Sengketa ARM vs Qualcomm, Pengadilan Putuskan Qualcomm Tidak Melanggar Lisensi

- Sengketa hukum antara perusahaan perancang semikonduktor, ARM, dan perusahaan semikonduktor Qualcomm memasuki babak baru.
Pengadilan federal Delaware yang memproses sengketa hukum kedua perusahaan ini menetapkan bahwa Qualcomm tidak melanggar lisensi ARM. Kesimpulan itu diketok palu pada Jumat (20/12/2024) waktu Amerika Serikat.
Dalam kasus ini, ARM menuduh Qualcomm melanggar lisensi teknologi miliknya, yang didapat dari Nuvia. Nuvia adalah perusahaan chip asal AS yang diakuisisi oleh Qualcomm pada tahun 2021.
Sebelum diakuisisi oleh Qualcomm, Nuvia dilaporkan memegang lisensi arsitektur ARM untuk membuat CPU server. CPU jenis ini digunakan dalam pusat data, cloud computing, dan infrastruktur internet global.
Baca juga: Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
Setelah diakuisisi oleh Qualcomm, Nuvia menggunakan lisensi arsitektur ARM tersebut untuk mengembangkan chip mobile, dengan melahirkan inti CPU Oryon.
CPU Oryon ini kemudian ditanamkan di Snapdragon X Elite, chip untuk perangkat laptop. Qualcomm menjual chip ini ke perusahaan seperti HP Inc. dan Microsoft Corp.
Menurut klaim ARM, perjanjian kesepakatan pihaknya dengan Nuvia seharusnya didiskusikan lagi setelah Nuvia dibeli Qualcomm. Sebab, lisensi untuk CPU server dan CPU mobile memiliki struktur royalti yang berbeda.
Karena itu, ARM meminta Qualcomm menghancurkan desain yang dihasilkan Nuvia usai diakuisisi, alias CPU Oryon tersebut.
Di sisi lain, Qualcomm berdalih pihaknya memiliki lisensi umum yang terpisah dengan Nuvia untuk memakai desain semikonduktor rancangan ARM.
Adapun hakim yang menangani kasus ini, yakni Maryellen Noreika, menilai bahwa Qualcomm tidak melanggar ketentuan perjanjian yang diperoleh setelah mengakuisisi Nuvia dan tanpa tambahan biaya lisensi.
Soal apakah Nuvia melanggar lisensi ARM sendiri masih belum gamblang. Oleh karena itu, hakim menyatakan bahwa perkara ini bisa dibahas dalam sidang lain.
Menanggapi keputusan hakim atas kasus ini, ARM menyatakan kecewa dan berencana mengajukan sidang ulang.
"Kami kecewa karena juri tidak dapat mencapai konsensus atas klaim kami," kata ARM dalam sebuah pernyataan, dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Senin (23/12/2024).
Baca juga: Daftar 64 Chip Qualcomm yang Bikin HP Android Rentan Kena Hack
Kasus ini pertama kali dibawa ke pengadilan oleh ARM pada tahun 2022.
Dalam gugatannya, ARM meminta pengadilan memaksa Qualcomm untuk menghancurkan desain chip yang dikembangkan oleh Nuvia.
Terkini Lainnya
- Bocoran Harga HP Tipis Samsung Galaxy S25 Edge Mencuat
- Grab Umumkan Bonus Hari Raya (BHR) untuk Mitra Pengemudi
- iPhone Lipat Disebut Rilis Tahun Depan, Ini Bocoran Harganya
- Apa Itu Facebook Pro yang Disebut Bisa untuk Menambah Penghasilan?
- Sudah Dapat TKDN, Kenapa iPhone 16 Belum Dirilis di Indonesia? Ini Alasannya
- Elon Musk Ganti ASN yang Kena PHK dengan Chatbot AI
- Sejarah dan Perkembangan QR Code dalam Dunia Digital
- Cara Membuat Font Dom Jatim yang Lagi Viral di Media Sosial
- Foto Profil WhatsApp Grup Bisa Pakai Gambar Olahan Meta AI
- Apa Itu Font Dom Jatim yang Viral di Medsos? Begini Artinya
- Selamat Tinggal "Storage" 64 GB di iPhone dan iPad!
- Bos Ericsson: Indonesia Perlu "Refarming" Spektrum Mid-band untuk 5G
- China Bikin Agen AI Manus, Bisa Bekerja Bebas Tanpa Instruksi Tambahan
- Memegang Realme 14 Pro Langsung di Barcelona, HP dengan Cangkang Unik
- 12 HP Android Terbaru yang Rilis di Indonesia, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
- Ketika WhatsApp Jadi "Rumah" untuk Chatbot AI
- Daftar HP Android yang Tak Bisa Pakai WhatsApp mulai 1 Januari 2025
- Albania Blokir TikTok Selama Setahun mulai 2025
- ChatGPT Terbukti Melanggar, OpenAI Didenda Rp 252 Miliar
- Inikah Harga iPhone 16 Resmi di Indonesia?