cpu-data.info

Saham Apple Naik 15 Persen setelah Pengumuman Tarif Trump

Ilustrasi Apple store.
Lihat Foto

- Saham Apple naik lebih dari 15 persen setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan baru tarif impor pada Rabu (9/4/2025) waktu AS.

Kenaikan harga saham Apple ini terjadi di tengah respons pasar terhadap penundaan penerapan tarif global dan kemungkinan pengecualian bagi sejumlah perusahaan teknologi, termasuk Apple.

Dikutip dari 9to5Mac, Apple memulai perdagangan pada Rabu dengan harga saham pembukaan di angka 171,95 dollar AS.

Nilai ini disebut sebagai salah satu yang paling rendah di tengah panasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam beberapa hari terakhir.

Namun, setelah muncul kabar bahwa penerapan tarif global paling berat akan ditunda selama 90 hari, saham Apple langsung meroket dan ditutup di angka 198,85 dollar AS.

Baca juga: Trump Tunda Tarif Impor, Pasar Kripto Menghijau

Meski begitu, nilai saham Apple masih belum sepenuhnya pulih ke posisi semula. Sebelum isu tarif mencuat, harga saham Apple disebut sempat berada di atas 200 dollar AS.

Kebijakan penundaan tarif selama tiga bulan tersebut dinilai menjadi faktor utama yang mendorong naiknya saham Apple.

Selain itu, pernyataan Donald Trump soal kemungkinan pemberian pengecualian tarif untuk sejumlah perusahaan AS juga ikut meningkatkan optimisme pasar.

Pasalnya, perusahaan-perusahaan dengan operasi global seperti Apple dinilai menjadi yang paling terdampak dalam situasi semacam ini.

Dengan adanya kemungkinan pengecualian tarif Trump, Apple setidaknya bisa terhindar dari beban tarif impor tambahan.

Kemungkinan pengecualian tarif

Apple sendiri sebelumnya pernah mendapatkan pengecualian tarif pada masa pemerintahan Trump yang pertama. Oleh karena itu, analis menilai, besar kemungkinan Apple akan kembali memperoleh perlakuan serupa.

Baca juga: Gara-gara Tarif Trump, Apple Fanboy Berbondong-bondong Beli iPhone Baru

Walaupun belum ada keputusan resmi dari pemerintah AS, komentar Trump soal kemungkinan pengecualian tarif dinilai dapat meringankan beban perusahaan di AS, termasuk Apple, dari tarif impor tambahan.

Apalagi, perusahaan asal Cupertino, California, AS itu memang sangat bergantung pada rantai pasokan yang berbasis di China. Inilah yang membuat Apple dinilai paling rentan terhadap dampak tarif dagang.

Sebagaimana ditulis Annie Linskey untuk The Wall Street Journal, pada Rabu (9/4/2025)  waktu Amerika Serikat, Presiden Trump menyampaikan bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memberi pengecualian tarif kepada sejumlah perusahaan di AS.

“Ada beberapa perusahaan yang terdampak cukup berat. Ada perusahaan yang karena sifat usahanya, terkena lebih besar. Kami akan mempertimbangkan hal itu,” ujar Trump sebagaimana dirangkum KompasTekno dari 9to5Mac, Kamis (10/4/2025).

Baca juga: Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone dari India dan China ke AS

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga secara langsung menyebut nama Apple saat membicarakan rencana pembangunan pabrik di AS. Ia mengatakan bahwa perusahaan akan menginvestasikan 500 miliar dollar AS untuk membangun fasilitas produksi dalam negeri.

“Lihat Apple, mereka akan menginvestasikan 500 miliar dolar untuk membangun pabrik. Mereka tidak akan melakukannya jika saya tidak memberlakukan kebijakan ini,” kata Trump

Dirinya turut menambahkan bahwa jika tidak ada tekanan tarif, Apple mungkin akan terus membangun pabriknya di China. Menurut Trump, ketergantungan semacam itu tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat