Sengketa Apple-Qualcomm dan Masa Depan Keduanya
- Keputusan Apple menggunakan chipset mobile buatan Intel dan Mediatek pada prototipe produk barunya membuat Qualcomm berang.
Qualcomm kembali melayangkan gugatan kepada Apple di pengadilan negara bagian California, San Diego, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (1/11/2017) lalu. Produsen chipset ini menuduh Apple memberikan Intel akses kepada teknologi Qualcomm. Intel sendiri adalah kompetitor Qualcomm di pasar chipset.
Tuduhan tersebut dilayangkan Qualcomm lantaran Apple tidak memisahkan karyawan sesuai dengan pengalaman mereka bekerja. Beberapa karyawan yang pernah bekerja di perangkat berteknologi Qualcomm, turut andil dalam mengembangkan perangkat baru ber-chipset Intel.
Inilah yang menimbulkan kecurigaan Qualcomm kepada Apple. Seperti dikutip KompasTekno dari Techcrunch, Minggu (5/11/2017), Qualcomm khawatir teknologi yang selama ini mereka jaga bisa bocor ke Intel lewat pekerja Apple.
Baca: Batal Damai, Apple akan Tinggalkan Qualcomm?
Perselisihan antara dua perusahaan teknologi ini sudah berlangsung sejak awal tahun. Gugatan pertama dilayangkan oleh Apple, terkait tudingan kepada Qualcomm atas kecurangan dalam biaya lisensi dan persoalan paten.
Gugatan tersebut kemudian dibalas oleh Qualcomm. Pada April 2017, Qualcomm mengajukan gugatan kepada Apple terkait ketidakmampuan dan tidak transparannya Apple dalam menggunakan chipset buatannya.
Pertengahan Oktober 2017, Qualcomm mengirim sinyal baik untuk kembali rujuk dengan Apple, namun pernyataan tersebut dimentahkan oleh Apple dengan memilih Intel dan Mediatek sebagai pemasok chip baru.
Masa depan Qualcomm - Apple
The Wall Street Journal telah mengeluarkan analisis bahwa Qualcomm akan banyak dirugikan terkait konflik yang terjadi. The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Qualcomm akan kehilangan pendapatan hingga 13 persen jika Apple benar-benar memutus kontraknya sebagai pemasok chipset.
Apple selama ini disebut-sebut sebagai salah satu klien terbesar Qualcomm, namun hal ini dibantah oleh pabrikan chipset itu. Qualcomm menyebut bahwa perusahaan besutan Steve Jobs itu bukanlah klien utama.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan naiknya harga saham Qualcomm sebanyak 3,8 persen menjadi 55,47 dollar AS atau Rp 747.000 per lembarnya di bursa saham New York, AS di hari gugatan dilayangkan. Demikian pula dengan Apple yang berubah di angka 167,85 dollar AS atau Rp 2,2 juta per lembarnya.
Sembari menunggu putusan pengadilan, baik Apple dan Qualcomm terus melakukan pengembangan dan kerja sama strategis dengan mitra lain. Jika pun harus berpisah, Apple maupun Qualcomm diharapkan masih bisa meneruskan bisnis dengan semestinya.
Terkini Lainnya
- MacOS Sequoia Sudah Bisa Diunduh, Ini Daftar Mac yang Kebagian
- Smartphone Lava Blaze 3 5G Meluncur dengan LED Flash Vibe Light
- iOS 18 Resmi Dirilis Tanpa Apple Intelligence, Ini iPhone yang Kebagian
- Sudah Tersedia, Ini 2 Cara Update iOS 18 di iPhone dan Fitur-fiturnya
- iPhone 16 Pro "Sultan" Dijual Rp 163 Juta, Apa Istimewanya?
- Apple Fanboy Ternyata Enggak Buru-buru Ganti iPhone Baru
- 3 Cara Mencegah Panggilan Tidak Dikenal di HP dengan Mudah dan Praktis
- Cara Login WhatsApp Web dengan Nomor HP, Mudah dan Praktis
- 1 Juta Android TV Box Terinfeksi Malware "Vo1d", Indonesia Terdampak
- AWS Cloud Percepat Inovasi Perbankan Digital di Indonesia
- 2 Cara Ganti Password Gmail dengan Nomor HP yang Tidak Aktif, Mudah dan Praktis
- Cara Bikin Absen lewat Google Form dengan Mudah dan Praktis
- Game Legendaris Flappy Bird Akan Kembali Setelah 10 Tahun Menghilang
- Jenis-jenis Aplikasi yang Harus Dihapus di HP Android biar Memori Tidak Cepat Penuh
- Xiaomi Redmi 14R Meluncur dengan Snapdragon 4 Gen 2, mulai Rp 2 Jutaan