1,3 Juta Data Pengguna Clubhouse Dilaporkan Bocor, Ini Kata CEO Clubhouse
KOMPAScom - Belakangan, kabar bocornya data pengguna media sosial marak terdengar. Setelah Facebook dan LinkedIn, kali ini giliran jutaan data pengguna aplikasi Clubhouse dilaporkan bocor.
Menurut laporan Cybernews ada sebanyak 1,3 juta data pengguna Clubhouse terpapar di internet. Laporan ini juga mengabarkan kasus bocornya data pengguna Facebook dan LinkedIn yang terjadi sebelumnya.
Adapun data yang diumbar mencakup nama, ID pengguna, handle Twitter dan Instagram, jumlah pengikut, waktu pembuatan akun, dan foto.
Baca juga: Data 533 Juta Pengguna Facebook Bocor, Termasuk Indonesia
Data-data tersebut merupakan data publik yang memang bisa dilihat secara terbuka oleh pengikut (followers) di akun pengguna. Tidak ada catatan data sensitif seperti informasi kesehatan, informasi keuangan, atau lokasi pengguna yang terekspos.
Jika diamati, jenis data yang diklaim bocor hampir mirip dengan data pengguna Facebook dan LinkedIn yang dilaporkan dijual di internet.
Kabar ini lantas dibantah oleh CEO Clubhouse, Paul Davidson dalam sebuah acara Town Hall Meeting.
"Tidak (ada kebocoran data), (kabar) ini menyesatkan dan keliru, artikel ini clickbait, kita tidak diretas," kata Davidson, dirangkum KompasTekno dari The Verge, Senin (12/4/2021).
This is misleading and false. Clubhouse has not been breached or hacked. The data referred to is all public profile information from our app, which anyone can access via the app or our API. #
— Clubhouse (@joinClubhouse) April 11, 2021
Menurut Davidson, semua data yang dilaporkan bocor bukanlah data rahasia yang sensitif, melainkan data publik yang memang terpampang di profil pengguna Clubhouse.
Data tersebut sejatinya bisa dilihat oleh para pengguna.
Sebelumnya, Microsoft selaku induk LinkedIn juga menepis dugaan adanya kebocoran data pengguna LinkedIn. Microsoft mengatakan tidak ada informasi pribadi yang bocor dan dijual di forum peretas.
Sementara Facebook, memiliki tanggapan sedikit berbeda. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu mengatakan bahwa data yang tersebar adalah "data lama" yang diperoleh dari celah keamanan tahun 2019 lalu.
Baca juga: Data 500 Juta Pengguna LinkedIn Bocor, Dijual Mulai Rp 30.000
Kesamaan dari ketiga kasus kebocoran data pengguna Facebook, LinkedIn, dan Clubhouse adalah menggunakan metode web scraping.
Metode ini mengandalkan software otomatis untuk mengekstrasi informasi publik yang diperoleh secara massal, kemudian data didistribusikan di forum online.
Meski merupakan informasi publik, data-data tersebut sejatinya bisa menjadi bahaya di tangan yang salah. Misalnya, e-mail yang bocor bisa menjadi sasaran phishing dan penipuan.
Kemudian akun media sosial yang bersifat publik bisa juga menjadi target rekayasa sosial yang merugikan pengguna.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Dituding Monopoli, Alibaba Didenda Rp 40,9 Triliun
- Telkomsel Gratiskan Telepon dan SMS bagi Korban Banjir NTT
- Elon Musk Pamer Video Monyet Main Game dengan Kekuatan Pikiran
- Xiaomi dan Oppo Siapkan Chip 5G Pesaing Snapdragon
- Ternyata Ini Alasan Apple Tak Mau Rilis Aplikasi iMessage di Android