Hati-hati, Ini Dia Risiko Pakai Password Sama di Banyak Akun Media Sosial
- Pernahkah Anda merasa lebih praktis menggunakan password yang sama untuk berbagai akun media sosial?
Meskipun terlihat praktis, kebiasaan ini bisa menjadi ancaman serius bagi keamanan digital Anda. Dengan semakin canggihnya teknik peretasan, menggunakan satu password untuk banyak akun ibarat memberikan kunci utama kepada pencuri untuk mengakses seluruh media sosial Anda.
Maka dari itu Anda disarankan untuk menggunakan password dengan pola berbeda. Bagi Anda yang masih terbiasa menggunakan password sama di beberapa akun, selengkapnya KompasTekno merangkum beberapa risiko ancaman siber yang perlu Anda ketahui.
Baca juga: Contoh Password yang Kuat dan Tips Membuatnya agar Akun Tak Gampang Dibobol
Rentan terhadap serangan credential stuffing
Dilansir dari laman Best Reviews, credential stuffing adalah metode serangan yang sering digunakan peretas. Peretas akan mencoba login dengan data akun yang sudah dicuri dari satu platform ke platform lain.
Jika Anda memakai password yang sama untuk berbagai akun, itu berarti Anda menciptakan satu titik lemah yang mudah dimanfaatkan.
Jika satu akun berhasil diretas, akun-akun lainnya yang menggunakan password sama juga akan mudah diakses. Hasilnya, informasi pribadi dan data sensitif Anda bisa tersebar luas tanpa Anda sadari.
Risiko pencurian identitas dan keuangan
Pengguna yang menggunakan password yang sama juga meningkatkan risiko pencurian identitas dan data keuangan.
Misalnya, jika seorang peretas berhasil masuk ke akun belanja online Anda yang menyimpan detail pembayaran, mereka bisa saja mengakses akun perbankan Anda yang menggunakan password serupa.
Hal ini bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar, bahkan penipuan atas nama Anda. Dengan konektivitas antarlayanan digital saat ini, kebocoran di satu akun bisa berakibat fatal ke akun lainnya.
Risiko kebocoran data di platform lainnya
Kebocoran data semakin sering terjadi, dan password yang sama di berbagai akun memperbesar risiko. Ketika sebuah platform mengalami kebocoran, peretas biasanya mendapatkan database besar berisi username dan password.
Mereka kemudian mencoba data ini di berbagai platform lain, memanfaatkan kebiasaan pengguna yang sering kali menggunakan password yang sama. Akibatnya, akun-akun penting Anda bisa dengan mudah diretas.
Baca juga: 4 Cara Ganti Password Gmail dengan Mudah untuk Berbagai Kondisi
Tips agar password tidak mudah dibobol
Gunakan password yang unik dan kompleks
Hindari menggunakan password sederhana atau kata-kata yang mudah ditebak seperti "123456", "password", atau tanggal lahir. Buat password yang panjang (minimal 12 karakter) dengan kombinasi:
- Huruf besar dan kecil
- Angka
- Simbol atau karakter khusus seperti @, #, atau $
- Contohnya: L@nt@iB1ru2024!
Password yang kompleks membuat peretas membutuhkan waktu lebih lama untuk menebaknya, bahkan dengan alat otomatis.
Gunakan password manager
Aplikasi password manager seperti LastPass, 1Password, atau Bitwarden memudahkan Anda menyimpan dan mengelola password dengan aman. Dengan password manager, Anda cukup mengingat satu password utama, sementara aplikasi akan secara otomatis menyimpan dan mengisi password untuk berbagai akun Anda.
Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
Fitur autentikasi dua faktor memberikan lapisan keamanan tambahan. Selain memasukkan password, Anda perlu memasukkan kode unik yang dikirimkan ke ponsel atau email Anda.
Terkini Lainnya
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal
- Fungsi Rumus AVERAGE dan Contoh Penggunaannya
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- CEO Nvidia Jensen Huang Ditanya Manfaat AI untuk Timnas Indonesia, Ini Jawabannya
- Sebut "AI adalah Masa Depan", CEO Nvidia Jensen Huang Beri Pesan untuk Anak Muda Indonesia
- CEO Nvidia Jensen Huang: Orang Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI
- Bos Nvidia Jensen Huang Beri Pesan Penting soal Krusialnya AI bagi Indonesia
- Indonesia Disebut Punya Data Center AI Terbesar Kedua di Asia Tenggara