Facebook Gugat Penjual "Like" dan "Followers" Palsu

- Facebook masih berjibaku dengan urusan penjual like, komentar dan follower palsu yang beredar di jejaringnya. Perusahaan media sosial ini kembali mengambil langkah hukum untuk menggugat para penjual tersebut.
"Kami mengajukan gugatan secara terpisah di Inggris dan Amerika Serikat," tulis Facebook dalam situs resminya. Menurut Facebook, pihak-pihak tergugat tidak memenuhi permintaan untuk diaudit.
Lewat tuntutannya, Facebook berharap akan bisa melakukan audit dan mendapat perintah pengadilan untuk memperkuat pemblokirannya terhadap developer terkait.
Baca juga: Twitch, Facebook Live, Instagram Live, dan YouTube Live Terancam Dilarang di Indonesia
Facebook mengatakan baru pertama kali mengajukan gugatan untuk pengembang di Inggris.
Adapun pengembang yang digugat Facebook Inc. dan Facebook Ireland adalah MobiBurn, OakSmart Technologies serta pendirinya, Fatih Haltas.
"MobiBurn mengumpulkan data pengguna dari Facebook dan perusahaan media sosial lain dengan membayar pengembang aplikasi untuk menginstal Software Development Kit (SDK) berbahaya di aplikasi mereka," jelas Facebook.
Lebih lanjut, Facebook menjelaskan, saat pengguna memasang aplikasi-aplikasi yang telah "disusupi" tadi, MobiBurn akan mengambil informasi dari perangkat dan meminta data dari Facebook, termasuk nama pengguna, zona waktu, alamat e-mail dan gender.
Menurut Facebook, MobiBurn tidak membahayakan Facebook, tapi mereka menggunakan SDK berbahaya untuk mengambil data pengguna. Facebook juga menggugat layanan engagement palsu bernama "Nakrutka" yang dioperasikan perusahaan Nikolay Holper.
Baca juga: Mengintip Pabrik Pemberi Like Palsu di Media Sosial
Menurut Facebook, Nakrutka menggunakan jaringan bot dan software otomasi untuk mendistribusikan like, komentar, views, dan followers palsu di Instagram. Mereka turut menjual layanan engagement palsu untuk pengguna Instagram di website berbeda.
Facebook mengatakan telah menon-aktifkan akun yang terkait dengan layanan Holper dan memberi peringatan bahwa Holper melanggar kebijakan platform. Gugatan terhadap Nakrutka diajukan oleh Facebook Inc dan Instagram LLC di San Francisco, AS.
Dihimpun KompasTekno dari Engadget, Senin (31/8/2020), ini bukan kali pertama Facebook memburu para penjual like dan komentar palsu. Sebelumnya, Facebook mengugat pengembang asal Spanyol dengan alasan serupa.
Baca juga: Facebook dan Instagram Gugat Penjual Like dan Akun Palsu
Pada tahun 2019, sebuah perusahaan pengembang software asal Selandia Baru juga digugat karena menjual layanan engagement palsu.
Di tahun yang sama, Facebook dan Instagram juga melayangkan gugatan ke pengadilan federal AS, ditujukan kepada empat perusahaan dan tiga orang yang berdomisili di China karena menjual akun, followers, dan like palsu.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Selain Fortnite, Semua Game Epic Lenyap dari App Store
- Elon Musk Pamer Implementasi Chip yang Ditanam dalam Otak
- Tuntutan RCTI soal Live di Medsos Harus Berizin Dinilai Tidak Masuk Akal
- Jika Gugatan RCTI Dikabulkan, Facebook, Google, dkk Akan Diawasi KPI?
- Gugatan RCTI soal Live di Medsos: Sikap KPI dan Komentar Masyarakat