cpu-data.info

Nvidia Akhirnya Boleh Jual Chip AI Lagi ke China Setelah Rayu Trump

Gambar Nvidia Headquarter
Lihat Foto

- Perusahaan semikonduktor dan pembuat kartu pengolah grafis (GPU), Nvidia, mendapat izin dari pemerintahan Donald Trump untuk tetap dapat menjual chip ke China.

Ini terjadi di tengah perang tarif impor antara Amerika Serikat dan China yang terjadi dalam seminggu belakangan.

Menurut laporan NPR, rencana pembatasan ekspor chip AI canggih buatan Nvidia (H20) ke China yang konon sudah disusun selama berbulan-bulan, dilaporkan dibatalkan.

Keputusan ini muncul usai CEO Nvidia Jensen Huang menghadiri jamuan makan malam eksklusif di resor mewah "Mar-a-Lago" milik Trump yang terletak di Palm Beach, Florida, pekan lalu.

Acara di itu disebut-sebut mematok tiket sebesar 1 juta dollar AS (sekitar Rp 16,77 miliar) per kepala.

Chip Nvidia H20 ini adalah satu-satunya chip AI canggih yang masih legal dijual ke China, tapi dengan ketentuan ekspor yang ketat.

Baca juga: Intel Menyerah dari Pasar GPU High-End, Tumbang dari Nvidia dkk?

Sebelumnya, pemerintahan Trump dikabarkan tengah menyiapkan larangan baru terhadap penjualan chip H20 ke China. Menurut laporan Reuters, ide untuk membatasi pengiriman chip H20 ke China ini sudah muncul sejak era pemerintahan Presiden Joe Biden.

Namun, menurut dua sumber yang mengetahui rencana ini, setelah acara makan malam tersebut, Gedung Putih mendadak mengurungkan niatnya.

CEO Nvidia Jensen Huang saat menjadi keynote speaker dalam ajang Indonesia AI Day yang digelar Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Ballroom The Tribata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis (14/11/2024).
/ Reska K. Nistanto CEO Nvidia Jensen Huang saat menjadi keynote speaker dalam ajang Indonesia AI Day yang digelar Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Ballroom The Tribata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis (14/11/2024).
Sumber menyebutkan Nvidia "merayu" Trump dengan menjanjikan investasi baru untuk pembangunan pusat data AI di Amerika Serikat. Ini diduga menjadi alasan kuat rencana pembatasan chip Nvidia H20 itu diurungkan.

Keputusan Trump untuk membatalkan pembatasan ekspor ini bisa jadi memberi angin segar bagi pasar teknologi di China.

Pasalnya, meski chip Nvidia H20 telah dimodifikasi agar tidak terlalu canggih demi memenuhi aturan ekspor, performanya disebut masih jauh lebih unggul dibanding chip buatan lokal China.

Chip H20 ini dirancang khusus untuk proses inference, yakni bagian penting dari cara kerja model AI seperti chatbot DeepSeek buatan China, serta berbagai agen AI lain seperti yang dikembangkan Meta dan OpenAI.

Inferensiasi (dari kata dasar inference dalam bahasa Inggris) adalah proses ketika model AI yang sudah dilatih digunakan untuk menghasilkan prediksi atau jawaban berdasarkan data baru yang diberikan.

Chip ini populer di perusahaan AI. Ini terlihat dari permintaan terhadap chip H20 melonjak tajam sejak awal tahun ini, seiring meningkatnya kebutuhan startup China seperti DeepSeek yang mengembangkan model AI murah meriah.

Baca juga: Nvidia Rilis GPU Blackwell Ultra untuk Dukung AI Reasoning

Ketika rencana pembatasan teredus, perusahaan-perusahaan teknologi China seperti ByteDance, Alibaba, dan Tencent disebut memesan chip H20 dari Nvidia senilai lebih dari 16 miliar dollar AS (sekitar Rp 268,4 triliun) sebagai bentuk antisipasi, menurut laporan The Information.

Namun kini, rencana tersebut dibatalkan. Di samping itu, Presiden Trump kini dilaporkan tengah gencar membongkar kebijakan teknologi era Biden, termasuk CHIPS Act yang sebelumnya memberikan subsidi puluhan miliar dollar AS untuk memperkuat rantai pasok semikonduktor di dalam negeri.

Trump kini membentuk kantor investasi baru yang akan mengambil alih peran program tersebut.

Namun, tak semua pihak senang dengan keputusan ini. Anggota Kongres Raja Krishnamoorthi menyayangkan langkah mundur pemerintah dalam mengontrol ekspor chip canggih.

"Setiap hari kita gagal membatasi ekspor chip seperti H20, adalah kesempatan bagi lawan-lawan kita untuk memperkuat diri," kata Krishnamoorthi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari NPR, Kamis (10/4/2025).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat