cpu-data.info

TikTok Disebut Intai Pengguna meski Tidak Punya Akun

Ilustrasi aplikasi TikTok utama dan aplikasi TikTok Now.
Lihat Foto

- Aplikasi berbagi video pendek, TikTok, dilaporkan melakukan aktivitas pelacakan terhadap penggunanya meskipun mereka tidak sedang mengakses aplikasi tersebut.

Laporan ini berasal dari investigasi Consumer Reports yang diterbitkan pada akhir September lalu.

Menurut Consumer Reports, TikTok bermitra dengan banyak perusahaan untuk mengumpulkan data orang-orang yang berselancar di internet. Bahkan, termasuk mereka yang tidak memiliki akun TikTok.

Perusahaan-perusahaan mitra dengan TikTok itu disebut memasang alat pelacak yang disebut "pixels" pada situsnya. Informasi yang dihimpun alat tersebut kemudian digunakan TikTok untuk membantu menargetkan iklan ke calon pelanggan dan mengukur seberapa efektif iklan tersebut.

Baca juga: Twitter Rilis Fitur Video Vertikal Serupa TikTok

Dalam risetnya, Consumer Reports juga meminta perusahaan keamanan - Disconnect untuk memindai sekitar 20.000 situs yang memasang pixels. Situs tersebut termasuk 1.000 situs web terpopuler serta situs ternama dengan domain ".org," ".edu," dan ".gov."

Hasilnya ditemukan bahwa ratusan organisasi berbagi data dengan TikTok.

"Kami ingin memeriksa situs tersebut karena mereka sering berurusan dengan subyek sensitif. (Dan) Kami menemukan ratusan organisasi berbagi data dengan TikTok," kata pihak Consumer Reports dalam laporannya.

Salah satu situs yang disebut berbagi data dengan TikTok adalah United Methodist Church. Ketika pengguna mengakses situs itu, TikTok disebut bakal bisa mengetahuinya.

Begitu pula ketika pengguna mengakses Departemen Keamanan Ekonomi Arizona yang bisa menginformasikan TikTok siapa saja orang yang mengakses situsnya, termasuk soal topik yang diklik pengguna di situs tersebut.

Sayangnya, situs-situs tersebut tidak memberikan tanggapan terkait temuan Consumer Reports.

Baca juga: Petinggi Apple Mundur gara-gara Celotehan di TikTok

Apa saja data yang dikirim ke TikTok?

Menurut Disconnect, data yang dikirim ke TikTok meliputi alamat IP, nomor ID unik, halaman yang dibuka dan apa yang orang klik pada laman tersebut hingga data apa yang orang ketik atau cari.

Pihak TikTok telah memberikan tanggapan atas laporan ini. TikTok mengatakan, data tersebut digunakan untuk meningkatkan efektivitas iklan TikTok. Namun, data itu diklaim tidak digunakan untuk mengelompokkan orang-orang dan menjadikannya target pengiklan lain.

"Seperti plarform lain, data yang kami terima dari pengiklan digunakan untuk meningkatkan efektivitas layanan periklanan kami," kata juru bicara TikTok, Melanie Bosselait.

"(Data itu) tidak digunakan untuk mengelompokkan individu ke ketegori minat tertentu untuk ditargetkan pengiklan lain," imbuhnya.

Adapun data orang yang tidak memiliki akun TikTok, diklaim TikTok hanya sebagai pelengkap laporan dari gabungan data yang dikirimkan oleh mitranya. Sayangnya sulit diverifikasi apakah benar data tersebut benar-benar hanya data pelengkap saja, sebagaimana pernyataan TikTok.

Baca juga: YouTube Shorts Rilis Fitur Voiceover, Serupa TikTok

Tips lindungi data pribadi

Dalam laporan yang dibagikan di situsnya, Consumer Reports juga membagikan tips untuk melindungi data pribadi, khususnya ketika Anda berselancar di internet melalui browser.

Dalam praktiknya, memang tidak semua alat dapat melindungi data pengguna 100 persen, akan tetapi tips ini setidaknya bisa memabntu mengurangi jumlah data pribadi yang dihimpun oleh situs yang Anda akses. Berikut yang bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat