenarnya ingin memperbaiki dan menghilangkan spam atau scam ini hingga tuntas. Namun, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dan cukup menantang," imbuh Benjoe.
Benjoe tak menyebut berapa banyak akun atau posting spam dan scam yang berkeliaran di platform Meta saat ini, terutama di Asia Tenggara atau Indonesia.
Baca juga: Studi Meta: Pasang Iklan di Induk Perusahaan Facebook Lebih Menguntungkan
Namun yang jelas, ke depannya, ia akan terus bekerja keras untuk memerangi dua jenis ancaman internet yang berdampak pada pengalaman pengguna tersebut.
"Meski cukup menantang, kami cukup menikmati tantangan pekerjaan (memerangi) spam dan scam, karena itu merupakan kewajiban kami untuk membuat platform Meta aman dan nyaman bagi semua orang," jelas Benjoe.
Seperti diketahui, posting spam dan scam ini bisa berbentuk banyak hal, mulai dari posting atau tautan (link) berbahaya yang berisi virus, unggahan yang diiming-imingi hadiah, hingga posting atau iklan tentang judi online.
Benjoe tak menyebut apa strategi spesifik yang dilakukan untuk membuat spam dan scam hilang di platform di bawah naungan Meta, terutama untuk unggahan terkait judi online yang marak tersebar luas di Indonesia.
Baca juga: Meta Rilis Measurement 360, Bantu Pengiklan di FB dan IG Bikin Kampanye yang Ampuh
Namun, juru bicara Meta mengatakan pihaknya akan terus bekerja sama dengan pemerintah supaya posting seperti itu hilang dari platform Meta, sehingga membuat platform aman dari judi online.
"Kami memahami perhatian pemerintah terhadap masalah konten judi online. Kami akan terus berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menerapkan kebijakan kami dan mengambil tindakan terkait konten judi online ilegal," ungkap juru bicara Meta kepada KompasTekno ketika dihubungi di kesempatan terpisah.
Terkini Lainnya
- Apa Itu Laptop Chromebook dan Fitur-fiturnya
- Bos Instagram Akui Turunkan Kualitas Video yang Jarang Ditonton
- Bagaimana Cara Registrasi Ulang Kartu Telkomsel?
- Aplikasi ChatGPT Versi Windows Dirilis untuk Pengguna Berbayar
- Apa Itu Cancel Culture yang Sering Muncul di Media Sosial?
- Samsung Rilis Ponsel Lipat Galaxy W25 dan W25 Flip, Cuma Dijual di China
- Cara Melihat Pesan WA yang Sudah Dihapus di HP Samsung, Mudah Tanpa Aplikasi
- Instal "Update" Windows 11 Kini Lebih Cepat
- Apa Beda Chromebook dan Laptop Biasa?
- Samsung Buka Pendaftaran Peminat Cincin Pintar Galaxy Ring di Indonesia
- 4 Cara Mengatasi WhatsApp Kena Spam yang Mengganggu, Mudah dan Praktis
- OnePlus Umumkan Antarmuka OxygenOS 15, Berbasis Android 15 dengan Fitur AI
- Ramai soal HP Android Bisa Lihat Chat WA yang Sudah Dihapus, Benarkah?
- iPhone 16 Dilarang Diperjualbelikan di Indonesia, Ini Alasannya
- Apple Pangkas Produksi iPhone 16 gara-gara Permintaan Lesu?
- AWS Rilis App Studio, AI yang Bisa Bikin Aplikasi dari Bahasa Percakapan
- Tablet Honor MagicPad 2 dan Pad 9 Pro Resmi, Punya Layar 12 Inci dan Baterai 10.050 mAh
- Ponsel Lipat Honor Magic V3 dan Magic Vs3 Meluncur, Bawa Bodi Tipis
- Logitech Perkenalkan G309 Lightspeed, Mouse Gaming Wireless "Tanpa Baterai"
- Menjajal Fitur AI di Laptop Copilot Plus Lenovo Yoga Slim 7x, Ada Penerjemah 44 Bahasa