Kominfo Tutup 24.000 Aplikasi Pemerintah, Siapkan Satu "Super App" Layanan Publik
- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan satu aplikasi super alias "super apps" yang dapat mencakup pelayanan publik di Indonesia.
Menurut Menteri Kominfo, Johnny Plate, saat ini masyarakat masih mengakses layanan publik melalui banyak aplikasi secara terpisah, sehingga dinilai tidak efisien.
Untuk itu, Johnny menilai perlunya "super apps" guna memudahkan komunikasi dan integrasi lintas instansi dalam sistem yang sama.
"Super apps itu bertujuan untuk mencegah duplikasi aplikasi sejenis dari berbagai kementerian atau lembaga. Oleh karena itu, perlu kerja sama dari setiap sektor pemerintah untuk mewujudkan super apps yang andal dan terpadu," kata Johnny, dikutip KompasTekno dari halaman resmi Kementerian Kominfo, Rabu (13/7/2022).
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Kominfo Siapkan Tim Siber untuk Awasi Konten di Internet
Menurut Johnny, saat ini ada sebanyak 24.400 aplikasi pemerintah yang dijalankan masing-masing instansi yang bahkan memiliki aplikasi yang berbeda pada setiap unitnya. Oleh karena itu, praktik ini dinilai tidak efisien.
Tutup 24.000 aplikasi pemerintah
Agar efisien, Kominfo akan menata ulang puluhan ribu aplikasi pemerintah menjadi setidaknya delapan aplikasi yang terintegrasi. Selebihnya, aplikasi lain yang sudah tercakup pada 8 aplikasi terintegrasi, akan dihapus atau ditutup.
Johnny juga menyatakan pihaknya tengah menyiapkan roadmap dari super apps pemerintah.
"Kita perlu menata ulang untuk menghasilkan satu super aplikasi Indonesia. Paling tidak, cukup hanya delapan aplikasi yang terintegrasi. Ini sedang kita siapkan dalam roadmap Kementerian Kominfo,” ujarnya.
Baca juga: Alasan Pentingnya Menghapus Data dan Akun Sebelum Uninstall Aplikasi
Selain lebih efisien, peleburan 24.400 aplikasi pemerintah juga diklaim akan menghemat anggaran negara hingga puluhan triliun.
Klaim ini merupakan tanggapan dari Menkominfo atas keluhan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal banyaknya aplikasi pemerintah yang dianggap tidak efisien dan membuat anggaran negara jadi boros.
"Dari jumlah tersebut, pelan-pelan kita mulai shutdown dan pindahkan. Saya meyakini, efisiensinya akan lebih tinggi dari intervensi fiskal yang Ibu Sri Mulyani keluarkan saat ini. Puluhan triliun hematnya, kalau itu bisa dilakukan, luar biasa untuk kita,” pungkas Johnny.
Terkini Lainnya
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Nokia 2660 Flip, Nokia 5710, dan Nokia 8210 4G Resmi Meluncur
- Twitter Resmi Gugat Elon Musk ke Pengadilan
- Nothing Phone (1) Resmi Dirilis, Ponsel Pertama Buatan Mantan Pendiri OnePlus
- Google Mulai Gulirkan Google Duo Versi Baru Setelah Dilebur dengan Meet
- Pasar Smartphone Lesu, Samsung Tetap Nomor Satu