Google Rilis Gemini 2.5 Flash, Model AI yang Irit Daya dan Kencang

- Google resmi merilis Gemini 2.5 Flash, model AI terbaru ini fokus pada efisiensi daya dan kecepatan. Model AI ini dirancang untuk memberikan kinerja tinggi namun dengan biaya operasional yang lebih rendah.
Gemini 2.5 Flash disebut akan segera hadir di Vertex AI, platform pengembangan kecerdasan buatan milik Google. Di sana, pengembang bisa menyesuaikan kecepatan, akurasi, dan biaya pemrosesan sesuai kebutuhan.
Menurut Google, model ini menawarkan komputasi yang “dinamis dan dapat dikendalikan”. Fitur ini memungkinkan penyesuaian beban kerja berdasarkan kompleksitas permintaan.
Dengan begitu, pengembang dapat menyeimbangkan performa dan efisiensi biaya secara fleksibel.
“Fleksibilitas ini merupakan kunci untuk mengoptimalkan performa Flash dalam aplikasi bervolume tinggi dan sensitif terhadap biaya,” tulis Google dalam blog resmi, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Kamis (10/4/2025).
Baca juga: Gemini Live Hadir di 4 HP Android Ini, Bawa Visual Real-Time dan Screen Sharing
Gemini 2.5 Flash merupakan model AI “reasoning” atau penalaran, mirip seperti o3-mini milik OpenAI dan DeepSeek R1. Model seperti ini dirancang untuk menjalankan proses berpikir yang lebih kompleks dibanding model biasa.
Artinya, Gemini 2.5 Flash menganalisis dan melakukan verifikasi informasi terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban. Pendekatan ini membuatnya lebih mengedepankan akurasi, meskipun bisa sedikit mengorbankan kecepatan.
Google menyebut model Gemini 2.5 Flash sangat ideal digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan "volume tinggi" dan penggunaan real-time. Beberapa contohnya seperti chatbot layanan pelanggan atau sistem penguraian dokumen (document parsing).
Dinilai ideal
Dalam posting blognya, Google menyebut Gemini 2.5 Flash sebagai "workhorse" atau kuda pekerja. Istilah ini menggambarkan bahwa model tersebut dirancang untuk bekerja secara andal dan konsisten dalam menangani beban kerja berat di berbagai situasi.
Google juga menekankan bahwa model ini dioptimalkan secara khusus untuk latensi (waktu respons cepat) dan biaya operasional yang rendah.
Oleh karena itu, 2.5 Flash dinilai ideal untuk digunakan dalam asisten virtual yang cepat merespons serta alat peringkasan informasi secara real-time, terutama dalam konteks penggunaan berskala besar.
“Ini adalah mesin ideal untuk asisten virtual responsif dan alat ringkasan real-time, di mana efisiensi dalam skala besar sangat krusial,” ujar Google. Fokusnya adalah menciptakan performa tinggi dalam konteks penggunaan sehari-hari yang padat dan cepat.
Peluncuran Gemini 2.5 Flash dilakukan di tengah tren meningkatnya biaya penggunaan model AI canggih. Model seperti ini menawarkan alternatif yang lebih ringan secara biaya, meskipun mungkin mengorbankan sedikit akurasi.
Baca juga: Daftar Chatbot AI yang Kumpulkan Data Pribadi Paling Banyak
Namun, Google tidak menerbitkan laporan teknis untuk model 2.5 Flash. Hal ini mempersulit publik untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan AI tersebut secara menyeluruh.
Google sebelumnya menyampaikan kepada TechCrunch bahwa mereka memang tidak merilis laporan untuk model yang masih dikategorikan “eksperimental”. Pernyataan ini memperjelas alasan di balik minimnya informasi teknis terkait model 2.5 Flash.
Google juga mengumumkan bahwa model Gemini, termasuk 2.5 Flash, akan tersedia untuk lingkunan on-premise. Rencana ini dijadwalkan dimulai pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2025.
Adapun model AI Gemini tersebut nantinya akan dijalankan di Google Distributed Cloud (GDC), solusi on-prem milik Google yang ditujukan untuk perusahaan dengan standar tata kelola data tinggi.
Google turut mengumumkan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan Nvidia untuk menghadirkan model Gemini di sistem Nvidia Blackwell. Perangkat ini nantinya dapat dibeli langsung melalui Google atau saluran resmi mereka.
Terkini Lainnya
- Google Rilis Gemini 2.5 Flash, Model AI yang Irit Daya dan Kencang
- iPhone 16 Resmi Dijual di Indonesia Besok, Gerai iBox Tutup Cepat Hari Ini
- Nvidia Akhirnya Boleh Jual Chip AI Lagi ke China Setelah Rayu Trump
- Samsung Galaxy A26 5G Resmi di Indonesia, Ini Harganya
- 6 Cara Hentikan Telepon Pinjol yang Mengganggu di iPhone dan Android
- Arti Kata “Stecu”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- Pengguna iOS 18.4 Kini Tidak Bisa Downgrade OS Lagi
- Cara Memasukkan Musik di Status WhatsApp di iPhone
- Setelah 15 Tahun, Instagram Akhirnya Siapkan Aplikasi Khusus iPad
- Mau Beli iPhone 16? Pertimbangkan 8 Hal Ini Dulu
- Cara Mengaktifkan MFA ASN Digital di asndigital.bkn.go.id untuk PNS dan PPPK
- Saham Apple Naik 15 Persen setelah Pengumuman Tarif Trump
- Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto "Menghijau"
- 5 HP Samsung Ini Tak Akan Lagi Dapat Update Software
- Gemini Live Hadir di 4 HP Android Ini, Bawa Visual Real-Time dan Screen Sharing
- Nvidia Akhirnya Boleh Jual Chip AI Lagi ke China Setelah Rayu Trump
- Saham Apple Naik 15 Persen setelah Pengumuman Tarif Trump
- Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto "Menghijau"
- Arti Kata “Stecu”, Bahasa Gaul yang Lagi Viral di TikTok
- Link dan Cara Cek Penerima PIP Kemendikbud 2025 Online, Cair Hari Ini