Mengenal AAB, Pengganti APK Android Mulai 1 Agustus 2021

- Sejak pertama kali sistem operasi (OS) Android diluncurkan lebih dari satu dekade lalu, pengembang aplikasi Android mengandalkan format file Android Package Kit (APK) untuk mendistribusikan aplikasinya.
Namun mulai 1 Agustus 2021, format file tersebut akan digantikan dengan format file baru yang disebut Android App Bundle (AAB). Lantas, apa itu beda AAB dan APK, dan apa dampaknya bagi pengguna Android?
Format file baru AAB sudah dikenalkan Google di ajang Google I/O 2018 lalu. Sama seperti APK, AAB merupakan file besar yang berisi aneka kode untuk suatu aplikasi Android. Bedanya, AAB diklaim lebih mumpuni, karena pendistribusiannya akan lebih dinamis.
Baca juga: Selamat Tinggal File APK Android
Apabila pengguna memiliki smartphone yang tidak bisa menampilkan video 4K, misalnya, aplikasi yang diunduh tidak akan menyertakan fitur 4K, meski aplikasi itu sebenarnya memiliki dukungan tersebut.
Lalu, apabila pengguna memakai bahasa Inggris dan Indonesia di perangkat mereka, maka aplikasi yang dipasang kemungkinan tidak akan dibekali dengan dukungan bahasa asing macam bahasa Jerman, Perancis, dan lain sebagainya meski awalnya ada.
Ukuran lebih kecil
Karena lebih dinamis, Google mengklaim ukuran aplikasi akan lebih kecil 15 persen, dibandingkan dengan aplikasi yang didistribusikan dalam format APK. Diharapkan, pengguna bisa mengunduh aplikasi dengan lebih cepat.
Sifat dinamis ini pula yang mempermudah pengembang meng-upload satu file AAB besar, alih-alih mengirimkan banyak file APK ke Google yang kemudian dimodifikasi, misalnya bahasa dan fiturnya, berdasarkan wilayahnya.
Selain sifat dinamis, format file AAB juga diklaim lebih aman, karena bakal melalui proses pengecekan dan verifikasi (signing) oleh Google.
Baca juga: Aplikasi Android Error dan Crash akibat WebView, Ini Cara Memperbaikinya
Disebut lebih aman karena Google bakal mengecek apakah aplikasi yang akan dipasang pengguna bebas dari program berbahaya (malware) atau tidak.
Sebelumnya, proses signing pada format file APK menjadi tugas pengembang aplikasi Android. Karena kini proses signing ada di pihak Google, maka proses modifikasi atau perbaikan bug dalam aplikasi akan memakan waktu lebih lama dibanding sebelumnya.
Sebab, pengembang aplikasi tidak bisa langsung menerapkan perbaikan ke suatu aplikasi, dan harus melalui persetujuan Google terlebih dahulu.
Update lebih mudah
Meski demikian, pengembang akan diberikan kemudahan untuk urusan update/pembaruan aplikasi. Berkat sifat dinamis dari AAB, maka pembaruan aplikasi bisa digelontorkan ke perangkat spesifik yang telah ditentukan pengembang.
Hal ini berguna untuk melihat apakah aplikasi tersebut dilanda bug atau tidak, sebelum nantinya disebar ke seluruh perangkat yang mendukung.
Terkait format file AAB sendiri, Google mengklaim sudah ada lebih dari 1 juta aplikasi dan game yang sudah diplublikasikan di Google Play menggunakan format baru ini.
Termasuk beberapa aplikasi yang masuk di kategori 1.000 aplikasi dan game teratas Google Play, seperti Adobe, Duolingo, Gameloft, Netflix, redBus, Riafy, dan Twitter.
Baca juga: Google Tendang Pengembang Aplikasi yang Malas dari Play Store
Terkini Lainnya
- Cara Melihat Garis Lintang dan Bujur di Google Maps dengan Mudah dan Praktis
- Apa Itu Grok AI dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Tak Pakai Server Lokal, Google Didenda Rp 600 Juta di Rusia
- Huawei P50 dan P50 Pro Resmi Meluncur dengan HarmonyOS 2.0
- Google Tendang Pengembang Aplikasi yang Malas dari Play Store
- Perusahaan Baru Milik Pendiri OnePlus Luncurkan Produk Pertama
- Ikuti Instagram, Twitter Siapkan Fitur Belanja