Pembocor Dokumen Facebook Desak Mark Zuckerberg Mundur dari Jabatan
- Belakangan ini, nama Frances Haugen mendadak beken di internet. Ia adalah mantan karyawan Facebook yang memutuskan untuk menjadi whistleblower atau pelapor tindak pidana, dan membocorkan dokumen internal perusahaan.
Haugen membocorkan ribuan lembar dokumen rahasia perusahaan kepada Komisi Sekurtas dan Bursa (SEC) setempat, penegak hukum, dan outlet media Wall Street Journal.
Setelah membocorkan dokumen internal Facebook pada awal Oktober lalu, Haugen kini meminta Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook (sekarang CEO Meta) untuk hengkang dari bangku kepemimpinan.
"Saya pikir, Facebook akan jadi platform jejaring sosial yang lebih kuat dengan adanya pemimpin baru yang mau fokus pada keselamatan penggunanya. Jadi ya, (Zuckerberg harus resign dari CEO Meta)," kata Haugen.
Baca juga: Ganti Nama Jadi Meta, Facebook Tetap Punya Masalah yang Sama
Ia menambahkan, terlepas dari upaya dan janji perusahaan untuk memperbaiki citra karena skandal dokumen internal yang bocor itu, Facebook masih akan menjadi perusahaan jejaring sosial yang "sama saja" bila tidak ada perombakan di level pimpinan.
"Mungkin ini adalah kesempatan bagi orang lain untuk mengambil alih kendali," pungkas dia.
Zuckerberg sendiri mengemban peran ganda selama 17 tahun di Facebook. Menurut Haugen, Zuck memegang 54 persen saham voting di Facebook.
Sebagai pemilik saham mayoritas, ia merangkap jabatan sebagai chairman (ketua dewan), co-founder (pendiri), sekaligus CEO Facebook.
Dengan begitu, menurut Haugen, hampir tidak mungkin bagi investor Facebook lainnya untuk melarang atau meminta pertanggungjawaban Zuck.
"Jadi saya pikir, kecil kemungkinan perusahaan akan berubah jika dia tetap menjadi CEO," kata Haugen, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Kamis (4/11/2021).
Dituding pentingkan profit ketimbang keselamat pengguna
Permintaan agar Zuckerberg untuk mundur dari kursi kepemimpinan ini merupakan langkah lanjutan setelah Haugen membocorkan dokumen internal Facebook ke publik.
Dalam dokumen tersebut, menurut Haugen, Facebook sebenarnya mengetahui bahwa jejaring sosialnya, Instagram misalnya, memiliki dampak buruk dan berbahaya (toxic) terhadap remaja.
Haugen menuduh, meski tahu dampak buruk yang dihasilkan oleh layanannya, Facebook memilih bersikap abai dan lebih memilih profit ketimbang keamanan penggunanya.
Nah, karena itulah, Haugen meminta agar Zuckerberg meninggalkan posisinya sebagai nakhoda Facebook.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Google: 89 Persen Orang Indonesia Pakai Password Lemah
- Link Download Aplikasi E-Uji Emisi untuk Cari Lokasi Uji Emisi di Jakarta
- Tiket.com Klaim Transaksi Melonjak, Penyebabnya "Liburan Balas Dendam"
- Instagram dan WhatsApp Ganti Nama Facebook Menjadi Meta
- Siap-siap, Pengguna Zoom Gratisan Akan Disodori Iklan