cpu-data.info

Eugene Kaspersky: Kepintaran AI Masih Jauh di Bawah Manusia

CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky, saat berbicara dalam Asia Pacific Cyber Security Weekend di Bali, Kamis (24/8/2023).
Lihat Foto

- Seperti banyak pihak lainnya, firma keamanan Kaspersky tak ketinggalan memakai otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dalam menjalankan aktivitas sehari-hari perusahaan.

Head of Asia-Pacific Research and Analysis Team Kaspersky, Vitaly Kamluk, mengatakan bahwa Kaspersky menggunakan salah satu layanan AI populer, ChatGPT, dalam menganalisis malware.

"ChatGPT membantu mempercepat pekerjaan kami. Bukan hanya para peneliti saja, karyawan-karyawan lain pun memakainya untuk mengoptimalkan kerja mereka," ujar Kamluk saat berbicara dalam Asia Pacific Cyber Security Weekend Kaspersky di Bali, pekan lalu.

Baca juga: Gelar Acara di Bali, Kaspersky Bahas Bahaya dan Manfaat AI untuk Sekuriti

Meski demikian, dia menambahkan bahwa ChatGPT tidak dapat sepenuhnya dipercaya karena bisa salah. Karena itu, dia mengatakan setiap jawaban dari ChatGPT, misalnya kode program, selalu dianalisis ulang untuk validasi.

"Memang, ChatGPT bisa memberi petunjuk (hint) yang menghemat banyak waktu. Namun kami selalu double check jawaban apapun yang diberikan untuk menghindari kesalahan," ujarnya.

Kecerdasan AI disebut masih jauh di bawah manusia

Senada dengan Kamluk, CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky, mengatakan bahwa AI tetap tidak bisa menggantikan peran manusia sungguhan.

Ketika ditanya oleh KompasTekno apakah dia mendukung atau menentang pengembangan AI, Kaspersky mengatakan dia mengambil sikap pragmatis berdasarkan pandangannya terhadap kecerdasan buatan.

Baca juga: Kaspersky Sarankan Keamanan Siber Masuk Kurikulum Sekolah

"AI itu bukan sihir. Kecerdasannya masih jauh di bawah manusia. Saya menyebut AI sebagai machine learning, sistem pintar yang bisa belajar dan mengubah perilakunya agar sesuai dengan data," ujar Kaspersky dalam sesi wawancara di sela acara.

Dia mengatakan bahwa definisi AI sebenarnya luas dan Kaspersky menggunakan salah satu aspeknya, yakni machine learning, untuk melakukan otomatisasi seperti dalam hal mencegat ancaman.

AI punya 1.000 mata

Firma Kaspersky mendeteksi 400.000 malware baru setiap hari. Sebagian besar proses pendeteksian dilakukan otomatis oleh machine learning. Dalam hal ini, Kaspersky mengatakan bahwa AI punya kemampuan lebih tinggi dari manusia, yang kemudian dimanfaatkan.

Dia menjelaskan, manusia memang lebih pintar dari AI, tapi terbatas dalam hal pengawasan yang bisa dilakukan. Misalnya, manusia cenderung sering melewatkan perubahan-perubahan kecil, seperti dalam kode program, yang tak terlalu kentara.

Sementara, AI sangat detil dan cermat dalam menangkap perubahan sekecil apapun. Di situlah, menurut Kaspersky, letak perbedaan terbesar antara manusia dengan AI.

Baca juga: Cara Mengenali Penipuan Mama Minta Pulsa Versi Deepfake

"Kita (manusia) lebih cerdas, tapi cuma punya sepasang mata. Otomatisasi oleh AI ittu ibaratnya punya 1.000 pasang mata untuk mengawasi," katanya.

Di samping soal otomatisasi pengawasan, Kaspersky menambahkan bahwa AI seperti ChatGPT adalah alat berguna untuk melakukan analisa berdasarkan instruksi sederhana, tapi cenderung lebih sering keliru untuk pertanyaan-pertanyaan yang complicated.

"Kadang AI bisa memunculkan ide-ide baru untuk riset. Jadi bisa dipakai untuk mendapat ide. Namun, tidak bisa sebagai sumber terpercaya di riset yang rumit," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat